- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Beginilah Wujud Salah Satu Buku Resep Hidangan Terlaris di Abad ke-18


TS
diaz420
Beginilah Wujud Salah Satu Buku Resep Hidangan Terlaris di Abad ke-18
Bagi Sista dan beberapa Agan yang punya hobi masak, Buku Resep merupakan "Buku Saku" atau "Buku Wajib" yang harus dimiliki. Mungkin juga ada beberapa diantara kalian yang bisa memasak secara otodidak tanpa memakai buku resep...apalagi buat masak air 
Anyway, di postingan kali ini Ane nemu satu pembahasan yang menarik soal dunia masak memasak. Seperti apa? Langsung aja...

The Art of Cookery Made Plain and EasyAdalah sebuah buku resep hidangan karya Hannah Glasse yang dirilis pada 1747. Dengan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama pada buku tersebut, menjadikannya sebagai salah satu buku terlaris pada abad ke-18. Pada awalanya, buku tersebut dirilis di sekitaran Inggria. Lalu, buku tersebut dirilis keluar Inggris untuk pertama kalinya ke Dublin pada 1748. Barulah pada tahun 1805, buku tersebut resmi dirilis di Amerika Serikat.
Sampai sekarang, buku ini sudah dibuat setidaknya ke dalam 40 edisi revisi. Dalam buku tersebut, Hannah menyebutkan alasan mengapa Ia memasukkan kata "Plain" dalam judul bukunya. Kalau secara bahasa, "Plain" diartikan sebagai "Polos". Tapi menurut Hannah, Ia memasukkan kata tersebut dengan maksud agar para pembaca bukunya bisa memahami bahasa yang Ia tulis secara sederhana, jelas dan tidak bertele-tele.
Hingga pertengahan abad ke-19, buku ini masih digunakan sebagai referensi bagi para sejarawan dan masyarakat kala itu. Setelah itu, kita sudah mulai bisa mencari berbagai macam referensi mengenai resep hidangan di buku, majalah, internet hingga aplikasi khusus yang berisi kumpulan resep hidangan di ponsel kita. Tapi meski demikian, masih ada beberapa orang di zaman modern yang menjadikan buku tersebut sebagai inspirasi dan referensi terbesar mereka, diantaranya Elizabeth David, Fanny Cradock dan Clarissa Dickson Wright. BTW, mereka ini adalah kritikus sekaligus salah satu koki ternama di Amerika Serikat.

Hannah terlahir dengan nama asli Hannah Allgood. Beliau lahir di bulan Maret 1708, putri ketiga dari pasangan Isaac Allgoods dan Hannah Reynolds. Hannah dulunya memiliki 2 orang Kakak, sayangnya mereka berdua sudah meninggal dunia di usia dini. Hannah memiliki seorang Adik yang usianya 3 tahun lebih muda darinya. Sedikit info tentang orang tuanya Hannah, sejak kecil Hannah memang sudah terbiasa dengan gaya hidup yang mewah. Pasalnya, Ayahnya Hannah adalah seorang tuan tanah dan pemilik sebuah tambang batu bara yang disegani di Hexham, Northumberland. Sementara sang Ibu adalah seorang putri juragan Anggur (minuman) ternama di London.
Sayangnya, dibalik semua kemewahan itu, kehidupan keluarga Hannah tidaklah harmonis. Orang tua Hannah bercerai karena Ibunya tak tahan dengan kebiasaan sang Ayah yang suka mabuk-mabukan. Hannah pun ikut bersama Ibunya, namun hubungannya dengan sang Ibu tidak begitu baik. Hingga usianya menginjak 16 tahun, Hannah harus kehilangan sang Ibu untuk selamanya. Bukannya diasuh oleh sang Ayah, Hannah justru diasuh oleh Neneknya.
Karena belum terbiasa, sempat terjadi ketegangan antara Hannah dengan sang Nenek. Puncaknya adalah ketika Hannah "nikah siri" dengan seorang pembantu bangsawan bernama John Glasse. Faktanya, usia John saat itu 2 kali lipat dari usianya Hannah. John menikahi Hannah di usianya yang sudah menginjak kepala 3 (Hannah berusia 16 tahun, sementara John berusia 30-an). Sebulan kemudian, hubungan "gelap" tersebut terkuak oleh sang Nenek dan membuatnya marah besar. Meski begitu, Hannah pun meminta maaf dan hubungan antara Nenek dan Cucu itu pun berakhir harmonis. Kemudian, Hannah pun memutuskan untuk tinggal bersama sang Suami di kawasan Piccadilly, Westminster, London.
Per tahun 1728, Hannah dan John memutuskan untuk pindah ke kawasan Essex dengan alasan pindah dinas. Tak lama setelah itu, pasangan tersebut pun dikaruniai anak pertamanya. Lalu pada 1734, keluarga Hannah kembali ke London. Selama pernikahannya dengan John, Hannah dikaruniai 10 orang anak, namun hanya setengahnya saja yang masih hidup, karena sisanya meninggal di usia dini (5 anak masih hidup, 5 anak udah meninggal).
Di negara kita Indonesia, orang zaman dahulu beranggapan kalau "Banyak Anak, Banyak Rezeki". Jadi, jangan heran kalau Kakek, Nenek, Ibu atau Bapak kalian punya saudara kandung yang banyak. Tapi, "kepercayaan" tersebut nampaknya tidak berlaku bagi Hannah dan John. Karena pekerjaan John yang hanya sebagai seorang pembantu bangsawan, ternyata tidak menjamin kalau kehidupan ekonomi keluarganya mereka bisa terpenuhi. Faktanya, mereka tergolong ke dalam keluarga kelas ekonomi ke bawah.
Guna membantu perekonomian keluarga, Hannah memanfaatkan hobi memasaknya menjadi cuan a.k.a uang a.k.a fulus. Caranya, dengan mencatat semua resep hidangan yang sudah pernah Ia coba dan buat ke dalam sebuah buku. Dan buku itulah yang dikenal sebagai "The Art of Cookery Made Plain and Easy".
Sayangnya, nasib tragis harus kembali menerpa kehidupan Hannah. Pasalnya, John Glasse sang Suami, wafat pada 21 Juni 1747, beberapa bulan setelah Hannah merilis bukunya. Meski begitu, buku tersebut laku keras di pasaran. Pada awalnya, buku tersebut hanya terjual sekitar 200 salinan saja. Seiring berjalannya waktu dan beberapa edisi revisi, buku tersebut pun menjadi salah satu "Buku Terlaris di Abad ke-18".


Ada beberapa fakta menarik yang Ane dapetin dari sumber postingan ini. Berikut beberapa diantaranya.
1. Di edisi originalnya, buku ini memuat 972 resep hidangan yang terbagi ke dalam 24 bab dengan tebal buku mencapai 384 halaman. Pada edisi revisi kedua, ada sekitar 342 resep hidangan yang ditambahkan. Hidangan yang dimasukkan ke dalam buku merupakan hidangan yang ada di mancanegara pada saat itu, mulai dari hidangan ala negara Barat sampai Timur. Beberapa versi revisi dari buku ini terus berlangsung mulai dari saat Hannah masih hidup, sampai Ia wafat pada 1 September 1770 di usia ke-62.
2. Ada beberapa penulis buku resep serupa yang melakukan plagiarisme terhadap buku ini. Pada edisi revisi keenam tahun 1758, terdapat sebuah bagian yang memberikan imbauan bagi siapapun yang melakukan plagiarisme atas buku tersebut, maka akan diberikan sanksi tegas oleh Kerajaan Inggris.
3. Edisi revisi buku ini yang dirilis pada 1751 merupakan Buku pertama di dunia yang menuliskan resep membuat Triffle, Hamburger Sosis dan Piccalilli. BTW, Ane masih belum familiar sama yang namanya Triffle dan Piccalilli. Mungkin buat yang pernah bikin atau pernah nyoba bisa tulis pengalamannya di kolom komentar.

Triffle

Hamburger

Piccalilli
4. Fakta terakhir, buku ini nyaris lenyap di Amerika Serikat. Mengapa? Alasannya sangat sederhana, Perang Saudara Amerika. Ya, akibat perang tersebut, buku tersebut sampai nyaris hilang ditelan peradaban. Beruntung, berkat 3 tokoh besar AS ini, buku tersebut bisa diselamatkan. Mereka adalah George Washington, Thomas Jefferson dan Benjamin Franklin.
Source :
The Art of Cookery Made Plain and Easy
Hannah Glasse

Anyway, di postingan kali ini Ane nemu satu pembahasan yang menarik soal dunia masak memasak. Seperti apa? Langsung aja...
Spoiler for The Art of Cookery Made Plain and Easy:

The Art of Cookery Made Plain and EasyAdalah sebuah buku resep hidangan karya Hannah Glasse yang dirilis pada 1747. Dengan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama pada buku tersebut, menjadikannya sebagai salah satu buku terlaris pada abad ke-18. Pada awalanya, buku tersebut dirilis di sekitaran Inggria. Lalu, buku tersebut dirilis keluar Inggris untuk pertama kalinya ke Dublin pada 1748. Barulah pada tahun 1805, buku tersebut resmi dirilis di Amerika Serikat.
Sampai sekarang, buku ini sudah dibuat setidaknya ke dalam 40 edisi revisi. Dalam buku tersebut, Hannah menyebutkan alasan mengapa Ia memasukkan kata "Plain" dalam judul bukunya. Kalau secara bahasa, "Plain" diartikan sebagai "Polos". Tapi menurut Hannah, Ia memasukkan kata tersebut dengan maksud agar para pembaca bukunya bisa memahami bahasa yang Ia tulis secara sederhana, jelas dan tidak bertele-tele.
Hingga pertengahan abad ke-19, buku ini masih digunakan sebagai referensi bagi para sejarawan dan masyarakat kala itu. Setelah itu, kita sudah mulai bisa mencari berbagai macam referensi mengenai resep hidangan di buku, majalah, internet hingga aplikasi khusus yang berisi kumpulan resep hidangan di ponsel kita. Tapi meski demikian, masih ada beberapa orang di zaman modern yang menjadikan buku tersebut sebagai inspirasi dan referensi terbesar mereka, diantaranya Elizabeth David, Fanny Cradock dan Clarissa Dickson Wright. BTW, mereka ini adalah kritikus sekaligus salah satu koki ternama di Amerika Serikat.
Spoiler for Tentang Penulis:

Hannah terlahir dengan nama asli Hannah Allgood. Beliau lahir di bulan Maret 1708, putri ketiga dari pasangan Isaac Allgoods dan Hannah Reynolds. Hannah dulunya memiliki 2 orang Kakak, sayangnya mereka berdua sudah meninggal dunia di usia dini. Hannah memiliki seorang Adik yang usianya 3 tahun lebih muda darinya. Sedikit info tentang orang tuanya Hannah, sejak kecil Hannah memang sudah terbiasa dengan gaya hidup yang mewah. Pasalnya, Ayahnya Hannah adalah seorang tuan tanah dan pemilik sebuah tambang batu bara yang disegani di Hexham, Northumberland. Sementara sang Ibu adalah seorang putri juragan Anggur (minuman) ternama di London.
Sayangnya, dibalik semua kemewahan itu, kehidupan keluarga Hannah tidaklah harmonis. Orang tua Hannah bercerai karena Ibunya tak tahan dengan kebiasaan sang Ayah yang suka mabuk-mabukan. Hannah pun ikut bersama Ibunya, namun hubungannya dengan sang Ibu tidak begitu baik. Hingga usianya menginjak 16 tahun, Hannah harus kehilangan sang Ibu untuk selamanya. Bukannya diasuh oleh sang Ayah, Hannah justru diasuh oleh Neneknya.
Karena belum terbiasa, sempat terjadi ketegangan antara Hannah dengan sang Nenek. Puncaknya adalah ketika Hannah "nikah siri" dengan seorang pembantu bangsawan bernama John Glasse. Faktanya, usia John saat itu 2 kali lipat dari usianya Hannah. John menikahi Hannah di usianya yang sudah menginjak kepala 3 (Hannah berusia 16 tahun, sementara John berusia 30-an). Sebulan kemudian, hubungan "gelap" tersebut terkuak oleh sang Nenek dan membuatnya marah besar. Meski begitu, Hannah pun meminta maaf dan hubungan antara Nenek dan Cucu itu pun berakhir harmonis. Kemudian, Hannah pun memutuskan untuk tinggal bersama sang Suami di kawasan Piccadilly, Westminster, London.
Per tahun 1728, Hannah dan John memutuskan untuk pindah ke kawasan Essex dengan alasan pindah dinas. Tak lama setelah itu, pasangan tersebut pun dikaruniai anak pertamanya. Lalu pada 1734, keluarga Hannah kembali ke London. Selama pernikahannya dengan John, Hannah dikaruniai 10 orang anak, namun hanya setengahnya saja yang masih hidup, karena sisanya meninggal di usia dini (5 anak masih hidup, 5 anak udah meninggal).
Di negara kita Indonesia, orang zaman dahulu beranggapan kalau "Banyak Anak, Banyak Rezeki". Jadi, jangan heran kalau Kakek, Nenek, Ibu atau Bapak kalian punya saudara kandung yang banyak. Tapi, "kepercayaan" tersebut nampaknya tidak berlaku bagi Hannah dan John. Karena pekerjaan John yang hanya sebagai seorang pembantu bangsawan, ternyata tidak menjamin kalau kehidupan ekonomi keluarganya mereka bisa terpenuhi. Faktanya, mereka tergolong ke dalam keluarga kelas ekonomi ke bawah.
Guna membantu perekonomian keluarga, Hannah memanfaatkan hobi memasaknya menjadi cuan a.k.a uang a.k.a fulus. Caranya, dengan mencatat semua resep hidangan yang sudah pernah Ia coba dan buat ke dalam sebuah buku. Dan buku itulah yang dikenal sebagai "The Art of Cookery Made Plain and Easy".
Sayangnya, nasib tragis harus kembali menerpa kehidupan Hannah. Pasalnya, John Glasse sang Suami, wafat pada 21 Juni 1747, beberapa bulan setelah Hannah merilis bukunya. Meski begitu, buku tersebut laku keras di pasaran. Pada awalnya, buku tersebut hanya terjual sekitar 200 salinan saja. Seiring berjalannya waktu dan beberapa edisi revisi, buku tersebut pun menjadi salah satu "Buku Terlaris di Abad ke-18".
Spoiler for Fun Facts:


Ada beberapa fakta menarik yang Ane dapetin dari sumber postingan ini. Berikut beberapa diantaranya.
1. Di edisi originalnya, buku ini memuat 972 resep hidangan yang terbagi ke dalam 24 bab dengan tebal buku mencapai 384 halaman. Pada edisi revisi kedua, ada sekitar 342 resep hidangan yang ditambahkan. Hidangan yang dimasukkan ke dalam buku merupakan hidangan yang ada di mancanegara pada saat itu, mulai dari hidangan ala negara Barat sampai Timur. Beberapa versi revisi dari buku ini terus berlangsung mulai dari saat Hannah masih hidup, sampai Ia wafat pada 1 September 1770 di usia ke-62.
2. Ada beberapa penulis buku resep serupa yang melakukan plagiarisme terhadap buku ini. Pada edisi revisi keenam tahun 1758, terdapat sebuah bagian yang memberikan imbauan bagi siapapun yang melakukan plagiarisme atas buku tersebut, maka akan diberikan sanksi tegas oleh Kerajaan Inggris.
3. Edisi revisi buku ini yang dirilis pada 1751 merupakan Buku pertama di dunia yang menuliskan resep membuat Triffle, Hamburger Sosis dan Piccalilli. BTW, Ane masih belum familiar sama yang namanya Triffle dan Piccalilli. Mungkin buat yang pernah bikin atau pernah nyoba bisa tulis pengalamannya di kolom komentar.

Triffle

Hamburger

Piccalilli
4. Fakta terakhir, buku ini nyaris lenyap di Amerika Serikat. Mengapa? Alasannya sangat sederhana, Perang Saudara Amerika. Ya, akibat perang tersebut, buku tersebut sampai nyaris hilang ditelan peradaban. Beruntung, berkat 3 tokoh besar AS ini, buku tersebut bisa diselamatkan. Mereka adalah George Washington, Thomas Jefferson dan Benjamin Franklin.
Source :
The Art of Cookery Made Plain and Easy
Hannah Glasse
Diubah oleh diaz420 29-03-2021 16:53






prabas dan 36 lainnya memberi reputasi
35
5.5K
Kutip
127
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan