Gan n Sis! menyambut All England 2021 yang segera digelar pada esok hari, tepatnya 17 hingga 21 Maret 2021 di Birmingham, Inggris, Ane mau bahas satu-satunya tunggal putri yang pernah menjuarai All England. Hitung-hitung nostalgia ya kan, soalnya seperti yang kita ketahui kalau satu-satunya wakil tunggal putri Indonesia yang rencananya akan berangkat kesana, Gregoria Mariska Tunjung terpaksa harus gagal pergi karena cedera paha kanan yang dideritanya.

Nah siapa sih satu-satunya tunggal putri Indonesia yang pernah berhasil rebut gelar turnamen bulu tangkis tertua di dunia ini? Siapa lagi kalau bukan Lucia Francisca Susy Susanti Haditono alias Susy Susanti alias Ci Susy!



Ya, Susy Susanti merupakan satu-satunya tunggal putri yang sukses membawa pulang gelar dari turnamen besar kelas Super 1000 ini. Tidak tanggung-tanggung, bukan hanya satu melainkan empat gelar juara All England berhasil Susy koleksi. Gila banget kan Gan Sis?




Namun sebenernya sebelum Susy, ada deretan tunggal putri Indonesia lainnya yang nyaris menjadi juara All England. Mereka adalah Minarni Soedarjanto dan Verawaty Fajrin. Hayo, Gan Sis sudah tahu kedua sosok legendaris ini belum? Jauh sebelum Susy Susanti bersinar, Indonesia sudah punya nama-nama tunggal putri cantik yang skillnya mendunia loh. Selain kedua sosok tersebut, rekan seangkatan Susy Susanti, Sarwendah Kusumawardhani juga nyaris menjadi juara.



Pada All England tahun 1968, Minarni Soedarjanto berhasil menembus babak final. Bertemu dengan wakil Swedia, Eva Twedberg, Minarni harus mengakui kekalahannya yang dibuktikan dengan poin telak melalui dua set langsung, yakni 11-6 dan 11-2. Kala itu, All England masih belum dianggap sebagai kompetisi bulutangkis resmi seperti sekarang.




Lalu 12 tahun kemudian, ada Verawaty Fajrin yang maju ke final dan berhadapan dengan Denmark, Lene Koppen dan anehnya sejarah Minarni terulang... Verawati kalah langsung dalam dua set, dengan poin yang samaaa Gan Sis, cuma ketuker aja setnya, yakni 11-2 dan 11-6, kok bisa yah?

Okay, balik lagi ke Susy Susanti ya!

Kita mulai dari All England 1989, dimana akhirnya Susy Susanti menjadi tunggal putri Indonesia yang berhasil maju ke final setelah Verawaty Fajrin. Namun dewi fortuna belum berpihak kepadanya, di tangan Ling Wei Li, wakil Cina, Susy kalah telak dengan poin 11-8 dan 11-4.

Istri dari Alan Budikusuma ini tidak mau mengulang kesalahan yang sama. Di tahun berikutnya, 1990, Susy berhasil meraih juara All England pertamanya. Kala itu, Susy bertemu dengan Huang Hua, tunggal putri Cina dan berhasil menyelesaikan permainan dua set langsung dengan poin yang cukup kontras di masing-masing setnya, 12-11 dan 11-1.




Pertandingan seru terjadi pada All England 1991 dimana terjadi All Indonesian Finals. Susy bertemu Sarwendah di final. Sempat tidak berdaya di set pertama, Susy berhasil membalikkan keadaan melalui tiga set dan keluar sebagai juara dengan perolehan poin 0-11, 11-2, dan 11-6.

Pada All England 1992 tren positif tersebut tidak berhasil ia pertahankan usai takluk dari wakil Tiongkok. Susy baru bisa kembali membawa pulang gelar juara All England pada 1993 dan 1994 secara beruntun.

Hingga saat ini, Indonesia belum menemukan tunggal putri yang dapat meneruskan prestasi besar tersebut. Sektor tunggal putri yang dianggap sedang mati suri pun masih menjadi momok untuk segera dibenahi terlebih dahulu. Terlebih tahun ini, perwakilan saja tidak ada bagaimana hendak juara?

CEPAT PULIH!
CEPAT BANGKIT TUNGGAL PUTRI INDONESIA!