Hai, Sahabat Kaskus ... Selamat pagi, siang, sore dan malam hari. Kali ini ane akan membahas thread tentang Tegal Punya Cerita
Apa sih ciri paling khas orang Tegal. Pastinya istilah bahasa mereka yang menjadi sorotan kebanyakan orang.
Yen ora Ngapak ora kepenak
Atau sebutan "Nyong" menjadi kebiasaan dalam tutur kata. Tegal juga dikenal dengan cuacanya yang ekstrem, panas luar biasa. Hal tersebut dikarenakan posisi Kota Tegal berada di sisi pinggir Pantai. Panasnya yang kelewatan ibarat lima kipas angin pun takkan mempan.
Tegal, saat kita berkunjung ke Kota ini, sesuatu yang terpikir adalah Warung Tegalnya yang dapat ditemui di sekitar alun-alun atau jalanan kaki lima. Sepanjang jalan akan kita temui minuman yang terkenal di Tegal, yakni Teh Poci. Saking terkenalnya, gapura pun ditandai dengan lambang Teh Poci. Akan tetapi Teh Poci ini memiliki makna lho. Yakni saling merangkul semua elemen masyarakat tanpa pandang buluh. Mulai dari ras, agama, status sosial dan usia. Tak ketinggalan menikmati Teh Poci dengan Tahu Aci, adalah kenikmatan tiada tara bagi masyarakat Tegal.
Kabupaten Kota Tegal juga dikenal dengan julukan kota
BAHARI, yang memiliki kepanjangan dari Bersih, Aman, Hijau, Asri, Rapi dan Indah.
Masyarakat Tegal juga menjunjung tinggi pertemanan. Mereka tidak suka yang namanya basa basi. Canda berlebihan dan penyampaian yang terlalu formal. Mereka memiliki sifat kebanyakan dikenal dengan Blak-blakan.
Tak hanya dikenal dengan makanan Warung Tegalnya, Batik dan Teh Poci atau Tahu Aci. Tegal juga disebut Jepangnya Indonesia ... Mungkin sekarang Tegal tak lagi seperti dulu. Namun Kota ini masih lekat depan sebutan dan kenangan Tegal
Indonesia No Nihon, yakni Jepangnya Indonesia. Hal ini dikarenakan Tegal merupakan penghasil industri logam.
Pada masa penjajahan Jepang, masyarakat Tegal dibuat kerja paksa membuat alat bantu peran. Hal itu merupakan suatu keberkahan bagi Masyarakat Tegal. Karena berakhir masa penjajahan terbitlah merdeka. Penyiksaan tinggalkan kenangan, namun ada sesuatu yang sangat berharga. Yakni ilmu, masyarakat Tegal menggunakan pengetahuan yang mereka dapat dari Penjajah Jepang. Berawal dari pembuatan alat perang Jepang, menjadi penghasil industri logam terbaik seperti peralatan pertanian, kompor, automotif, hingga kendaraan.
Tegal memiliki kisah dahulu, Ada cerita tentang seorang perempuan kaya raya bernama Mardiyah. Konon, katanya peninggalan cincin bermatakan berlian masih menjadi buruan hingga kini.
Quote:
Dunyane Mardiyah
Kisah Singkat Mardiyah Perempuan Jawa Tegal Yang Kaya Raya
Tatkala kita kecil jika meminta duit dan secara kebetulan tidak ada atau enggan memberi alibi yang paling gampang diungkapkan duite Mardiyah. Kalau kita meminta sesuatu yang berbau kebendaan bila dipandang permintaan itu tidak masuk akal, atau tidak ada dan tidak dapat memenuhinya dengan gampang dijawab “dunyane (hartanya ) Mardiyah
Diera tahun 1970 an Mardiyah dikenal sebagai sosok perempuan Jawa Tegal yang kaya raya. Beberapa hotel tua di Tegal pernah dimilikinya. Bahkan konon pernah punya hotel di Makkah. dan memiliki kapal pengangkut jamaah haji. Namun kapal pengangkut jamaah haji yang dimiliknya bersandar dipelabuhan Ceribon.
Mardiyah lahir sekitar tahun 1908 hidup dan mati di Desa Bandasari Pendukuhan Kemasan Ijo Kec. Dukuhturi Kab Tegal. Bekas peninggalannya bangunan dari mulai bekas bioskop Pelangi Pagongan, Toko Mas Sinar Cantik ke selatan hingga ke bagian belakang bioskop yakni bangunan rumah tua besar dan tingkat. Diera tahun 1970 an artis - artis top ibu kota seringkali transit beristirahat dirumah tersebut. Gaya hidup seorang Mardiyah serba wah sekujur tubuhnya penuh perhiasan emas, intan dan permata. Harta kekayaan dan uangnya berlimpah ruah.
Sisa peninggalan Mardiyah bangunan rumah tua masih utuh yang sekarang dimiliki H. Waluyo dan sekarang ditempati Eti Toha (menantunya) menurut cerita rumah tua yang banyak kamar tidur dan kamar mandi sering muncul suara – suara aneh. Rumah peninggal Anwar anak pertama Mardiyah masih berdiri kokoh depan balai desa Pepedan Dukuhturi.
Silsilah Mardiyah
Marfuah bersuamikan Yasin memiliki anak :
1. Mardiyah,
2. Zanuddin Yasin,.
3. Zainurridho,
4. Kapsah,
5. A. Wahid.
Mardiyah bersuamikan Sidiq memiliki anak:
1. Anwar,
2. Sobirin,
3. Harun,
4. Ahmad,
5. Sikho.
Anak pertama Mardiyah yang bernama Anawar memilki anak Saifuddin Anwar (cucu Mardiyah) sekarang dosen Universitas Muhammadiyah Semarang dan seorang penulis.
Anak, Putu, Buyut, Canggah, Wareng dan udheg-udheg dari Mardiyah sudah tidak ada yang hidup di Tegal mereka semua hidup di Jakarta, Semarang, Gersik dan Surabaya.
Anak Mardiah yang masih hidup tinggal satu yakni Sikho hidup di Gersik Jawa Timur.
Namun anak, putu, buyut, wareng dan udheg - udheg dari adiknya Mardiah masih banyak yang hidup di Tegal seperti di wilayah Kecamatan Adiwerna, Dukuhturi, Talang dan lain-lain.
Takala Zaenudin Yasin (adik Mardiyah) masih hidup Sikho masih sering ke Tegal namun sejak sang paman meninggal sudah tidak pernah ke Tegal. Sosok Sikho orang putih seperti bule dan gaya hidup dan penampilan seperti artis yang glamour. Diera 1980 an bila bertandang ke pamannya yang bernama Zaenudin Yasin yang dicari dimana tempoat discotic, pub atau baar nama – nama itu bagi masyarkat sekitar masih asing dan aneh saat itu.
Sampai sekarang barang peninggalan emas Mardiyah masih diburu. Konon barang emas Mardiyah paling kecil 25 gram yang sempat dibagikan kepada adik – adiknya dan masih menjadi perburuhan dan menjadi persoalan. Yang tengah dicari sampai sekarang dan diyakini masih ada dan digadai oleh Canggah (dari adik Mardiah) yaitu cicin bertabur berlian diatasnya, cicin berlian model elizabet dan gelang emas ular naga bertabur berlian.
Mardiyah bangkrut karena anak laki-lakinya hobynya gonti-ganti perempuan dan rata-rata perempuannya itu materialistisS E N S O Ritambah suaminya Madiyah juga kimpoi lagi dengan Fatma.
Akibat kakaknya dimadu seluruh adik-adik Mardiyah sudah mulai menjauh dari Sidiq (suami Mardiyah) hingga meninggalpun tidak ada yang menengok karena sakit hati kakaknya dimadu. Akhirnya Mardiyah sakit meninggal dan bangkrut. (Hasil wawancara dengan Hj. Jamillah Yasin Bin Zaenudin Yasin Bin Marfuah Yasin.)
Cerita lain dari Tegal adalah kisah tentang Laeli Atik Supriyatin, tersangka pembunuhan mutilasi bersama kekasihnya, yang tak lain adalah suami korban.
Quote:
Anak Pintar, Laeli Pelaku Mutilasi Masuk PTN dari Jalur Bidik Misi
Laeli Atik Supriyatin (27) telah 6 tahun meninggalkan kampung halamannya di Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jateng.
Anak petani sederhana ini tinggal di Jakarta sejak 2014 karena mendapat undangan masuk Fakultas MIPA Universitas Indonesia dari jalur bidik misi.
Laeli adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Orang tuanya tinggal di Desa Kesuben, Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Ayah Laeli seorang petani, sedangkan ibunya bekerja sebagai penjahit.
"Laeli ke Jakarta karena diterima masuk Universitas Indonesia 2014. Dia mengambil (jurusan) Geografi melalui bidik misi," kata Ibunda Laeli, Masliha.
Setelah lulus kuliah, Laeli masih sempat mengabarkan sudah bekerja. Kabar berikutnya adalah memberitahukan bahwa sudah menikah siri dengan Djumadil Al Fajri, lelaki yang juga menjadi partnernya dalam melakukan mutilasi.
Namun Masliha kehilangan kontak dengan Laeli dalam 1,5 tahun terakhir. Sudah dua kali lebaran Laeli tidak pulang. Nomor HP yang ditinggalkan ke keluarga juga sudah tidak aktif. Selama itu keluarga terus selalu mencari keberadaan Laeli.
Setelah lepas kontak selama 1,5 tahun, keluarga bisa menemukan lagi Laeli, namun juga harus menerima kenyataan pahit. Laeli diketemukan setelah ditangkap polisi terkait kasus mutilasi.
Keluarga mengetahui keterlibatan Laeli dalam pembunuhan sadis ini dari media massa. Sejak Laeli ditangkap, keluarga di Tegal belum pernah mendapat pemberitahuan resmi dari polisi soal masalah tersebut.
Orangtua Laeli serasa tidak percaya. Maklum, dua Lebaran tidak pulang tahu tahu ada kabar seperti ini.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana menjelaskan, pembunuhan yang berujung mutilasi itu terjadi setelah LAS memiliki hubungan dengan korban usai berkenalan melalui Tinder.
Setelah beberapa waktu menjalin komunikasi, keduanya bersepakat untuk bertemu di salah satu apartemen kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat pada tanggal 7 September 2020.
Namun, pertemuan itu baru terealisasi pada tanggal 9 September 2020. Pada saat itu, LAS dan DAF telah menyiapkan rencana jahatnya. DAF masuk lebih dulu ke dalam apartemen sebelum Rinaldi datang.
.
"Karena itu pada saat masuk DAF sudah mendahului masuk ke apartemen itu dan bersembunyi di kamar mandi. Setelah LAS dan korban berbincang di situlah dilakukan (pembunuhan)," katanya.
Aksi pembunuhan itu dilakukan karena LAZ sebelumnya mengetahui korban bergelimang harta dan ingin menguasainya dengan mengajak DAF.
"Pelaku ini mengetahui kalau korban ini memiliki finansial lebih, dianggap orang berada,".
Sekian cerita tentang kota Tegal, salam hangat "Wanita Eleminasi".
Sumber :
Laeli
Fb