- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Impor Gandum Tinggi Gara-gara Masyarakat Hobi Makan Mi Instan


TS
vaklentine
Impor Gandum Tinggi Gara-gara Masyarakat Hobi Makan Mi Instan
Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebut kegemaran masyarakat Indonesia terhadap mi instan membuat impor gandum tinggi dan turut membebani neraca perdagangan.
Hal ini juga menjadi tantangan pemerintah untuk melakukan diversifikasi pangan dan meningkatkan produksi bahan baku mi instan yang dapat dapat menjadi substitusi gandum.
"Mengenai impor pangan bisa dilihat bahwa diversifikasi kita perlu 'diluruskan' karena ketergantungan kita pada gandum terutama mi instan sangat tinggi," ucapnya dalam rapat bersama Badan Legislasi (Baleg) DPR, Selasa (16/3).
Lihat juga: Penyebab RI Impor Garam Meski Punya Garis Pantai Terpanjang
Berdasarkan catatan BPS, impor gandum dan meslin rata-rata berada di atas US$2,5 milar tiap tahunnya.
Pada 2018, misalnya, nilai impor gandum Indonesia mencapai US$2,56 miliar dan meningkat jadi US$2,79 miliar pada 2019. Kemudian, pada 2020 nilainya menjadi US$2,6 miliar. "Jadi impor kita 2,6 miliar untuk gandum," imbuhnya.
Tak hanya gandum, ia juga menyoroti impor kedelai, garam dan jagung yang cukup besar. Pada 2018, impor kedelai mencapai US$1,1 miliar. Lalu, pada 2019 dan 2020 mencapai US$1 miliar.
Lihat juga: Impor Beras Diklaim Strategi Lawan Mafia
Sementara impor garam pada 2018 mencapai US$90 juta dan meningkat pada 2019 menjadi US$95 juta, meskipun pada 2020 nilainya turun menjadi US$94 juta.
Terakhir, impor jagung yang mencapai US$159 juta pada 2018, US$212 juta pada 2019 dan US$172,6 juta pada 2020. "Jadi, memang ini harus benar-benar menjadi perhatian," pungkas Suhariyanto.
news
Impor gandum karena masyarakat gemar makan mie instan
Berarti kita impor beras karena masyarakat juga gemar makan beras ya pak
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebut kegemaran masyarakat Indonesia terhadap mi instan membuat impor gandum tinggi dan turut membebani neraca perdagangan.
Hal ini juga menjadi tantangan pemerintah untuk melakukan diversifikasi pangan dan meningkatkan produksi bahan baku mi instan yang dapat dapat menjadi substitusi gandum.
"Mengenai impor pangan bisa dilihat bahwa diversifikasi kita perlu 'diluruskan' karena ketergantungan kita pada gandum terutama mi instan sangat tinggi," ucapnya dalam rapat bersama Badan Legislasi (Baleg) DPR, Selasa (16/3).
Lihat juga: Penyebab RI Impor Garam Meski Punya Garis Pantai Terpanjang
Berdasarkan catatan BPS, impor gandum dan meslin rata-rata berada di atas US$2,5 milar tiap tahunnya.
Pada 2018, misalnya, nilai impor gandum Indonesia mencapai US$2,56 miliar dan meningkat jadi US$2,79 miliar pada 2019. Kemudian, pada 2020 nilainya menjadi US$2,6 miliar. "Jadi impor kita 2,6 miliar untuk gandum," imbuhnya.
Tak hanya gandum, ia juga menyoroti impor kedelai, garam dan jagung yang cukup besar. Pada 2018, impor kedelai mencapai US$1,1 miliar. Lalu, pada 2019 dan 2020 mencapai US$1 miliar.
Lihat juga: Impor Beras Diklaim Strategi Lawan Mafia
Sementara impor garam pada 2018 mencapai US$90 juta dan meningkat pada 2019 menjadi US$95 juta, meskipun pada 2020 nilainya turun menjadi US$94 juta.
Terakhir, impor jagung yang mencapai US$159 juta pada 2018, US$212 juta pada 2019 dan US$172,6 juta pada 2020. "Jadi, memang ini harus benar-benar menjadi perhatian," pungkas Suhariyanto.
news
Impor gandum karena masyarakat gemar makan mie instan
Berarti kita impor beras karena masyarakat juga gemar makan beras ya pak





tien212700 dan Jalan Cinta memberi reputasi
2
1.2K
31


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan