Apa sih, yang Agan dan Sista pikirkan jika mendengar kata KEHILANGAN? Apakah semudah berkata, "jika hilang, ya cari lagi." Mungkin itu berlaku untuk sebagian orang, namun tyduck untuk yang lainnya.

Dari sebuah kejadian yang ane alami baru-baru ini, ane menyadari bahwa kehilangan itu begitu dalam.

Ane pernah berada pada fase yang sangat buruk. Fase hidup yang tidak pernah terbayang akan ane lalui. Bagi yang sudah mengenal ane, mungkin akan bosan mendengar cerita ini.

Saat itu, ane mengalami sebuah kejadian yang mengharuskan ane di rawat di ruang HCU ( High Care Unit ). Ya, ane mengalami eklamsia. Kejadian yang bagi beberapa dokter kandungan dianggap menakutkan. Parahnya lagi ane juga mengalami Hellp Syndrom, sebuah kelainan pada kondisi kehamilan yang mengancam jiwa ibu dan janin. Kehamilan yang ane jalani baru 32 Minggu, namun kondisi yang tidak memungkinkan membuat baby harus segera dikeluarkan dalam keadaan gawat, tidak menangis dan plasenta hancur.

Ane shock, ane histeris mengalami kejadian ini. Kondisi ane semakin memburuk, 10 kantung darah sudah masuk ke tubuh ane. Bahkan terlihat tiap hari belahan jiwa ane duduk menunduk disebelah ane dengan butiran air mata yang berlomba untuk luruh, saat sebuah surat pernyataan yang menuliskan tipisnya harapan hidup ane, harus segera ditandatangani. Sebegitu parahkah kondisi ane? Ane hampir kehilangan nyawa, parahnya lagi baby ane dinyatakan tidak akan bertahan hidup lebih dari 3 Minggu. Ane akan kehilangan nyawa, ane akan berpisah dengan keluarga kecil ane, ane akan kehilangan baby, dan yang pasti ane kehilangan harapan masa depan.

Kehilangan harapanlah yang membuat ane terpuruk. Harapan hidup, harapan masa depan, harapan bahagia terasa sirna. Hari-hari ane di ruang HCU hanya diam memandang aneka peralatan medis, selang-selang yang setia menempel di hampir seluruh bagian tubuh ane, bunyi monitor rekam jantung dan .... sepasang mata suster perawat yang tak pernah lengah menjagaku. Diam karena pasrah, ane yakin dan sangat yakin jika inilah akhir segalanya. Keyakinan yang salah, namun saat itu sangat kuat dipikiran ane.

Namun, saat seorang pasien dibawa masuk melewati ane, seketika itu ane seperti tertampar. Dia yang sedang sekarat itu sedang mencoba bertahan hidup, dia yang sedang berbaring koma telah kehilangan babynya, namun dia masih berjuang untuk hidup. Berjuang untuk bisa membuka mata, untuk melihat orang yang mencintainya. Lalu, apa artinya ane? Seorang pecundang yang kalah karena keadaan, sedangkan bukan manusia yang menentukan jalan hidupnya.

Menata pikiran dan mengumpulkan harapan yang sempat hilang itu rasanya sulit. Bangkit dari keterpurukan itu juga bukan perkara mudah. Berdiri mencari harapan demi harapan yang sebelumnya telah ane buang. Ya, hidup bukan kita yang punya, namun pilihan untuk berjuang ada ditangan kita.

Jadi, buat ane, kehilangan mengajarkan arti sebuah pengharapan dan perjuangan. Kehilangan yang terbesar bagi ane adalah saat ane kehilangan harapan atas hidup ini.

Demikianlah ocehan ane kali ini.