- Beranda
- Komunitas
- KOMPAK (Komunitas Penulis Aktif Kreatif)
CyberBullying Makin Bertebaran Nih! Kenapa Seseorang Bisa Melakukan Itu?


TS
ElviHusna
CyberBullying Makin Bertebaran Nih! Kenapa Seseorang Bisa Melakukan Itu?
Cyberbullying

Hai, Agan dan Sista sejagad Kaskus! Welcome back to my thread.
Kali ini akan akan membahasa tentang cyberbullying. Pernahkah Agansis mendengarnya? Pasti pernah dong!
Kemajuan teknologi dan informasi semakin menambah perkembangan manusia untuk berinteraksi dengan sesama manusia dari berbagai belahan dunia manapun. Namun, dampak positif dari sosial media seslai diikuti dengan dampak negatif. Sebenarnya dampak negatif itu bisa diniminkan oleh manusia itu sendiri sebagai user. Tapi, ya namanya manusia kadang kurang pemahaman atau empati pada orang lain.
Cyberbullyingadalah bentuk pembulian di sosial media. Ini sering banget teejadi di era sekarang yang apa-apa up ke sosial media.

Cyberbullying itu ada ragam bentuknya, mulai dari mengejek, mengancam, penymaran, pelecehan, dan lain sebagainya.
Contohnya bisa kita lihat banyak di sosial media. Ane biasanya baca di YouTube, para haters yang punya jari pedas luar biasa. Kadang jangankan si target pelaku, bagi ane yang cuma baca aja ikut sakit hati dan miris bacanya.

Akibat dari Cyber bullying ini sangat-sangat fatal. Bahkan korban bisa sampai bunuh diri. Kalau dipikir-pikir, tak ada bedanya bullying langsung dengan di sosial media. Hanya media media saja.
Kita ambil contoh salah satu artis Korea yang mengalami cyberbullying dan pada mental yang down, akhirnya ia bunuh diri.
Sulli

Artis Korea bernama asli Choi Jin-ri ini bunuh diri akibat depresi berat yang dialaminya selama bertahun-tahun. Tekanan itu ia dapatkan dari komentar-komentar julid netizen yang sangat memojokkan dan bikin tertekan.
Bahkan sebelum bunuh diri, idol K-Pop asuhan SM Entertainment ini sempat live di Instagram. Ia menangis sambil bilang kepada haters, "saya bukan orang jahat, katakan satu hal saja yang baik tentang saya, karena saya pantas menerimanya."
Ane merasa Sulli ini begitu putus asa dan berharap ada satu orang saja yang setia di sampingnya. Nyatanya tak ada. Hingga ia memilih untuk mengakiri hidupnya di kediamannya, Seoul Selatan.
Meskipun bunuh diri sudah seperti budaya di Korea, tapi hal itu sangat-sangat disayangkan. Waktu itu sosial media ramai saat kematian Sulli, trending di Twitter. Sayang sekali!
Tak hanya Sulli, kita dan siapa saja mungkin pernah menjadi korban cyberbullying. Karena hal itu bisa menjadi kemungkinan jika kita menggunakan sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube dan lain-lain.
Cyberbullying itu dilakukan seseorang bisa jadi karena memang ada masalah dengan sasaran yang dituju. Tapi banyakan memang karena benci. Ya, tingkat kebencian seseorang itu berbeda-beda. Ada yang benci dan ingin kita mengubah sikap, saat kita berubah, maka kebencian itu akan hilang. Ada juga yang memang benci for no reason. Kebencian model ini nih yang ane gak habis pikir.
'Gak suka aja aku lihat dia.'
Ini antara benci da iri hati sih. Karena bisa jadi sasaran yang dituju oleh si pembully itu punya kemampuan lebih dari si pelaku, punya sesuatu yang si pelaku bullying ini gak punya.
Pernah gak sih Agansis baca-baca komentar pedas di sosial media, yang menurut kita itu gak perlu dilakukan. Pasti pernah ya. Misalnya ketika ada seseorang meng-up karya atau semacamnya, datanglah komentar hate speech semacam.
'Sampah memang.'
'Congor bebek.'
'Oplas sana!'
Ane jadi berpikir, apa sebabnya seseorang merasa perlu berkomentar seperti itu. Tidak suka?
Gampang saja jika ia tidak menyukai sesuatu yang ia lihat, kan ini sosial media, tinggal skip aja. Beres.
Kita punya sosial media, kita bisa bebas mengendalikannya dong. Tinggal pilih mau up apa, komen apa, kita yang tentukan. Menyakiti hati orang juga pilihan. Pilihan yang salah dan dhalim.
Pola pikir yang anehnya, kenapa pelaku merasa harus komentar, buang-buang waktu hanya untuk meninggalkan sakit di hati orang. Bullying nyata dengan sosial media iti sakitnya sama, traumanya sama.
'Biarin aja, biar gak pansos mulu.'
Misal si pelaku tahu itu sasaran hanya numpang pansos, untuk apa malah sibuk membully di sosial media yang akhirnya malah meng-up usaha pansos si sasaran ini.
Kan lucu!
Ane rasa mindsetnya yang harus dirubah.
Oke, itulah sedikit pembahasan tentang cyber bullying atau bullying di sosial media. Pesan ane sih, kalau gak suka dengan suati konten orang, tinggal skip. Kecuali memang konten yang melanggar etika, agama, ras atau apa. Itu pun kita perlu nasehati dengan cara yang baik.
Damai-damailah kita di dunia maya atau dunia nyata. Ya!
Sekian thread ane, semoga bermanfaat! Eits, jangan lupa cendol rate komen dan share ya. See you :terimakasih:terimakasih:terimakasih
Ditulis oleh @ElviHusna
Narasi pribadi
Referensi dan gambar 1 2 3 4 5

Hai, Agan dan Sista sejagad Kaskus! Welcome back to my thread.
Kali ini akan akan membahasa tentang cyberbullying. Pernahkah Agansis mendengarnya? Pasti pernah dong!
Kemajuan teknologi dan informasi semakin menambah perkembangan manusia untuk berinteraksi dengan sesama manusia dari berbagai belahan dunia manapun. Namun, dampak positif dari sosial media seslai diikuti dengan dampak negatif. Sebenarnya dampak negatif itu bisa diniminkan oleh manusia itu sendiri sebagai user. Tapi, ya namanya manusia kadang kurang pemahaman atau empati pada orang lain.
Cyberbullyingadalah bentuk pembulian di sosial media. Ini sering banget teejadi di era sekarang yang apa-apa up ke sosial media.

Cyberbullying itu ada ragam bentuknya, mulai dari mengejek, mengancam, penymaran, pelecehan, dan lain sebagainya.
Contohnya bisa kita lihat banyak di sosial media. Ane biasanya baca di YouTube, para haters yang punya jari pedas luar biasa. Kadang jangankan si target pelaku, bagi ane yang cuma baca aja ikut sakit hati dan miris bacanya.

Akibat dari Cyber bullying ini sangat-sangat fatal. Bahkan korban bisa sampai bunuh diri. Kalau dipikir-pikir, tak ada bedanya bullying langsung dengan di sosial media. Hanya media media saja.
Kita ambil contoh salah satu artis Korea yang mengalami cyberbullying dan pada mental yang down, akhirnya ia bunuh diri.
Sulli

Artis Korea bernama asli Choi Jin-ri ini bunuh diri akibat depresi berat yang dialaminya selama bertahun-tahun. Tekanan itu ia dapatkan dari komentar-komentar julid netizen yang sangat memojokkan dan bikin tertekan.
Bahkan sebelum bunuh diri, idol K-Pop asuhan SM Entertainment ini sempat live di Instagram. Ia menangis sambil bilang kepada haters, "saya bukan orang jahat, katakan satu hal saja yang baik tentang saya, karena saya pantas menerimanya."
Ane merasa Sulli ini begitu putus asa dan berharap ada satu orang saja yang setia di sampingnya. Nyatanya tak ada. Hingga ia memilih untuk mengakiri hidupnya di kediamannya, Seoul Selatan.
Meskipun bunuh diri sudah seperti budaya di Korea, tapi hal itu sangat-sangat disayangkan. Waktu itu sosial media ramai saat kematian Sulli, trending di Twitter. Sayang sekali!
Tak hanya Sulli, kita dan siapa saja mungkin pernah menjadi korban cyberbullying. Karena hal itu bisa menjadi kemungkinan jika kita menggunakan sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube dan lain-lain.
Quote:
Cyberbullying itu dilakukan seseorang bisa jadi karena memang ada masalah dengan sasaran yang dituju. Tapi banyakan memang karena benci. Ya, tingkat kebencian seseorang itu berbeda-beda. Ada yang benci dan ingin kita mengubah sikap, saat kita berubah, maka kebencian itu akan hilang. Ada juga yang memang benci for no reason. Kebencian model ini nih yang ane gak habis pikir.
'Gak suka aja aku lihat dia.'
Ini antara benci da iri hati sih. Karena bisa jadi sasaran yang dituju oleh si pembully itu punya kemampuan lebih dari si pelaku, punya sesuatu yang si pelaku bullying ini gak punya.
Pernah gak sih Agansis baca-baca komentar pedas di sosial media, yang menurut kita itu gak perlu dilakukan. Pasti pernah ya. Misalnya ketika ada seseorang meng-up karya atau semacamnya, datanglah komentar hate speech semacam.
'Sampah memang.'
'Congor bebek.'
'Oplas sana!'
Ane jadi berpikir, apa sebabnya seseorang merasa perlu berkomentar seperti itu. Tidak suka?
Gampang saja jika ia tidak menyukai sesuatu yang ia lihat, kan ini sosial media, tinggal skip aja. Beres.
Kita punya sosial media, kita bisa bebas mengendalikannya dong. Tinggal pilih mau up apa, komen apa, kita yang tentukan. Menyakiti hati orang juga pilihan. Pilihan yang salah dan dhalim.
Pola pikir yang anehnya, kenapa pelaku merasa harus komentar, buang-buang waktu hanya untuk meninggalkan sakit di hati orang. Bullying nyata dengan sosial media iti sakitnya sama, traumanya sama.
'Biarin aja, biar gak pansos mulu.'
Misal si pelaku tahu itu sasaran hanya numpang pansos, untuk apa malah sibuk membully di sosial media yang akhirnya malah meng-up usaha pansos si sasaran ini.
Kan lucu!
Ane rasa mindsetnya yang harus dirubah.
Oke, itulah sedikit pembahasan tentang cyber bullying atau bullying di sosial media. Pesan ane sih, kalau gak suka dengan suati konten orang, tinggal skip. Kecuali memang konten yang melanggar etika, agama, ras atau apa. Itu pun kita perlu nasehati dengan cara yang baik.
Damai-damailah kita di dunia maya atau dunia nyata. Ya!
Sekian thread ane, semoga bermanfaat! Eits, jangan lupa cendol rate komen dan share ya. See you :terimakasih:terimakasih:terimakasih
Ditulis oleh @ElviHusna
Narasi pribadi
Referensi dan gambar 1 2 3 4 5
Diubah oleh ElviHusna 19-03-2021 09:16






ujellyjello dan 13 lainnya memberi reputasi
12
1.2K
36


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan