Selama ini ketika berbicara mengenai seafood, yang terlintas dalam benak hanyalah, udang, kepiting, lobster, cumi, dan kerang-kerangan yang diolah dalam berbagai resep. Namun, setelah salah seorang saudara membagi oleh-oleh khas Kebumen, yakni yutuk goreng, saya jadi tahu bahwa ada yang namanya undur-undur laut dan itu bisa dimakan. Astaga, kemana saja saya selama ini ya

Awalnya, saya kira oleh-oleh tersebut adalah kepala udang yang digoreng dibalut tepung. Tapi, hidung saya menolaknya. Sebab, baunya sangat kuat sekali. Penasaran dong. Akhirnya saya tanyakan pada yang memberi. Dan, tahulah saya bahwa yang saya kira kepala udang itu ternyata yutuk.




Bagi kalian yang berada di pesisir pantai selatan Kebumen-Yogyakarta, mungkin tidak asing lagi dengan hewan satu ini. Boleh jadi sangat biasa dengan menu dari yutuk. Akan tetapi, bagi yang baru pertama kali tahu seperti saya, pasti akan tercenung beberapa waktu lamanya sebelum yakin untuk memakannya kemudian.

Namun, saat sudah merasakan betapa gurih dan lezatnya si yutuk goreng, malah susah berhenti nih mulut. Rasanya mau ngunyah terus. Bikin ketagihan, sumpah. Untung saja saya ingat bahwa yang berlebihan itu tidaklah elok

Yutuk sendiri sebenarnya merupakan bahasa daerah dari undur-undur laut. Hewan ini berhabitat di laut, tepatnya di pantai yang berpasir hitam atau pantai yang mengandung pasir besi. Yutukmemiliki tubuh yang tersegmentasi atau beruas-ruas dan bercangkang keras.

Di pesisir pantai Kebumen, terutama di Pantai Petanahan, yutuk akan mudah ditemukan. Oleh warga setempat, hewan satu ini biasanya diolah menjadi beragam masakan. Contohnya saja, bakwan yutuk ataupun rempeyek yang gurih dan renyah sebagai pelengkap saat menyantap pecel. Tapi, tanpa pecel pun, yutuk goreng ini udah bikin nagih, loh.

Yutuk selain digoreng garing juga dapat diolah menjadi nugget yutuk ataupun oseng-oseng yutuk. Rasanya gimana? Entahlah. Saya baru bisa membayangkannya saja. Mungkin lain waktu jika diperkenankan berkunjung ke Petanahan, baru saya dapat me-review oseng-oseng yutuk ini secara mendalam. Lagipula saya pun sudah lama penasaran dengan Petanahan. Secara ada salah satu sahabat pena berasal dari daerah tersebut dan sudah lama sekali kami kehilangan kontak.

Bagi gansist pecinta seafood, tapi belom pernah mencoba menu satu ini, wajib banget deh kalian incip. Selain enak dan gurih, yutuk juga bergizi tentunya.

Kiranya ada tambahan informasi dari gansis perihal si yutuk ini, bolehlah ditambahkan di kolom komentar. Mari berdiskusi dan berbagai informasi menarik.