Kaskus

Sports

AF31FRAvatar border
TS
AF31FR
JEDA INTERNASIONAL YANG TIDAK PERNAH ISTIRAHAT
JEDA INTERNASIONAL YANG TIDAK PERNAH ISTIRAHAT


Pada kalender olahraga sepakbola di setiap tahunnya, ada waktu di mana permainan ini akan menghadapi suatu fase yang dinamakan FIFA International MatchDay. Namun, yang biasanya diketahui oleh banyak penggemar sepakbola, mereka mengenalnya dengan istilah jeda internasional. Sebuah waktu yang menjadi kesempatan untuk tim nasional guna bertanding menghadapi tim nasional lainnya dalam label pertandingan apapun.


Melalui konfederasi sepakbola yang
terbagi dalam wilayah AFC (Asia), CAF (Afrika), CONCACAF (Amerika Tengah dan Utara dengan Karibia), CONMEBOL (Amerika Selatan), OFC (Pasifik), dan UEFA (Eropa), jeda internasional diadakan secara teratur pada jadwalnya yang bersamaan dalam beberapa waktu yang telah ditetapkan di bulan-bulan yang ditentukan oleh FIFA dengan durasi pelaksanaan selama satu pekan.


Istilah jeda internasional memang merujuk diistirahatkannya perputaran kompetisi liga-liga sepakbola dari kepadatan dan kesibukan jadwal pertandingan yang oleh klub tertentu dapat memainkan lebih dari lima laga dalam satu bulan. Tapi, di luar konteks tersebut, jeda internasional yang sering menghadirkan kontroversi ini kenyataannya jauh dari kesan jeda.


Jeda internasional tidak ada kata istirahat bagi pemain terpilih yang diwajibkan membela tim nasional negaranya. Dalam satu pekan jeda internasional, mereka bisa saja bertanding dalam tiga laga yang hanya berselisih dua hari.


Supporter pun juga dibuat berpikir ulang guna bersantai-santai karena ada dorongan kuat untuk datang ke stadion mendukung tim nasional negaranya. Keadaan ini yang membuat mereka terkadang harus cermat mengatur siasat kondisi keuangan dan kegiatan lain yang akan dijalani mereka.


Hampir bisa dipastikan memang pelaksanaan jeda internasional selalu menimbulkan pro kontra. Bagi komunitas supporter sepakbola, tidak ada dari mereka yang benar-benar menyukai kehadiran jeda internasional jika bukan karena pertandingan penting yang dimainkan tim nasionalnya.


Biasanya, laga-laga internasional yang demikian baru akan menarik ketika statusnya merupakan laga hidup-mati. Jika konteksnya bukan untuk berebut supremasi, gelaran jeda internasional sering terasa hambar. Kasusnya sama seperti fase pra-kompetisi yang dilakukan klub menjelang gelaran kompetisi resmi, tidak ada pihak manapun yang rela mengorbankan banyak hal untuk sebuah pertandingan pemanasan.


Begitupun yang dirasakan oleh para pemain yang tergabung ke tim nasional. Persoalan kebugaran jadi resiko besar yang selalu mereka hadapi begitu menjalani jadwal tim nasional yang sama padat dan beratnya dengan kompetisi antar-klub. Bukan artinya mereka tidak nasionalis, tetapi bagi pemain yang bernasib sial mereka selalu mengalami masalah yang jauh lebih serius karena jeda internasional.


Sejumlah pemain seringkali terpaksa melakukan perawatan medis yang tidak boleh asal ditangani karena dilanda kelelahan dalam banyak sebab karena tampil bela negara. Lebih parahnya lagi apabila mereka mengalami cedera fatal saat pertandingan semakin menyudutkan jeda internasional dianggap sangat menjengkelkan bagi klub, pemain, supporter, dan tim nasional itu sendiri.


Agak aneh jika selalu berpendapat negatif terhadap adanya pelaksanaan jeda internasional. Sebenarnya jeda internasional ini adalah sebuah win-win solution yang juga memiliki nilai positif dari keberlangsungannya.


Bagi para pemain yang tidak dipanggil untuk membela tim nasional, momen jeda internasional jelas keberkahan untuk menstabilkan kondisi psikis dan stamina mereka yang terkuras karena mengarungi ketatnya kompetisi.


Adapun bagi supporter yang negaranya tidak bisa berpartisipasi dalam jeda internasional, mereka masih bisa menyaksikan pertandingan sepakbola yang dimainkan negara lain meskipun hal tersebut seperti sangat tidak memungkinkan karena umumnya mereka hanya sebatas pendukung klub sepakbola.


Jeda internasional juga bukan momen yang benar-benar buruk untuk klub manapun karena adanya jeda internasional merupakan saat yang tepat untuk memperbaiki mentalitas. Bagi sebagian tim yang performanya tengah terpuruk, jeda internasional dapat dimanfaatkan untuk melakukan pembenahan tim yang tidak lepas dari sasaran kritik. Tapi sebaliknya kadang situasi ini juga malah menjadi sebab rusaknya momentum baik suatu tim.


Pelaksanaan jeda internasional dalam lingkungan tim nasional pun selalu menghadirkan banyak cerita menarik. Bukan hanya soal kemungkinan mendapatkan pemasukan tambahan lewat pertandingan antar-negara, tapi juga soal momen-momen penting bagi pelatih tim nasional untuk mematangkan skuat yang dilatihnya. Pula bagi pemainnya, ini bisa menjadi ajang pembuktian diri atau bahkan kesan istimewa bagi pemain-pemain yang berkesempatan menjalani debut membela negaranya.


Di negara dengan kualitas sepakbola yang tidak terlalu bagus, keberadaan pertandingan antar-negara dalam label jeda internasional adalah sebuah anugerah. Mereka yang jauh dari sorot perhatian publik akan sangat senang menyambut jeda internasional karena ada banyak keuntungan yang mereka dapatkan saat berkesempatan menjalani pengalaman menghadapi negara besar dan pemain bintang.


Melihat fenomena yang terjadi pada negara-negara kecil di saat pelaksanaan jeda internasional ini membuat UEFA untuk pertama kali, dan langkah yang sama juga diikuti CONCACAF, menggagas sebuah kompetisi bertajuk Liga Negara yang mengubah tensi jeda internasional menjadi lebih bergengsi dari tadinya cuma ajang seru-seruan.


Sesuai namanya, kompetisi tersebut memang liga yang mempertemukan antar-negara yang dibagi ke dalam beberapa tingkat divisi. Untuk makin meningkatkan kualitasnya, Liga Negara juga menerapkan sistem promosi dan degradasi serta jaminan hadiah maupun bonus yang menarik.


Namun begitu, bagi sebagian orang jeda internasional tetap saja dianggap sebagai kurun waktu yang tidak menyenangkan karena tidak ada pertandingan kompetitif yang benar-benar dapat maksimalkan.


Jeda internasional yang tidak pernah istirahat memang selalu memunculkan kesan dilematis. Tiap kali pelaksanaannya akan dihadapi dalam berbagai sudut pandang. Walau seringkali menjadi waktu yang membosankan, jeda internasional memang telah jadi agenda resmi dari FIFA yang tiap tahunnya pasti ada. Apapun benar atau salahnya, ujung-ujungnya jeda internasional tetap akan dijalani dengan cara kreatif dan sebaik mungkin.


Sumber/Referensi:


- https://m.panditfootball.com/panditc...-internasional


- https://m.panditfootball.com/cerita/...lalu-merugikan


- https://m.panditfootball.com/cerita/...-internasional
Diubah oleh AF31FR 24-03-2021 11:42
EriksaRizkiMAvatar border
m4ntanqvAvatar border
Daniswara92Avatar border
Daniswara92 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
2.5K
27
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan