Kaskus

Hobby

septosirangatunAvatar border
TS
septosirangatun
Konsep Penyucian (Sanctification)
BAB DUA BELAS
KONSEP PENYUCIAN (Sanctification).

Halo para sahabat KK jumpa lagi di thread kali ini, bagaimana kabar kalian? Semoga sehat2 ya. Kali ini kita akan belajar tentang Penyucian (Sanctification) apa itu? Temukan Jawabannya di thread ini. Selamat membaca dan belajar ya.

Konsep Penyucian (Sanctification)

Pengertian penyucian adalah pemisahan untuk maksud khusus yang meliputi juga penyerahan diri.

Dalam Perjanjian Lama, biasanya imam-imam, nabi-nabi dalam Bait Allah, dipisahkan untuk pelayanan kepada Allah. Istilah yang dipakai ialah: qadash dalam bahasa Ibrani dan hagiazein dalam bahasa Yunani.

Ada juga yang memakai istilah ini secara salah. Mereka biasanya menghubungkan penyucian dengan pembaptisan Roh Kudus, dan mengaitkan dengan kesempurnaan kehidupan sebagai orang percaya.

Pemisahan dan penyerahan diri merupakan unsur utama yang terkandung di dalam konsep Sanctification.

Dalam hubungannya dengan pengalaman Kristen,
penyucian meliputi tiga aspek. Pertama, kesucian secara posisi.

Ini berarti bahwa orang-orang beriman telah dipisahahkan sebagai orang-orang suci dalam kedudukannya sebagai
Keluarga Allah.

Ini biasanya disebut: Pasitional Sanctification atau penyucian secara posisi. Dipisahkan dari dunia dan mendapat kedudukan sebagai warga Kerajaan Allah.

Hal ini tidak diperdulikan perihal keadaan rohani orang itu, tapi pertobatan dari dosa dan imannya kepada Tuhan Yesus.

Orang di Korintus adalah orang-orang yang suci secara posisi, meskipun mereka masih hidup dalam kondisi dunawi (1 Kor. 6:11).

Dasar penyucian tersebut ialah kematian Yesus
(Ibr. 10:10, 14).

Nama mereka disebut sebagai orang suci/kudus atau santo, suatu titel yang diberikan tanpa usaha dari mereka (Rm. 1:7; 1 Kor. 1:2).

Kedua, adalah kesucian secara pengalaman. Istilah yang lain yang lazim dipakai adalah Experiental Sanctification dan Progressive sanctification, Kesucian secara pengalaman menunjuk pada proses pemisahan terus menerus, "Kuduslah kam.."

(1 Ptr. 1:16) adalah perintah bagi orang percaya untuk terus menerus berusaha hidup kudus. Di sinilah letak perbedaan rohani orang-orang Kristen. Pada aspek yang pertama penyucian secara posisi Positional Sanctification, semua orang beriman adalah orang-orang suci.

Sedangkan pada aspek yang kedua, yaitu penyucian secara pengalaman-pengalaman itu merupakan proses, usaha yang terus menerus dilakukan.

Jadi, kita tentu bisa berbicara tentang seseorang yang baik rohaninya dari pada orang lain yang kurang baik rohaninya.

Dalam hal ini tidak ada "orang suci instan". Hal ini merupakan suatu usaha yang berlangsung terus-menerus, memerlukan keuletan, dan ketabahan pengajar atau pembimbing usaha-usaha yang berhubungan dengan penyucian dan segi negatif termasuk hati yang harus dibajak oleh Allah, seperti perumpamaan penabur (Mat. 13:1-23; Mrk:4:1-20; Luk. 8:4-15), dan penyerahan kepada Tuhan dengan menggulmuli akibat-akibat dari gerakan nafsu daging (Kol.3:1-9) sebagaimana dicerminkan oleh Sabda Allah (Yak. 1:22-25).

Nafsu-nafsu itu perlu dimatikan dan dibuang kemudian perlu pula proses penyiangan, seperti sabda Tuhan"... setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong- Nya, supaya lebih banyak berbuah.. " (Yoh. 15:1-3).

Proses peneguran juga diperlukan "untuk membuktikan kemurnian iman.." (1 Pet.1:7; 4:12-13). Perlu juga pengembangan pengetahuan atau pengenalan akan Yesus (2 Ptr. 3:18).

Pemusatan seluruh pikiran untuk taat kepada Kristus juga penting Pendekatannya dengan jalan menentang segala ajaran yang bertentangan dengan Firman Allah.

"Menawan segala pikiran dan menaklukannya kepada Kristus, perlu terus-menerus dilakukan" (2 Kor. 10:5).

Perlu juga berkembang ke arah hidupyang berkelimpahan dalam kasih dan kesalehan (1 Tes. 3:12; 4:1, 10).

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mengusahakan kesucian. Petunjuk-petunjuk untuk mengusahakan kesucian tersebut antara lain: (1) Jangan mendukakan Roh (Ef. 4:30). Batu sandungannya adalah dosa orang Kristen.

Sering kali ada dosa tersembunyi, salah satunya seperti motivasi yang buruk. (2) Jangan memadamkan Roh (1 Tes.5:19).

Salah satu contohnya adalah hidup yang tak berserah kepada kehendak Tuhan, hal itu seperti mata uang perak yang kehilangan cahayanya. Demikian juga jika seorang anak Tuhan tak berada di poros kehendak Allah. (3) Berjalan di dalam Roh. Ketaatan yang mutlak kepada pekerjaan Roh dan tidak tunduk kepada nafsu daging, serta tidak memenuhi tuntutan daging (Gal. 5:16).

Ketiga, adalah Kesucian Akhir atau Perfected Sanctijication.

Hal ini berarti kedewasaan atau kesempurnaan total di saat Yesus kembali, yang akan mengubah tubuh yang hina menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia (Fil. 3:20-21).

Konsep ini ada kesamaannya dengan konsep pemuliaan atau glorification sebagaimana konsep positional sanctification mempunyai kesamaan dengan konsep justification atau pembenaran.

Sampai di sini thread kali ini, sampai jumpa di thread-thread berikutnya. Jangan lupa untuk cendolnya ya para sahabat, share dan like serta komentar supaya banyak orang diberkati.

b4permanAvatar border
b4perman memberi reputasi
1
820
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan