- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
9 BINTANG SEPAKBOLA YANG PERNAH BERMAIN UNTUK JUVENTUS, AC MILAN, DAN INTER MILAN


TS
Laskartungs
9 BINTANG SEPAKBOLA YANG PERNAH BERMAIN UNTUK JUVENTUS, AC MILAN, DAN INTER MILAN
Sepak bola memang tidak jauh dari persaingan atau derby. Demikian juga sepak bola Italia, entah mau Derby Italia ataupun Derby Milano dan Derby-Derby lainnya. Harus diakui 3 klub raksasa Italia sepanjang masa adalah Juventus, AC Milan dan Inter Milan. Mungkin sudah banyak pemain yang pernah merasakan bermain untuk 2 dari 3 klub tersebut. Tapi hanya 9 pemain yang pernah bermain untuk 3 klub tersebut sepanjang karirnya.
9 bintang sepakbola yang pernah bermain untuk Juventus, AC Milan, dan Inter Milan
1. Giuseppe Meazza
Giuseppe Meazza adalah legenda tahun-tahun awal sepak bola Italia. Setelah lama bermain dengan Inter, ia bermain beberapa tahun bersama Milan dan setahun dengan Juventus.
Giuseppe Meazza lahir di Milan, Italia, 23 Agustus 1910 dan meninggal tanggal 21 Agustus 1979 pada umur 68 tahun. Bersama Inter Milan, ia telah bermain sebanyak 361 kali dan mencetak 243 gol. Ia juga membawa Inter memenangkan 3 kali kejuaraan Nasional (1930, 1938 dan 1940), Piala Italia pada tahun 1939 dan juga menjadi top skorer sebanyak 3 kali (1930, 1937, 1938), Meazza juga pernah bermain di klub AC Milan selama 2 musim dan Juventus 1 musim, namun mengakhiri karir sepakbola bersama Inter pada musim 1946-47. Jadi wajar saja ia lebih bisa dikatakan sebagai simbol dari Inter karena perolehan prestasi yang mengagumkan saat membela klub yang memiliki kostum khas berwarna biru-hitam tersebut.
Meazza bermain untuk tim nasional Italia pada Piala Dunia tahun 1934 dan Piala Dunia tahun 1938. Di kedua kejuaraan tersebut, Italia memenangkan titel Piala Dunia.
Sejarah Stadion Giuseppe Meazza
Stadion San Siro dibangun oleh Piero Pirelli, presiden AC Milan saat itu, pada 1 Agustus 1925 dan selesai pada 15 September 1926 dengan nama Nuovo stadio Calcistico San Siro. Pembangunan tersebut menghabiskan dana sekitar 5 juta lira. Stadion ini dibuka secara resmi pada tanggal 19 September 1926 dengan pertandingan derby Milano antara AC Milan melawan Inter Milan, yang dimenangkan oleh Inter Milan dengan skor 6 – 3.
Pada awalnya Stadion ini adalah Stadion kandang bagi AC Milan, hingga pada tahun 1935 AC Milan mengalami kebangkrutan dan harus menjual stadion tersebut kepada Pemerintah kota Milan. Inter Milan kemudian menyewa Stadion ini dari Pemerintah kota Milan pada tahun 1947, sejak saat itu stadion ini digunakan sebagai kandang bagi Inter Milan dan AC Milan. Jauh sebelum menggunakan Stadion San Siro, Inter selalu menggunakan Stadion Arena.
Nama Giuseppe Meazza dipilih oleh Inter Milan sebagai nama Stadion pada 3 Maret 1980 untuk menghormati pemain sepak bola legendaris yang membawa Italia menjuarai Piala Dunia 1934 dan 1938, sekaligus mantan pemain Inter dan Milan. Tetapi FIFA dan UEFA lebih mengakui San Siro sebagai Nama stadion ini. Karena lebih dahulu terdaftar sebagai Stadion San Siro, dan Suporter AC Milan lebih suka menggunakan nama “San Siro” untuk menyebut nama stadion ini, karena Giuseppe Meazza lebih identik sebagai ikon Inter Milan walaupun pernah bermain untuk AC Milan.
Jadi jika ada pertanyaan stadion ini milik Inter atau Milan? Maka jawabannya adalah sejak tahun 1935 sampai saat ini stadion tersebut bukan milik Inter Milan ataupun AC Milan, melainkan milik Pemerintah kota Milan.
2. Enrico Candiani
Enrico Aldo Candiani lahir tanggal 30 September 1918 di Busto Arsizio, Italia dan meninggal tanggal 27 Februari 2008 di Busto Arsizio. Setelah hampir satu dekade bermain untuk Inter dan meraih Scudetto 1939/1940 dan Coppa Italia 1938/1939, Candiani akhirnya bermain untuk Milan dan Juventus menjelang akhir karirnya.
3. Aldo Serena
Penyerang Italia ini lahir di Montebelluna tanggal 25 Juni 1960. Serena pertama kali bergabung dengan Inter di tahun 1978; Dia memulai debut Serie A sekaligus gol pertamanya pada tanggal 19 November, dalam kemenangan kandang 4-0 atas Lazio. Namun selama beberapa musim ia hanya tampil sebagai pemain cadangan termasuk saat Coppa Italia 1981-82 dan sering dipinjamkan ke beberapa tim Italia lainnya seperti Como (1979/80), Bari (1980/81), AC Milan (1982/83), dan Torino (1984/85).
Pada musim pertamanya bersama AC Milan (status pinjaman), dia membantu tim memenangkan gelar Serie B dan meraih promosi Serie A pada tahun 1983, dengan mencetak 8 gol dalam 20 penampilan.
Dia bermain untuk Juventus di tahun 1985 dan 1987, mencetak 21 gol Serie A dalam 51 penampilan, memenangkan Piala Interkontinental 1985, dan gelar Scudetto Serie A 1985-86.
Serena kembali ke Inter pada tahun 1987. Musim terbaiknya bersama Inter Milan dimulai tahun 1988-89 di bawah manajer Giovanni Trapattoni, saat ia memenangkan Scudetto dengan Inter dengan catatan 58 poin (saat itu Inter meraih scudetto ke-13 nya), dan tampil sebagai top skor liga dengan mencetak 22 gol. Dia juga kemudian memenangkan Supercoppa Italia 1989 dan Piala UEFA 1990-91.
Pada tahun 1991, reputasi Serena sebagai legenda Inter agak ternoda karena pindah ke AC Milan. Terbukti nama Serena dicemooh oleh beberapa Ultras Inter saat diumumkan bahwa ia akan menjadi bagian dari pertemuan Inter Legends musim 2006/07.
Meskipun AC Milan memenangkan Super coppa Italia pada tahun 1992, dan dua gelar Serie A pada tahun 1992 dan 1993 di bawah manajer Fabio Capello. Namun Serena hanya bermain 10 penampilan karena cedera dan tidak pernah mencetak gol. Pada tahun 1993 akhirnya Serena memutuskan pensiun dari sepakbola profesional.
Serena adalah satu-satunya pesepakbola yang pernah bermain untuk kedua tim kota saingan antara Turin (Juve dan Torino) dan Milan (AC Milan dan Inter), dan merupakan satu dari enam pemain yang memenangkan gelar Serie A dengan tiga klub berbeda, sebuah prestasi yang ia raih bersama Juventus, Inter, dan Milan. Lima pemain lainnya telah mencapai prestasi yang sama (Scudetto tiga klub berbeda) adalah Giovanni Ferrari, Filippo Cavalli, Pietro Fanna, Sergio Gori dan Attilio Lombardo.
4. Roberto Baggio
Si rambut kuncir Roberto Baggio lahir di Caldogno, Italia, tanggal 18 Februari 1967. Baggio pindah dari Fiorentina ke Juventus pada musim panas 1990 dengan biaya transfer 8 juta poundsterling dan menjadikan Baggio sebagai pesepak bola termahal di dunia saat itu. Selain mahal harganya, kisah kepindahan Baggio juga diwarnai protes dan kerusuhan di kota Florence, markas Fiorentina. Setidaknya 50 pendukung Fiorentina terluka ketika terjadi kerusuhan yang memprotes penjualan Baggio tersebut.
Di sisi lain, butuh dua musim bagi Roberto Baggio untuk diterima oleh fans Juventus. Hal itu disebabkan karena pada musim pertamanya, ia menolak mengeksekusi penalti yang didapat Juventus saat bertemu mantan timnya, Fiorentina. Bahkan, ketika ditarik keluar oleh pelatih, ia meninggalkan lapangan sambil mengambil syal Fiorentina yang dilemparkan ke lapangan.
Bersama Juventus, ia meraih satu gelar Piala UEFA (1992-93), Serie A 1994-95, dan Coppa Italia (1994-95). Juga Predikat sebagai Pesepak Bola Terbaik FIFA dan Ballon d’Or pada 1993.
Ketika mencetak gol penalti ke gawang Chili di Piala Dunia 1998 di Perancis, Roberto Baggio menjadi pesepak bola pertama Italia yang mencetak gol di tiga Piala Dunia (1990, 1994, 1998). Di sisi lain publik Italia juga tidak lupa dengan kegagalannya mencetak gol (jauh melambung tinggi di atas mistar gawang) saat Italia kalah adu penalti dengan Brazil di Final Piala Dunia 1994 di Italia.
Pada musim 1994 ia berjuang melawan trauma pasca Piala Dunia bahkan harus mengalami cedera. Juventus, diarsiteki pelatih baru Marcello Lippi, yang tak ingin ketergantungan pada Baggio, akhirnya mulai memainkan anak muda bertalenta Alessandro Del Piero sebagai starting line up. Bahkan pada musim 1994/95 Del Piero meraih Scudetto dan Coppa Italia.
Sadar ia sudah tak dapat tempat utama di Juventus, padahal umurnya masih 28 tahun, akhirnya Baggio memilih pindah ke AC Milan. Satu tambahan prestasi didapat Baggio bersama AC Milan, yakni gelar Serie A (1995-96). Namun tetap ia tidak bisa menjadi bintang di Milan, karena tertutup nama Gli Invicibli-nya Pelatih Fabio Capello. Tak lama kemudian, Milan kedatangan pelatih baru Arrigo Sacchi. Hal ini menjadi polemik tersendiri bagi Baggio, karena Sacchi lah pelatih timnas Italia di Final Piala Dunia 1994 dan pada Piala Eropa 1996 Baggio tidak dipanggil ikut timnas oleh Sacchi.
Setelah bermain di Piala Dunia 1998, Baggio bergabung dengan Inter Milan. Baggio hanya mencetak 5 gol dan 10 assist dari 23 penampilannya dan Inter hanya bercokol di posisi 8 klasemen seri-A. Pada musim 1999/2000, Inter kedatangan pelatih Marcelo Lippi. Hampir sama seperti saat di Juventus, Lippi lebih memilih Christian Vieri, Ivan Zamorano, dan Alvaro Recoba sebagai tempat utama. Pada tahun 2000, akhirnya ia pindah ke Brescia.
5. Patrick Vieira
Patrick Vieira lahir di Dakar, Senegal, 23 Juni 1976 adalah pemain Gelandang Perancis keturunan Senegal.
Pada musim 1995/96 ia bergabung dengan AC Milan dari Cannes, namun hanya bermain 2 kali pertandingan saja walaupun di musim itu AC MIlan meraih scudetto Seri A. Dan musim 1996/97 ia pindah ke Arsenal.
Pada musim 2005/2006 ia bergabung dengan Juventus, di lapangan ia berhasil mencapai puncak klasemen di akhir musim, namun skandal kasus Calciopoli malah membawa Juventus harus degradasi ke seri B dan puncak klasemen digantikan oleh Inter Milan.
Pada musim 2006/2007 ia bergabung dengan Inter Milan, dimana ia meraih 4 trophy scudetto 2006-07, 2007-08, 2008-09, 2009-10 dan 2 Piala Super Italia 2006, 2008.
6. Edgar Davids
Siapa yang enggak tahu si rambut dreadlock berjuluk “The Pittbull” yang memakai kacamata pelindung karena penyakit mata Glaukoma ini?
Edgar Steven Davids lahir di Paramaribo, Suriname pada 13 Maret 1973 dan menjadi langganan timnas Belanda.
Setelah beberapa tahun sukses bersama Ajax, Davids hijrah ke AC Milan pada musim 1996/97, kemudian pindah ke Juventus pada pertengahan musim 1997/98, di mana ia menjadi bintang Serie A. Bersama Juventus meraih 3 scudetti 1997–98, 2001–02, 2002–03, 2 Super Coppa Italia 2002 dan 2003, dan UEFA Intertoto Cup 1999.
Pada Januari 2004 ia dipinjamkan ke Barcelona sampai akhir musim. Pada musim 2004-05 ia pindah ke Inter Milan dan hanya bermain untuk 1 musim saja.
7. Christian Vieri
Christian “Bobo” Vieri lahir di Bologna, Italia tanggal 12 Juli 1973. Vieri layak menyandang predikat tersebut lantaran pernah membela 13 klub profesional dalam kurun waktu 18 tahun.
Bergabung dengan Juventus pada musim 1996/97 untuk semusim saja namun meraih UEFA Super Cup 1996, Intercontinental Cup 1996 dan Scudetto Serie A 1996–97.
Kemudian pindah ke Atletico Madrid (1997/98) dan Lazio (1998/99). Ia bergabung ke Inter Milan pada musim 1999/2000 dengan harga termahal pemain dunia saat itu 50 Juta Euro. Walau bersama Inter sampai dengan 2005 namun ia hanya mampu meraih 1 trophy Coppa Italia 2004–05 saja.
Pada tahun 2005 ia bergabung ke AC Milan namun hanya bermain untuk setengah musim saja kemudian pindah ke AS Monaco.
8. Zlatan Ibrahimovic
Zlatan Ibrahimovic lahir di Malmö, Skåne län, Swedia, 3 Oktober 1981. Penyerang bertinggi 195 cm ini bergabung ke Juventus dengan nilai transfer 12 juta Poundsterling pada tahun 2004 dari Ajax Amsterdam. Pada saat bersama Juve ia berhasil mencapai puncak klasemen 2 musim berturut-turut. Namun dikarenakan skandal Calciopoli, scudetto untuk musim 2004-05 dianggap tidak ada, dan untuk musim 2005-06 diserahkan kepada Inter Milan.
Dengan putusan Juventus harus degradasi ke Seri B, pada tahun 2006, Ibrahimović memilih bergabung ke Inter Milan dan membawa 3 trohy Scudetti Serie A musim 2006–07, 2007–08, 2008–09 dan 2 Super Coppa Italia 2006, 2008.
Pada tahun 2009 ia bergabung dengan Barcelona, kemudian kembali bermain di Serie A bergabung ke A.C. Milan pada tahun 2010 sebagai pemain pinjaman. Milan kemudian membelinya secara permanen pada tahun 2011. Bersama Milan ia meraih Scudetto Serie A 2010–11 dan Super Coppa Italia 2011.
Tak puas dengan juara liga domestik dan ingin juara Liga Champion, Zlatan bergabung ke Barcelona (juara Liga Champion 2009) pada musim 2009-10. Uniknya justru Inter menjuarai Liga Champion 2010. Dan saat Barcelona menjuarai Liga Champion 2011, Zlatan sudah bergabung dengan AC Milan.
9. Andrea Pirlo
Andrea Pirlo lahir di Flero, Lombardia, Italia, 19 Mei 1979, bersama Inter, hanya tampil dalam 22 pertandingan selama tiga tahun, yang sebagian besar dihabiskan dengan status pinjaman di klub lain.
Dengan Milan, ia menjadi bintang internasional, meraih Coppa Italia 2002–03, Liga Champions UEFA: 2002–03, 2006–07, Piala Super UEFA: 2003, 2007, Serie A 2003–04, 2010–11, Super Coppa Italia 2004 dan Piala Dunia Antarklub FIFA 2007.
Di Juventus, ia memenangkan Scudetti Seri A empat tahun berturut-turut 2011–12, 2012–13, 2013–14, 2014–15, Super Coppa Italia 2012, 2013, dan Coppa Italia 2015.
JUVENTUK SEJAK 1997

9 bintang sepakbola yang pernah bermain untuk Juventus, AC Milan, dan Inter Milan
1. Giuseppe Meazza
Spoiler for Inter 1927-40, 46-47:
Spoiler for Milan 1940-42:
Spoiler for Juventus 1942-43:
Giuseppe Meazza adalah legenda tahun-tahun awal sepak bola Italia. Setelah lama bermain dengan Inter, ia bermain beberapa tahun bersama Milan dan setahun dengan Juventus.
Giuseppe Meazza lahir di Milan, Italia, 23 Agustus 1910 dan meninggal tanggal 21 Agustus 1979 pada umur 68 tahun. Bersama Inter Milan, ia telah bermain sebanyak 361 kali dan mencetak 243 gol. Ia juga membawa Inter memenangkan 3 kali kejuaraan Nasional (1930, 1938 dan 1940), Piala Italia pada tahun 1939 dan juga menjadi top skorer sebanyak 3 kali (1930, 1937, 1938), Meazza juga pernah bermain di klub AC Milan selama 2 musim dan Juventus 1 musim, namun mengakhiri karir sepakbola bersama Inter pada musim 1946-47. Jadi wajar saja ia lebih bisa dikatakan sebagai simbol dari Inter karena perolehan prestasi yang mengagumkan saat membela klub yang memiliki kostum khas berwarna biru-hitam tersebut.
Meazza bermain untuk tim nasional Italia pada Piala Dunia tahun 1934 dan Piala Dunia tahun 1938. Di kedua kejuaraan tersebut, Italia memenangkan titel Piala Dunia.
Sejarah Stadion Giuseppe Meazza
Stadion San Siro dibangun oleh Piero Pirelli, presiden AC Milan saat itu, pada 1 Agustus 1925 dan selesai pada 15 September 1926 dengan nama Nuovo stadio Calcistico San Siro. Pembangunan tersebut menghabiskan dana sekitar 5 juta lira. Stadion ini dibuka secara resmi pada tanggal 19 September 1926 dengan pertandingan derby Milano antara AC Milan melawan Inter Milan, yang dimenangkan oleh Inter Milan dengan skor 6 – 3.
Pada awalnya Stadion ini adalah Stadion kandang bagi AC Milan, hingga pada tahun 1935 AC Milan mengalami kebangkrutan dan harus menjual stadion tersebut kepada Pemerintah kota Milan. Inter Milan kemudian menyewa Stadion ini dari Pemerintah kota Milan pada tahun 1947, sejak saat itu stadion ini digunakan sebagai kandang bagi Inter Milan dan AC Milan. Jauh sebelum menggunakan Stadion San Siro, Inter selalu menggunakan Stadion Arena.
Nama Giuseppe Meazza dipilih oleh Inter Milan sebagai nama Stadion pada 3 Maret 1980 untuk menghormati pemain sepak bola legendaris yang membawa Italia menjuarai Piala Dunia 1934 dan 1938, sekaligus mantan pemain Inter dan Milan. Tetapi FIFA dan UEFA lebih mengakui San Siro sebagai Nama stadion ini. Karena lebih dahulu terdaftar sebagai Stadion San Siro, dan Suporter AC Milan lebih suka menggunakan nama “San Siro” untuk menyebut nama stadion ini, karena Giuseppe Meazza lebih identik sebagai ikon Inter Milan walaupun pernah bermain untuk AC Milan.
Jadi jika ada pertanyaan stadion ini milik Inter atau Milan? Maka jawabannya adalah sejak tahun 1935 sampai saat ini stadion tersebut bukan milik Inter Milan ataupun AC Milan, melainkan milik Pemerintah kota Milan.
2. Enrico Candiani
Spoiler for Inter 1937-1946:
Spoiler for Juventus 1946-47:
Spoiler for Milan 1949-50:
Enrico Aldo Candiani lahir tanggal 30 September 1918 di Busto Arsizio, Italia dan meninggal tanggal 27 Februari 2008 di Busto Arsizio. Setelah hampir satu dekade bermain untuk Inter dan meraih Scudetto 1939/1940 dan Coppa Italia 1938/1939, Candiani akhirnya bermain untuk Milan dan Juventus menjelang akhir karirnya.
3. Aldo Serena
Spoiler for Inter 1978-79, 81-82, 83-84, 87-91:
Spoiler for Milan 1982-83:
Spoiler for Juventus 1985-87:
Penyerang Italia ini lahir di Montebelluna tanggal 25 Juni 1960. Serena pertama kali bergabung dengan Inter di tahun 1978; Dia memulai debut Serie A sekaligus gol pertamanya pada tanggal 19 November, dalam kemenangan kandang 4-0 atas Lazio. Namun selama beberapa musim ia hanya tampil sebagai pemain cadangan termasuk saat Coppa Italia 1981-82 dan sering dipinjamkan ke beberapa tim Italia lainnya seperti Como (1979/80), Bari (1980/81), AC Milan (1982/83), dan Torino (1984/85).
Pada musim pertamanya bersama AC Milan (status pinjaman), dia membantu tim memenangkan gelar Serie B dan meraih promosi Serie A pada tahun 1983, dengan mencetak 8 gol dalam 20 penampilan.
Dia bermain untuk Juventus di tahun 1985 dan 1987, mencetak 21 gol Serie A dalam 51 penampilan, memenangkan Piala Interkontinental 1985, dan gelar Scudetto Serie A 1985-86.
Serena kembali ke Inter pada tahun 1987. Musim terbaiknya bersama Inter Milan dimulai tahun 1988-89 di bawah manajer Giovanni Trapattoni, saat ia memenangkan Scudetto dengan Inter dengan catatan 58 poin (saat itu Inter meraih scudetto ke-13 nya), dan tampil sebagai top skor liga dengan mencetak 22 gol. Dia juga kemudian memenangkan Supercoppa Italia 1989 dan Piala UEFA 1990-91.
Pada tahun 1991, reputasi Serena sebagai legenda Inter agak ternoda karena pindah ke AC Milan. Terbukti nama Serena dicemooh oleh beberapa Ultras Inter saat diumumkan bahwa ia akan menjadi bagian dari pertemuan Inter Legends musim 2006/07.
Meskipun AC Milan memenangkan Super coppa Italia pada tahun 1992, dan dua gelar Serie A pada tahun 1992 dan 1993 di bawah manajer Fabio Capello. Namun Serena hanya bermain 10 penampilan karena cedera dan tidak pernah mencetak gol. Pada tahun 1993 akhirnya Serena memutuskan pensiun dari sepakbola profesional.
Serena adalah satu-satunya pesepakbola yang pernah bermain untuk kedua tim kota saingan antara Turin (Juve dan Torino) dan Milan (AC Milan dan Inter), dan merupakan satu dari enam pemain yang memenangkan gelar Serie A dengan tiga klub berbeda, sebuah prestasi yang ia raih bersama Juventus, Inter, dan Milan. Lima pemain lainnya telah mencapai prestasi yang sama (Scudetto tiga klub berbeda) adalah Giovanni Ferrari, Filippo Cavalli, Pietro Fanna, Sergio Gori dan Attilio Lombardo.
4. Roberto Baggio
Spoiler for Juventus 1990-95; Milan 1995-97; Inter 1998-2000:
Si rambut kuncir Roberto Baggio lahir di Caldogno, Italia, tanggal 18 Februari 1967. Baggio pindah dari Fiorentina ke Juventus pada musim panas 1990 dengan biaya transfer 8 juta poundsterling dan menjadikan Baggio sebagai pesepak bola termahal di dunia saat itu. Selain mahal harganya, kisah kepindahan Baggio juga diwarnai protes dan kerusuhan di kota Florence, markas Fiorentina. Setidaknya 50 pendukung Fiorentina terluka ketika terjadi kerusuhan yang memprotes penjualan Baggio tersebut.
Di sisi lain, butuh dua musim bagi Roberto Baggio untuk diterima oleh fans Juventus. Hal itu disebabkan karena pada musim pertamanya, ia menolak mengeksekusi penalti yang didapat Juventus saat bertemu mantan timnya, Fiorentina. Bahkan, ketika ditarik keluar oleh pelatih, ia meninggalkan lapangan sambil mengambil syal Fiorentina yang dilemparkan ke lapangan.
Bersama Juventus, ia meraih satu gelar Piala UEFA (1992-93), Serie A 1994-95, dan Coppa Italia (1994-95). Juga Predikat sebagai Pesepak Bola Terbaik FIFA dan Ballon d’Or pada 1993.
Ketika mencetak gol penalti ke gawang Chili di Piala Dunia 1998 di Perancis, Roberto Baggio menjadi pesepak bola pertama Italia yang mencetak gol di tiga Piala Dunia (1990, 1994, 1998). Di sisi lain publik Italia juga tidak lupa dengan kegagalannya mencetak gol (jauh melambung tinggi di atas mistar gawang) saat Italia kalah adu penalti dengan Brazil di Final Piala Dunia 1994 di Italia.
Pada musim 1994 ia berjuang melawan trauma pasca Piala Dunia bahkan harus mengalami cedera. Juventus, diarsiteki pelatih baru Marcello Lippi, yang tak ingin ketergantungan pada Baggio, akhirnya mulai memainkan anak muda bertalenta Alessandro Del Piero sebagai starting line up. Bahkan pada musim 1994/95 Del Piero meraih Scudetto dan Coppa Italia.
Sadar ia sudah tak dapat tempat utama di Juventus, padahal umurnya masih 28 tahun, akhirnya Baggio memilih pindah ke AC Milan. Satu tambahan prestasi didapat Baggio bersama AC Milan, yakni gelar Serie A (1995-96). Namun tetap ia tidak bisa menjadi bintang di Milan, karena tertutup nama Gli Invicibli-nya Pelatih Fabio Capello. Tak lama kemudian, Milan kedatangan pelatih baru Arrigo Sacchi. Hal ini menjadi polemik tersendiri bagi Baggio, karena Sacchi lah pelatih timnas Italia di Final Piala Dunia 1994 dan pada Piala Eropa 1996 Baggio tidak dipanggil ikut timnas oleh Sacchi.
Setelah bermain di Piala Dunia 1998, Baggio bergabung dengan Inter Milan. Baggio hanya mencetak 5 gol dan 10 assist dari 23 penampilannya dan Inter hanya bercokol di posisi 8 klasemen seri-A. Pada musim 1999/2000, Inter kedatangan pelatih Marcelo Lippi. Hampir sama seperti saat di Juventus, Lippi lebih memilih Christian Vieri, Ivan Zamorano, dan Alvaro Recoba sebagai tempat utama. Pada tahun 2000, akhirnya ia pindah ke Brescia.
5. Patrick Vieira
Spoiler for (Milan 1995-96; Juventus 2005-06; Inter 2006-10):
Patrick Vieira lahir di Dakar, Senegal, 23 Juni 1976 adalah pemain Gelandang Perancis keturunan Senegal.
Pada musim 1995/96 ia bergabung dengan AC Milan dari Cannes, namun hanya bermain 2 kali pertandingan saja walaupun di musim itu AC MIlan meraih scudetto Seri A. Dan musim 1996/97 ia pindah ke Arsenal.
Pada musim 2005/2006 ia bergabung dengan Juventus, di lapangan ia berhasil mencapai puncak klasemen di akhir musim, namun skandal kasus Calciopoli malah membawa Juventus harus degradasi ke seri B dan puncak klasemen digantikan oleh Inter Milan.
Pada musim 2006/2007 ia bergabung dengan Inter Milan, dimana ia meraih 4 trophy scudetto 2006-07, 2007-08, 2008-09, 2009-10 dan 2 Piala Super Italia 2006, 2008.
6. Edgar Davids
Spoiler for (Milan 1996-97; Juventus 1997-2004; Inter 2004-05):
Siapa yang enggak tahu si rambut dreadlock berjuluk “The Pittbull” yang memakai kacamata pelindung karena penyakit mata Glaukoma ini?
Edgar Steven Davids lahir di Paramaribo, Suriname pada 13 Maret 1973 dan menjadi langganan timnas Belanda.
Setelah beberapa tahun sukses bersama Ajax, Davids hijrah ke AC Milan pada musim 1996/97, kemudian pindah ke Juventus pada pertengahan musim 1997/98, di mana ia menjadi bintang Serie A. Bersama Juventus meraih 3 scudetti 1997–98, 2001–02, 2002–03, 2 Super Coppa Italia 2002 dan 2003, dan UEFA Intertoto Cup 1999.
Pada Januari 2004 ia dipinjamkan ke Barcelona sampai akhir musim. Pada musim 2004-05 ia pindah ke Inter Milan dan hanya bermain untuk 1 musim saja.
7. Christian Vieri
Spoiler for Juventus 1996-97; 1999-2005; Milan 2005-06:
Christian “Bobo” Vieri lahir di Bologna, Italia tanggal 12 Juli 1973. Vieri layak menyandang predikat tersebut lantaran pernah membela 13 klub profesional dalam kurun waktu 18 tahun.
Bergabung dengan Juventus pada musim 1996/97 untuk semusim saja namun meraih UEFA Super Cup 1996, Intercontinental Cup 1996 dan Scudetto Serie A 1996–97.
Kemudian pindah ke Atletico Madrid (1997/98) dan Lazio (1998/99). Ia bergabung ke Inter Milan pada musim 1999/2000 dengan harga termahal pemain dunia saat itu 50 Juta Euro. Walau bersama Inter sampai dengan 2005 namun ia hanya mampu meraih 1 trophy Coppa Italia 2004–05 saja.
Pada tahun 2005 ia bergabung ke AC Milan namun hanya bermain untuk setengah musim saja kemudian pindah ke AS Monaco.
8. Zlatan Ibrahimovic
Spoiler for Juventus 2004-06; Inter 2006-09; Milan 2010-12:
Zlatan Ibrahimovic lahir di Malmö, Skåne län, Swedia, 3 Oktober 1981. Penyerang bertinggi 195 cm ini bergabung ke Juventus dengan nilai transfer 12 juta Poundsterling pada tahun 2004 dari Ajax Amsterdam. Pada saat bersama Juve ia berhasil mencapai puncak klasemen 2 musim berturut-turut. Namun dikarenakan skandal Calciopoli, scudetto untuk musim 2004-05 dianggap tidak ada, dan untuk musim 2005-06 diserahkan kepada Inter Milan.
Dengan putusan Juventus harus degradasi ke Seri B, pada tahun 2006, Ibrahimović memilih bergabung ke Inter Milan dan membawa 3 trohy Scudetti Serie A musim 2006–07, 2007–08, 2008–09 dan 2 Super Coppa Italia 2006, 2008.
Pada tahun 2009 ia bergabung dengan Barcelona, kemudian kembali bermain di Serie A bergabung ke A.C. Milan pada tahun 2010 sebagai pemain pinjaman. Milan kemudian membelinya secara permanen pada tahun 2011. Bersama Milan ia meraih Scudetto Serie A 2010–11 dan Super Coppa Italia 2011.
Tak puas dengan juara liga domestik dan ingin juara Liga Champion, Zlatan bergabung ke Barcelona (juara Liga Champion 2009) pada musim 2009-10. Uniknya justru Inter menjuarai Liga Champion 2010. Dan saat Barcelona menjuarai Liga Champion 2011, Zlatan sudah bergabung dengan AC Milan.
9. Andrea Pirlo
Spoiler for Inter 1998-2001; Milan 2001-11; Juventus 2011-15:
Andrea Pirlo lahir di Flero, Lombardia, Italia, 19 Mei 1979, bersama Inter, hanya tampil dalam 22 pertandingan selama tiga tahun, yang sebagian besar dihabiskan dengan status pinjaman di klub lain.
Dengan Milan, ia menjadi bintang internasional, meraih Coppa Italia 2002–03, Liga Champions UEFA: 2002–03, 2006–07, Piala Super UEFA: 2003, 2007, Serie A 2003–04, 2010–11, Super Coppa Italia 2004 dan Piala Dunia Antarklub FIFA 2007.
Di Juventus, ia memenangkan Scudetti Seri A empat tahun berturut-turut 2011–12, 2012–13, 2013–14, 2014–15, Super Coppa Italia 2012, 2013, dan Coppa Italia 2015.
JUVENTUK SEJAK 1997



nona212 memberi reputasi
1
3.5K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan