- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Waduh, COVID-19 Varian 'Eek' Udah Masuk RI


TS
remas.payudara
Waduh, COVID-19 Varian 'Eek' Udah Masuk RI
Varian 'Eek' alias mutasi E484K kini ramai diperbincangkan. Setelah dilaporkan ditemukan di Jepang, Kemenkes RI melaporkan 1 temuan kasus di Indonesia.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio menjelaskan, mutasi E484K di Indonesia ini ditemukan pada salah satu pasien COVID-19 dengan infeksi varian B117 asal Inggris. Getty Images/iStockphoto/Thomas Faull

Mutasi E484K memang ditemukan pada sejumlah varian virus Corona, termasuk varian B117 dari Inggris, B1351 asal Afrika Selatan, dan P1 dari Brasil. Hingga kini pencarian mutasi-mutasi termasuk E484K atau varian Eek masih diupayakan di Indonesia. Pradita Utama/detikcom

Menurut Prof Amin, E484K berpotensi menyebabkan virus Corona menular dan menyebar lebih cepat. Bahkan ia khawatir, vaksin Corona yang ada tak mempan lagi alias berkurang efektivitasnya melawan mutasi Corona E484K. Ari Saputra/detikcom

Dikutip dari Reuters, 12 dari 36 kasus COVID-19 di Jepang mengandung mutasi E484K. Para pasien tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri maupun kontak dengan orang yang habis bepergian dalam 2 bulan terakhir. AP Photo

Penularan virus Corona dengan mutasi tertentu memang tidak selalu berasal dari kasus import, yakni datang dari luar negeri. Ketika virus dengan mutasi tersebut sudah bersirkulasi di suatu negara, maka transmisi atau penularan domestik sangat mungkin terjadi. Rengga Sancaya/detikcom

Pakar mikrobiologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo menjelaskan, tak tertutup kemungkinan penularan mutasi baru yang ditemukan di Jepang berasal dari kontak dengan pasien tanpa gejala COVID-19 atau orang tanpa gejala (OTG). AP Photo/Koji Sasahara

Mengingat E484K disebut lebih mudah menular, Ahmad menegaskan, satu-satunya cara untuk mencegah penyebaran mutasi baru ini adalah menjalankan protokol kesehatan dan 3T (testing, tracing, dan treatment). Rifkianto Nugroho/detikcom
SUMBER

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio menjelaskan, mutasi E484K di Indonesia ini ditemukan pada salah satu pasien COVID-19 dengan infeksi varian B117 asal Inggris. Getty Images/iStockphoto/Thomas Faull

Mutasi E484K memang ditemukan pada sejumlah varian virus Corona, termasuk varian B117 dari Inggris, B1351 asal Afrika Selatan, dan P1 dari Brasil. Hingga kini pencarian mutasi-mutasi termasuk E484K atau varian Eek masih diupayakan di Indonesia. Pradita Utama/detikcom

Menurut Prof Amin, E484K berpotensi menyebabkan virus Corona menular dan menyebar lebih cepat. Bahkan ia khawatir, vaksin Corona yang ada tak mempan lagi alias berkurang efektivitasnya melawan mutasi Corona E484K. Ari Saputra/detikcom

Dikutip dari Reuters, 12 dari 36 kasus COVID-19 di Jepang mengandung mutasi E484K. Para pasien tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri maupun kontak dengan orang yang habis bepergian dalam 2 bulan terakhir. AP Photo

Penularan virus Corona dengan mutasi tertentu memang tidak selalu berasal dari kasus import, yakni datang dari luar negeri. Ketika virus dengan mutasi tersebut sudah bersirkulasi di suatu negara, maka transmisi atau penularan domestik sangat mungkin terjadi. Rengga Sancaya/detikcom

Pakar mikrobiologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo menjelaskan, tak tertutup kemungkinan penularan mutasi baru yang ditemukan di Jepang berasal dari kontak dengan pasien tanpa gejala COVID-19 atau orang tanpa gejala (OTG). AP Photo/Koji Sasahara

Mengingat E484K disebut lebih mudah menular, Ahmad menegaskan, satu-satunya cara untuk mencegah penyebaran mutasi baru ini adalah menjalankan protokol kesehatan dan 3T (testing, tracing, dan treatment). Rifkianto Nugroho/detikcom
SUMBER
KALO KENA COVID-19 VARIAN EEK HARUS DISWAB ANALNIH KEKNYA




Joko.Lee memberi reputasi
1
787
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan