Assalamualaikum, Ma.
Bagaimana kabar Mama hari ini? Walau aku tahu Mama pasti akan selalu menjawab, "Mama baik-baik saja, Nak." Namun, di balik senyum tipismu ada rasa sakit yang sudah lama Mama simpan, iya kan? Ma, kabarku di sini baik-baik juga. Semoga Mama di sana selalu sehat wal'afiat, walau penyakit stroke yang menyerang seluruh tubuhmu tidak menghendaki raga rapuhmu kembali seperti semula. Namun, doaku selalu bersamamu, Ma. Di setiap sholat dan sujudku, selalu teruntai doa untuk kesembuhanmu.

Ma, hari ini hujan turun lagi. Semua tanaman bunga Mama tersiram semuanya, jangan khwatir. Bukannya Mama selalu senang kalau hujan turun? Dirimu selalu berkata kalau hujan itu adalah rahmat bagi seluruh alam, tetapi kenapa dulu waktu kecil Mama selalu melarangku ikut mandi-mandi hujan? Kalau ketahuan ikut mandi-mandi hujan bersama teman-teman sepermainan, maka siap-siap saja kena marah Mama kalau pulang.


Aku tahu alasan kenapa Mama suka marah, itu karena tubuhku gampang sakit-sakitan. Aku tahu, Ma. Sejak kecil penyakit sakit kepala itu sudah sering menyerangku, hingga kini sakit vertigo itu selalu saja kambuh kalau aku terlalu kelelahan. Itu karena Mama juga mengidap sakit yang sama denganku, maafkan anakmu ini, Ma. Dulu aku belum tahu apa-apa soal ini, setelah tahun lalu vertigo ini sempat menyerang saraf mata dan membuatku bolak balik ke dokter mata dan dokter ahli saraf. Namun, karena dosis obatnya terlalu tinggi, aku malah hampir keracunan obat, Ma. Alhamdulillah, sekarang sudah lebih membaik, jadi Mama tidak perlu khawatir lagi, ya?

Mamaku sayang,
Tunggu aku datang ya, Ma. Aku akan menceritakan sebuah kisah yang panjang dan akan membuatmu selalu tersenyum. Seperti biasa, berbaring dan memelukmu adalah caraku menumpahkan rindu. Mama pasti akan memintaku melakukan hal yang belakangan ini menjadi kebiasaannya jika aku datang dan sebenarnya ... tidak perlu kau minta aku pasti akan rela melakukannya, Ma. Aku akan memakaikan bedak dan menciumi wajahmu yang keriput, tetapi masih menyisakan jejak kecantikan alamimu, Ma.

Ma ..., Mama jangan bikin Papa suka marah-marah sama Mama, ya. Papa sebenarnya sayang sekali sama Mama, sampai tidak mau Mama kenapa-napa. Apalagi sampai seperti tempo hari, Mama sampai terjatuh dari tempat tidur karena Mama terlalu banyak gerak hingga akhirnya sampai ke pinggir ranjang dan jatuh. Alhamdulillah, untung saat itu aku ada dan dibantu adik, kami segera mengangkat Mama kembali ke tempat tidur. Coba kalau saat Mama jatuh dan tidak ada siapa-siapa, bagaimana?



Mamaku sayang,
Aku sangat menyayangimu, Ma. Selalu doakan anak-anakmu, Ma. Tunggu aku datang ya, Ma. Baik-baiklah di sana. Jangan suka membantah Papa, karena Papa orangnya tidak suka dibantah kalau lagi ngomong, Ma.

Dalam selarik doaku, kuingin Tuhan selalu menjagamu. Dalam sebait pinta, kuingin Tuhan masih memanjangkan usiamu hingga masa dunia berakhir. Dalam ingatan yang teramat panjang, aku masih ingin melihatmu, masih ingin memandang senyum di wajahmu, dan masih ingin menyuapimu makan dan mengganti popokmu, Ma.




Ma, hujan sudah reda. Bunga-bunga Mama pasti lebih segar sekarang, semoga Mama selalu sehat wal'afiat, jangan banyak pikiran, dan jangan memikirkan hal-hal yang tidak berguna. Tetap pegang tasbihnya ya, Ma. Semoga sakitmu adalah penggugur segala dosa, semoga Allah SWT selalu menjaga dan melindungimu senantiasa. Aamiin

Mamaku sayang,
Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang masa. Sampai di sini dulu isi suratku ini, Ma. Nantilah kalau bertemu kita akan bahas lebih banyak lagi, Mama pasti punya cerita juga untukku 'kan? I will miss and love you, Mama♥️