- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Rupiah Tembus Rp14.200/US$ di Pasar Spot & Kurs Tengah BI!


TS
koruptor.1
Rupiah Tembus Rp14.200/US$ di Pasar Spot & Kurs Tengah BI!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun merah di perdagangan pasar spot.
Pada Jumat (26/2/2021), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.229. Rupiah melemah 0,89% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Rupiah pun lemas di perdagangan pasar spot. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.200 di mana rupiah melemah 0,85%.
Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia pun tidak berdaya di hadapan dolar AS. Sejauh ini, hanya yen Jepang, peso Filipina, dan dolar Taiwan yang mampu menguat.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:04 WIB:
Yield Obligasi Naik, Dolar AS Terungkit
Apa boleh buat, dolar AS memang sedang kuat. Tidak hanya di Asia, tetapi di tataran dunia. Pada pukul 09:15 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,15%.
Keperkasaan dolar AS ditopang oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Paman Sam. Yield US Treasury Bonds tenor 10 tahun sempat melonjak ke atas 1,5%, tertinggi sejak Februari 2020.
Penyebab lonjakan yield adalah ekspektasi inflasi yang meningkat. Seiring ekonomi yang terus membaik setelah terpukul oleh pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), tekanan harga akan datang cepat atau lambat.
Sejumlah data ekonomi terbaru di Negeri Adidaya menunjukkan bahwa pemulihan berada di jalan yang benar. Pada pekan yang berakhir 20 Februari 2021, klaim tunjangan pengangguran tercatat 730.000, terendah sejak November 2020. Turun drastis 111.000 dibandingkan pekan sebelumnya dan jauh di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 838.000.
"Stimulus fiskal yang diberikan pada Desember tahun lalu mulai berdampak terhadap penciptaan lapangan kerja. Jadi stimulus selanjutnya akan sangat dinanti," kata Chris Low, Kepala Ekonom FHN Financial yang berbasis di New York (AS), seperti dikutip dari Reuters.
Kemudian penjualan barang tahan lama (durable goods) pada Januari 2021 naik 3,4% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menjadi laju kenaikan tercepat sejak Juli 2020.
Apalagi vaksinasi anti-virus corona di Negeri Adikuasa adalah yang tercepat di dunia. Berdasarkan catatan Our World in Data, vaksin yang sudah disuntikkan ke lengan rakyat AS per 24 Februari 2021 mencapai 66,46 juta dosis. Rata-rata tujuh harian vaksinasi berada di 1,45 juta dosis per hari.
Vaksin akan membangun kebebalan tubuh untuk melawan virus corona. Saat semakin banyak orang yang sudah kebal, maka aktivitas dan mobilitas masyarakat akan pulih sehingga permintaan meningkat dan menyebabkan tekanan inflasi.
Saat ini inflasi di AS memang belum menyentuh 2% seperti yang ditargetkan The Federal Reserve/The Fed (bank sentral). Namun dengan berbagai perkembangan tersebut, sepertinya AS berada di jalan yang benar.
"Jadi kenaikan yield obligasi adalah tanda adanya ekspektasi pemulihan ekonomi usai pandemi," ujar Vassili Serebriakov, FX Strategist di UBS yang berbasis di New York (AS), sebagaimana diwartakan Reuters.
Yield obligasi pemerintah AS yang semakin tinggi membuat instrumen ini menjadi menarik karena menjanjikan cuan yang lebih besar. Akibatnya permintaan terhadap dolar AS meningkat sehingga mata uang ini menjadi sangat perkasa.
https://www.cnbcindonesia.com/market...rs-tengah-bi/1
0
460
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan