Tradisi Ramadhan di Betawi Tempo Doeloe




Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang di tunggu-tunggu kedatangannya oleh umat Islam karena di bulan ini penuh berkah.

Umat Islam berlomba-lomba melakukan kebaikan, mengumpulkan pahala, berbagi rezeki kepada sesama terutama kaum duafa.

Di bulan Ramadhan, umat Islam menjalankan ibadah puasa selama sebulan.

Setiap daerah di Indonesia ada keunikan tradisi menyambut datangnya bulan Ramadhan. Walau berbeda tradisi namun memiliki kesamaan tujuan yaitu mempersiapkan diri masuk ke bulan suci dengan saling memaafkan, membersihkan diri, menjalin silahtuhrahmi dengan tetangga dan kerabat.

Apa saja kegiatan khas daerah Agan dan Sista dalam menyambut bulan#RamadhanBerkah ini? Mungkin ada yang sama dengan daerah saya ya GanSist.

Oh iya, dalam thread kali ini saya akan menceritakan kegiatan daerah dimana saya dilahirkan dan dibesarkan yaitu Betawi atau yang sekarang dikenal dengan Jakarta. Walau sesungguhnya saya berdarah keturunan dari Sumatera Utara tetapi saya tidak pernah melihat secara langsung kegiatan menyambut bulan Ramadhan disana berupa Punggahan.

Nah, apa saja yang di lakukan masyarakat dalam menyambut bulan Ramadhan di daerah Betawi tempo doeloe?

1. Nyorok
Penduduk asli Betawi dan masyarakat pendatang yang tinggal di Jakarta seperti saya ini, biasanya mereka Nyorok yaitu membagikan bingkisan berupa sembako, ikan bandeng dan daging kerbau kepada sanak saudara ataupun bingkisan yang berupa makanan khas Betawi sayur gabus pucung.


gambar

Sayur gabus pucung merupakan makanan khas Betawi yang kian hari kian langka. Pucung adalah istilah Betawi untuk bumbu kluwek. Jadi sayur gabus pucung adalah sayur ikan gabus dengan kuah kluwek, rasanya asam menyegarkan dan gurih.

Tujuan Nyorok adalah ajang silahtuhrahmi mempererat tali persaudaraan dan membuat kebahagiaan hati sipenerima bingkisan.

Kala itu, saya menyaksikan sendiri Nyorok yang dilakukan tetangga belakang rumah yang asli Betawi, tinggal di Ceger. Sebelum Ramadhan, keluarga Mpo Rini pergi membawa makanan khas Betawi tersebut ke rumah saudaranya di daerah Kampung Dukuh, Jakarta Timur.

2. Padusan
Kegiatan Padusan merupakan kegiatan mandi bersama dan keramas memakai merang di sebuah sungai.


gambar

Selama Sungai Ciliwung masih bersih airnya, warga Betawi melakukan Padusan di sungai tersebut karena sungai tersebut dianggap suci yang bisa memberikan kehidupan bagi masyarakat setempat.

Namun, karena kini sungai tersebut airnya sudah keruh maka Padusan dilakukan di rumah masing-masing.

Tujuan Padusan adalah membersihkan jiwa dan raga sehingga siap dalam menyambut bulan Ramadhan yang mulia.

3. Bleguran

gambar

Bleguran merupakan suatu permainan rakyat, biasanya dimainkan pada bulan Ramadhan sambil menunggu waktu berbuka.

Permainan ini menggunakan bambu yang memiliki rongga yang besar, diisi karbit, lalu disundut sehingga mengeluarkan suara yang menggelegar seperti suara meriam.

Permainan ini sering disebut permainan Merian Sundut oleh anak-anak angkatan saya dulu tahun 1990 an.

Saya bersyukur waktu itu masih melihat permainan Bleguran ini. Kebetulan depan rumah saya ada lapangan bola, disana banyak anak remaja berkumpul untuk memainkan Bleguran. Secara bergantian mereka menyundut bambu yang telah berisi karbit.

Permainan ini dilakukan sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Sangat disayangkan, disini permainan ini untuk sekarang sudah tidak ada lagi karena lahan yang luas sudah tidak ada lagi untuk tempat bermain berubah menjadi perumahan penduduk.

Cukup sekian dulu, cerita tradisi Ramadhan daerah Betawi tempo doloe yang saya ketahui. Jika GanSist ingin mengetahui lebih banyak tradisi Ramadhan daerah lain, silahkan cek di forum the lounge.

Akhir kata, saya mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa buat Gansist yang berpuasa semoga puasanya lancar sampai waktu berbuka. Terimakasih

Sumber : opini pribadi