Hai para Agan dan Sista semuanya yang ada dimanapun berada, tetap patuhi protokol kesehatan ya GanSis. Kali ini saya akan membagikan informasi dari Afrika Selatan, dimana hari ini mereka kehilangan Raja mereka untuk selamanya. Semoga keluarga yang ditinggalkannya diberikan ketabahan dan kekuatan, Amin.

Kematian "Godwil Zwelithini", yang merupakan raja orang Zulu di Afrika Selatan (Afsel) membuat sedih keluarga dan rakyatnya. Banyak ucapan belasungkawa berdatangan dari para rakyatnya bahkan dari pejabat pemerintah Afsel.

Godwil Zwilletthini merupakan raja yang sangat dihormati oleh orang-orang Zulu, meskipun Godwil seorang tokoh masyarakat yang cukup kontroversial di Afrika Selatan karena aturan adat istiadatnya. Godwil menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Jumat, 12 Maret 2021, dan tutup usia pada umur 72 tahun. menurut laporan dari bawahan raja Zulu, Godwil sebenarnya sudah sakit selama berminggu-minggu dan terbaring di rumah sakit ia mengalami penyakit komplikasi akut yang ia derita dan penyakit awalnya bermula dari diabetes.


Laporan dari staf kantornya mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Dengan sangat sedih saya berduka atas bangsa ini atas kematian Yang Mulia Raja," dimana kesehatan Yang Mulia semakin memburuk selama dia tinggal di rumah sakit, dan diapun meninggal dunia pada Jumat dini hari.

Secara aturan negara sebenarnya Godwil tidak memiliki kekuatan nyata apa pun di Afrika Selatan sekarang. Akan tetapi ia memiliki pengaruh kuat terhadap sekitar 11 juta orang penduduk etnis Zulu, kelompok etnis Zulu merupakan yang terbesar di negara Afrika Selatan dan perannya raja ini hanya difokuskan pada sisi spiritual. Jika di Indonesia bisa dikatakan pimpinan adat suku masing-masing, meskipun tidak berperan di pemerintahan namun berpengaruh penting di suku.

Selama masa pemerintahannya Godwil sudah menjabat hampir setengah abad, selama ia menjadi raja ia kerap menimbulkan banyak kontroversi diantaranya dengan mengadakan acara festival khusus hanya untuk gadis perawan, dan paling kontroversial adalah ketika ia mengatakan jika imigran Afrika merupakan "semut" dan "kutu", yang mana pendatang dianggap sebagai pemicu serangan xenofobia seperti rasisme, teori konspirasi dan antisemitisme.


Akhirnya, dia membuat pernyataan yang mendukung bentuk hukuman fisik dengan alasan agar para imigran tidak semena-mena dengan penduduk Zulu, ia juga mengatakan bahwa homoseksualitas tidak bisa diterima di Afrika terutama di wilayahnya.

Godwil juga seorang pemilik tanah yang luas, ia naik tahta pada usia dua puluh tiga tahun selama "rezim apartheid" pada tahun 1971, setelah kematian ayahnya. Di Afrika Selatan, raja suku diakui secara konstitusional dan sering memainkan peran simbolis yang kuat di negara.


Referensi: Dw.com - South Africa: Zulu King Goodwill Zwelithini dies aged 72