Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

extreme78Avatar border
TS
extreme78
Ribut Vaksin AstraZeneca, Kiai Asep: Fatwa MUI Jatim Produk Suul Adab
Ribut Vaksin AstraZeneca, Kiai Asep: Fatwa MUI Jatim Produk Suul AdabSuaraJatim.id - Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Surabaya Jawa Timur, Kiai Asep Syafudin Chalim, tegas menolak penggunaan Vaksin AstraZeneca karena mengandung enzim babi. Ia bahkan menyentil dengan keras keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim yang tak selaras dengan MUI Pusat.

Fatwa MUI Jatim, kata Kiai Asep, hanya berlandaskan surat satu lembar tanpa dilengkapi konsideran, kajian ilmiah, dan kajian akademis yang dinilai buruk.

Termasuk ketika MUI Jatim memfatwakan Vaksin Astrazeneca halal dan suci dengan alasan istikhalah (barang yang aslinya haram menjadi halal) dan dihukumi Halalan Toyyiban (diizinkan dengan kualifikasi baik).

"Alasannya istikhalah. Apa istikhalah itu? Yang aslinya haram dihalalkan. Yang tadinya babi haram jadinya halal. Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un. istikhalah adalah pintu masuk menghalalkan produk-produk babi yang haram menjadi halal," kata Kiai Asep yang juga cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Kiai Abdul Chamid ini, dikutip dari timesindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Kamis (25/03/2021).

Lantaran hal tersebut, dia menyayangkan adanya upaya membuat doa umat muslim menjadi mandul. Yakni, memasukkan vaksin yang haram tersebut dalam kepercayaan Agama Islam dapat membuat doa seseorang sulit untuk dikabulkan.

"Bahwa istikhalah adalah pintu masuk dari adanya upaya untuk membuat doa-doa orang muslim mandul semua," katanya menegaskan.

Lebih lanjut, dia juga menyebut adanya Intifaq, yakni syarat wajib adanya suatu benda tertentu untuk bisa melengkapi utuhnya suatu produk.

"Tidak bisa dibantah, bahwa kita dibuat-buat, kita dipaksa-paksakan karena apa? Bapak dan saudara-saudara sekalian ada intifaq. Yang tidak bisa dipungkiri Intifaq itu menunjukkan adanya babi di situ. Intifaq itu artinya andaikan pankreas babi tidak dimasukkan maka tidak jadi vaksin, itu namanya intifaq. Kami sampaikan kenapa sampai ada fatwa semacam itu. Kami menginginkan ketua-ketua MUI Jawa Timur ke sini, bersama dengan ketua MUI Pusat ke sini," kata Kiai Asep.

Tak hanya itu, dia juga menilai fatwa MUI Jawa Timur itu produk su'ul adab (perilaku tercela) terhadap hubungan koordinasi dengan MUI Pusat.

"Fatwa MUI Jawa Timur menurut saya adalah produk su'ul adab. Karena pastinya mestinya harus ada koordinasi dengan MUI Pusat sebelum ada pengeluaran fatwa itu," ungkapnya.

Kemudian, dia juga kembali mengajak untuk membandingkan dua fatwa MUI baik pusat maupun Jawa Timur.

"Nah ini, kita memiliki dua fatwa yang satu terdiri dari 13 lembar yang ada konsederannya, yang ada kajian ilmiahnya, yang ada kajian akademisnya, yang satu cuma satu lembar. Betapa gegabahnya fatwa itu dikeluarkan," katanya.

Terakhir, dia menegaskan kembali penolakannya menggunakan vaksin Astrazeneca masuk ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah, baik untuk santrinya, stafnya dan siapapun. "Saya mendukung program vaksinasi baik pemerintah kabupaten, Jatim asalkan jangan vaksin Astrazeneca."

https://jatim.suara.com/read/2021/03...ul-adab?page=2

Di antara ulama2 besar hebat jaman dahulu terkadang ada khilaf di antara mereka namun mereka tidak pernah menyalahkan satu sama lainnya karena sama2 ada dalilnya yg kuat.
Terlebih urusan kemashalatan bersama.

Dah silahkan menilai opini ane ttg beliau ini.
emoticon-Cool
Diubah oleh extreme78 25-03-2021 05:32
bijikates
trimusketeers
bontakkun
bontakkun dan 7 lainnya memberi reputasi
8
2.1K
31
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan