Stephanie Frappart wasit cantik yang baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di media sosial ketika dirinya menjadi wasit wanita pertama yang memimpin pertandingan di ajang Kualifikasi Piala Dunia. Pertandingan antara Belanda menghadapi Latvia yang di gelar pada hari Minggu, (28/03) akhirnya menjadi bukti dari kepemimpinan wasit cantik ini, Stephanie Frappart.

Sejatinya ini bukan kali pertama Stephanie Frappart menjadi pengadil di pertandingan sepak bola pria. Dirinya sudah beberapa kali dipercaya memimpin pertandingan sepak bola pria di beberapa liga top eropa seperti di Serie A, UEFA SuperCup, Liga Champions. Stephanie Frappart memimpin jalannya pertandingan antara Liverpool vs Chelsea di ajang UEFA SuperCup. Saat Juventus kontra dengan Dynamo Kiev pun dirinya yang ditunjuk menjadi pengadil di pertandingan tersebut. Untuk kategori pertandinga sepak bola wanita sendiri, nama Stephanie Frappart sendiri sudah terkenal menjadi pengadil di beberapa pertandingan.

Wasit cantik asal Prancis ini sudah malang melintang di dunia sepak bola dan sudan memimpin banyak pertandingan baik untuk sepak bola wanita maupun sepak bola pria. Kepemimpinannya terbilang tegas dan tidak banyak tawar menawar ketika ia harus menjatuhkan hukuman atau memberikan kartu. Ya, mungkin pemain pun sepertinya agak sungkan karena wasitnya seorang wanita kali ya? Apalagi kalau itu pertandingan sepak bola pria, para pemain pasti sudah salah tingkah duluan melihat wasit cantik ini masuk ke dalam lapangan.

Di sepak bola modern seperti sekarang ini memang tidak ada lagi pengkastaan gender. Semua sepertinya sudah adil, wanita pun bisa ikut andil dan diperlakukan sama seperti halnya pria untuk hak dan kewajibannya dalam hal profesi mereka sebagai pengadil di lapangan hijau. Ya seharusnya dengan atau tanpa adanya wasit wanita, sikap dan tindakan para pelaku sepak bola seperti pemain, pelatih, bahkan jajaran staf sepatutnya tidak lagi cenderung adanya anarki baik secara tindakan atau lisan. Bukan karena pengadil di lapangan hijau itu adalah seorang wanita tapi karena sepak bola sudah sepantasnya dinikmati dengan benar.