- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Selain Ekolokasi, Paus Orca Punya 2 Lagi!
TS
ikhwan.abas
Selain Ekolokasi, Paus Orca Punya 2 Lagi!

Tangkapan layar (instagram.com/love_aquarium7)
Paus pembunuh terkenal dengan warna hitamnya yang dihiasi oleh bercak putih pada mata dan bagian tubuh lainnya. Warnanya yang cantik tidak semerta-merta membuatnya menjadi jinak, ya. Seolah sejalan dengan namanya, dia adalah mimpi buruk bagi setiap makhluk lautan.
Walaupun begitu bengis, sangat jarang terjadi penyerangan terhadap manusia. Itu karena orca lebih mudah dijumpai pada perairan yang lebih dingin seperti Antartika, Norwegia, dan Alaska.
Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, para ahli dan peneliti terkemuka di dunia semakin gencar dalam mempelajari paus pembunuh ini hingga ke bagian yang paling kecil. Termasuk didalamnya mempelajari tentang bunyi-bunyian yang mereka keluarkan.
Yang menarik adalah, ternyata ekolokasi yang kamu ketahui selama ini, hanya salah satu dari tiga vokalisasi yang mereka gaungkan. Seperti dilansir dari orcalab, sejatinya paus pembunuh memiliki 3 tipe variasi gelombang suara, lho. Intip informasi selengkapnya dibawah ini, gansis!
1. Clicks
Vokalisasi yang pertama adalah bunyi ‘klik.’ Seperti halnya cara kerja peranti sonar, gelombang suara ini digunakan oleh orca untuk memetakan lingkungan atau ekolokasi tadi.
Mereka mengandalkan gelombang Clicksdalam menemukan sumber makanan atau untuk menemukan paus lain di sekitarnya. Gelombang suara tersebut dapat memantul kembali dan memberikan informasi kepada mereka setelah membentur objek-objek di lautan.
2. Whistles (peluit)
Adalah sebuah continuous tone atau nada panjang yang keluarkan oleh paus pembunuh selama beberapa detik.
Untuk apa kegunaan dari vokalisasi ini? entahlah, karena belum ada penelitian lebih lanjut mengenai bunyi Whistles.
3. Pulsed calls (panggilan berdenyut)
Sebuah sinyal yang memiliki pola yang berdenyut adalah tipe vokalisasi selanjutnya. Menurut Dr. Jhon Ford dari Whashington State dan British Columbia, Orca memiliki panggilan yang berbeda-beda untuk setiap pod (kelompok).
Layaknya sebuah perbedaan budaya dan bahasa di Indonesia, paus pembunuh pun memiliki perbedaan yang hampir serupa. Penemuan Ford mengabarkan bahwa setiap pod memiliki dialek atau logatnya tersendiri.
Artinya setiap pod memiliki pola pulsed calls yang berbeda-beda. Gelombang berdenyut itu digunakan untuk mengidentifikasi kelompoknya masing-masing.
Selain itu, seperti yang dilansir dari national geographic, setiap pod memiliki anggota lebih dari 40 individu, dan 40 member itu terbagi kembali menjadi dua bagian, resident dan transient.
Lantas apa perbedaan diantara keduanya? Jika dilihat dari mangsa yang mereka buru, pod resident cenderung untuk berburu ikan sedangkan pod transient lebih menyukai mamalia laut.
Jika di darat ada beruang kutub dengan tubuh dan kekuatan besarnya, maka di laut ada paus pembunuh yang menakutkan lagi ditakuti oleh makhluk air lainnya. Dia bagai sang raja lautan dengan tidak adanya predator yang bisa menyainginya, bahkan Great White Shark alias hiu putih pun masuk dalam daftar menu makanannya.
Orca adalah keluarga lumba-lumba

Hal menarik lainnya, pernahkah kamu terpikir bahwa kemiripan fisik paus pembunuh lebih condong kepada lumba-lumba dari pada paus? Ya karena dia adalah bagian dari keluarga delphinidae. Tidak seperti informasi yang beredar selama ini yang menyebut orca adalah keluarga paus bergigi.
Si pembunuh dan lumba-lumba seperti anak kembar. Tubuh mereka sama-sama padat dan dirancang untuk membuat pergerakan lebih efisien dan aerodinamis.
Namun hal yang perlu digaris bawahi, lumba-lumba adalah mamalia yang ramah. Mereka lebih jinak dan bersahabat dengan manusia. Bahkan kerapkali penulis melihat mereka berkolaborasi bersama manusia dalam sebuah pertunjukan.
Walaupun begitu bengis, sangat jarang terjadi penyerangan terhadap manusia. Itu karena orca lebih mudah dijumpai pada perairan yang lebih dingin seperti Antartika, Norwegia, dan Alaska.
Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, para ahli dan peneliti terkemuka di dunia semakin gencar dalam mempelajari paus pembunuh ini hingga ke bagian yang paling kecil. Termasuk didalamnya mempelajari tentang bunyi-bunyian yang mereka keluarkan.
Yang menarik adalah, ternyata ekolokasi yang kamu ketahui selama ini, hanya salah satu dari tiga vokalisasi yang mereka gaungkan. Seperti dilansir dari orcalab, sejatinya paus pembunuh memiliki 3 tipe variasi gelombang suara, lho. Intip informasi selengkapnya dibawah ini, gansis!
1. Clicks
Vokalisasi yang pertama adalah bunyi ‘klik.’ Seperti halnya cara kerja peranti sonar, gelombang suara ini digunakan oleh orca untuk memetakan lingkungan atau ekolokasi tadi.
Mereka mengandalkan gelombang Clicksdalam menemukan sumber makanan atau untuk menemukan paus lain di sekitarnya. Gelombang suara tersebut dapat memantul kembali dan memberikan informasi kepada mereka setelah membentur objek-objek di lautan.
2. Whistles (peluit)
Adalah sebuah continuous tone atau nada panjang yang keluarkan oleh paus pembunuh selama beberapa detik.
Untuk apa kegunaan dari vokalisasi ini? entahlah, karena belum ada penelitian lebih lanjut mengenai bunyi Whistles.
3. Pulsed calls (panggilan berdenyut)
Sebuah sinyal yang memiliki pola yang berdenyut adalah tipe vokalisasi selanjutnya. Menurut Dr. Jhon Ford dari Whashington State dan British Columbia, Orca memiliki panggilan yang berbeda-beda untuk setiap pod (kelompok).
Layaknya sebuah perbedaan budaya dan bahasa di Indonesia, paus pembunuh pun memiliki perbedaan yang hampir serupa. Penemuan Ford mengabarkan bahwa setiap pod memiliki dialek atau logatnya tersendiri.
Artinya setiap pod memiliki pola pulsed calls yang berbeda-beda. Gelombang berdenyut itu digunakan untuk mengidentifikasi kelompoknya masing-masing.
Selain itu, seperti yang dilansir dari national geographic, setiap pod memiliki anggota lebih dari 40 individu, dan 40 member itu terbagi kembali menjadi dua bagian, resident dan transient.
Lantas apa perbedaan diantara keduanya? Jika dilihat dari mangsa yang mereka buru, pod resident cenderung untuk berburu ikan sedangkan pod transient lebih menyukai mamalia laut.
Jika di darat ada beruang kutub dengan tubuh dan kekuatan besarnya, maka di laut ada paus pembunuh yang menakutkan lagi ditakuti oleh makhluk air lainnya. Dia bagai sang raja lautan dengan tidak adanya predator yang bisa menyainginya, bahkan Great White Shark alias hiu putih pun masuk dalam daftar menu makanannya.
Orca adalah keluarga lumba-lumba

Hal menarik lainnya, pernahkah kamu terpikir bahwa kemiripan fisik paus pembunuh lebih condong kepada lumba-lumba dari pada paus? Ya karena dia adalah bagian dari keluarga delphinidae. Tidak seperti informasi yang beredar selama ini yang menyebut orca adalah keluarga paus bergigi.
Si pembunuh dan lumba-lumba seperti anak kembar. Tubuh mereka sama-sama padat dan dirancang untuk membuat pergerakan lebih efisien dan aerodinamis.
Namun hal yang perlu digaris bawahi, lumba-lumba adalah mamalia yang ramah. Mereka lebih jinak dan bersahabat dengan manusia. Bahkan kerapkali penulis melihat mereka berkolaborasi bersama manusia dalam sebuah pertunjukan.
Sumber :
orcalab, national geographic


Diubah oleh ikhwan.abas 22-04-2021 17:47
0
330
3
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan