Informasi yang menyesatkan, entah itu dengan sengaja atau tidak sengaja tersebar, menyimpan potensi untuk merugikan seseorang.

Beruntung TS jarang-jarang termakan hoax.

Jarang-jarang, bukan berarti tidak pernah tersesat. Ceritanya sih dulu banget, waktu TS masih culun dan pikirannya belum sepanjang sekarang. Hoax-nya juga bukan hoax skala nasional.

Jadi begini ceritanya, waktu TS baru masuk SMA, mayoritas remaja puteri sedang mulai beranjak dewasa, bagian yang dulunya serata landasan pacu pesawat terbang di Bandara Cengkareng, mulai bergelombang seperti pintu masuk perumahan elit yang tak pernah lupa dengan polisi tidurnya.


Namanya masih baru berkembang, kira-kira ya begitulah kondisinya.

Namun kebetulan sekali, ada seorang siswi yang terlihat lebih menonjol dibandingkan siswi-siswi yang lain. Kalau jaman sekarang mungkin sudah mengundang komentar-komentar:

"Ada yang bulat tapi bukan tekad."
"Ada yang menonjol, tapi bukan bakat."

Di saat itulah, entah siapa yang memulai, tapi muncul hoax, yang kurang lebih mengatakan, "Payudara bisa jadi besar karena sering diremas-remas."

Untungnya itu hoax cuma beredar dalam bentuk guyonan nakal dan moga-moga tidak sampai ke telinga yang bersangkutan. Setelah beranjak dewasa dan bisa berpikir panjang, baru TS bisa membayangkan bagaimana perasaan gadis tersebut kalau mendengar orang berkata demikian.

Seakan-akan ,secara tidak langsung menuduh dia bahwa perkembangan yang terjadi itu akibat ...

Padahal kan adis masih lugu-lugunya lho... kok jadi dicurigai aneh-aneh.


Supaya apa yang terjadi di masa lalu TS itu tidak terulang, maka TS berusaha meluruskan di trit ini bahwa :



Menurut beberapa sumber referensi yang terpercaya (bisa cek di referensi no 1-3), ukuran payudara berkaitan erat dengan kerja hormon (terutama hormon estrogen dan progesterone) dalam tubuh seseorang dan genetika yang dibawa dari lahir.

Produksi hormon sendiri memang bisa dipengaruhi juga oleh gaya hidup, antara lain pola diet, pola aktivitas, pemakaian produk-produk yang mengandung estrogen, dsb.

Namun, dari pencarian TS, tidak ada dasar ilmiah yang kuat yang menunjukkan bahwa ukuran payudara berhubungan dengan aktivitas meremas-remas payudara (sumber referensi no 4 dan 5).

Meskipun memijat payudara tidak efektif untuk memperbesar ukuran payudara, tetapi memijat payudara itu sendiri, ternyata memiliki beberapa kegunaan yang positif, antara lain :
1. Memperlancar peredaran darah di area tersebut.
2. Sebagai deteksi awal untuk menemukan kemungkinan timbulnya kanker payudara.
3. Membantu ibu yang sedang menyusui.
4. Dsb.


Jadi ada baiknya suami-suami juga belajar bagaimana memijat payudara isterinya secara baik dan benar.

Back to topic, maka dengan ini TS menegaskan bahwa info kasak-kusuk yang mengatakan bahwa payudara akan membesar apabila sering diremas-remas adalah HOAX.

Semoga adik-adik yang masih remaja, tidak jatuh ke dalam hoax yang demikian.

Mari kita perangi hoax dengan memperbanyak ilmu dan informasi yang benar, salah satunya dengan membaca trit-trit di Hot Topic Hansip Hoax.

Bersama Kita Lawan Hoax!

Khusus buat agan-agan yang sudah memiliki isteri, ayo kita pijat dan rawat ....... milik isteri masing-masing!!!





Sumber referensi
1. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/9098173/
2. https://www.self.com/story/6-things-...ur-breast-size
3. https://www.healthline.com/health/wo...mmon-questions
4. https://www.medicalnewstoday.com/art...assage#summary
5. https://kidshealth.org/en/teens/growth-touch.html