Ada orang menganggap hidup ini tidak berarti
Ya itu karena dia tidak memberi arti pada kehidupan ini
.
Atau ada orang yang memberi arti. Namun arti yang diberikan buruk, jelek, dan tidak memberdayakan
.
Ada orang yang bertanya pada 3 filsuf yang berbeda
.
Filsuf pertama ditanya apa kehidupan itu
Dia menjawab, kehidupan ini manis. dalam arti kenyataan kenyataan atau realitas realitas yang ia temui penuh dengan suka cita. Kebahagiaan, kesenangan, kepuasan, kenyamanan dllnya
.
Filsuf kedua di tanya
Dia menjawab, kehidupan ini pahit. Dalam arti dia melihat kehidupan ini penuh penderitaan, kesusahan, kesialan, kesedihan, dllnya
.
Filsuf ketiga di tanya
Dia menjawab, kehidupan ini asem/kecut. Dalam arti dia melihat kehidupan banyak hal hal konyol yang membuat mengernyitkan dahi. Melihat tingkah laku banyak orang, fenomena, atau lainnya
.
Artinya ketiga filsuf mengatakan kebenaran tidak mewakili kebenaran objektif tentang kehidupan. Dia benar mengemukakan kebenaran itu. Cuma versi nya dia, sisi nya dia saja,kacamata nya dia. Artinya kebenaran itu tidak mutlak dia bersifat subjektif
.
Nah bayangkan kalau kita hanya belajar dari satu guru, satu aliran, satu pemahaman, atau satu orang saja. Maka kita mengetahui hidup ya hanya satu sisi itu saja. Lalu kita pasti Berjalan di realitas yang kita ketahui itu dan kita yakini itu.
.
Kehidupan itu adil memberikan jawaban dari apa yang kita yakini atau ketahui saja. Jadi realitas yang kita hadapi sekarang itu sejati nya manifestasi dari dalam diri. Dari mindset, keyakinan, sikap maupun pemikiran kita. Yang semua itu tentu dipengaruhi oleh dunia luar yaitu lingkungan kita dan orang orang yang kita temui
.
.
Untuk mendapatkan artikel menarik seputar self improvement silahkan kunjungi masukke369.wordpress.com dan gabung di channel telegram Istana Pengetahuan