- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tragedi Wah Mee : Salah Satu "Perampokan Tersadis" di Washington


TS
diaz420
Tragedi Wah Mee : Salah Satu "Perampokan Tersadis" di Washington
Quote:
Tragedi Wah Mee adalah sebuah peristiwa perampokan dan pembantaian di salah satu klub malam di kota Seattle, Washington DC. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 18-19 Februari 1983 dan tercatat sebagai salah satu "Kasus Perampokan Tersadis Sepanjang Sejarah Washington" karena kekejaman para pelakunya, walaupun jumlah korbannya tidak terlalu banyak.

Foto Terakhir TKP sebelum dihancurkan
The Louisa Hoteladalah sebuah gedung yang dibangun oleh Willatzen & Byrne, terletak di 665 South King Street, Seattle. Pada tahun 1963, seorang bernama Paul Woo membeli hak milik bangunan tersebut seharga 1,34 juta US Dollar. Sebelum digunakan sebagai hotel, bangunan tersebut dinamai Nelson, Tagholm, and Jensen Building. Nama gedung tersebut diambil dari nama para investornya. 7 tahun kemudian, bangunan setinggi 3 lantai tersebut harus ludes terbakar akibat peristiwa kebakaran. Akibatnya, lantai kedua dan ketiga dari bangunan tersebut dibiarkan kosong. Meski demikian, gedung tersebut kembali beroperasi seperti biasanya, walaupun hanya menggunakan 1 lantai saja. Tak jauh dari gedung tersebut, ada sebuah toko roti Cina yang dicap sebagai "Toko Roti Cina Pertama di Seattle". Toko tersebut bernama Mon Hei Bakery.

Di bagian basement gedung, ada 2 buah klub malam yang beroperasi sejak dekade 1920-an. Klub pertama bernama "Club Royale", yang bisa diakses lewat jalur timur gedung. Dan satu klub lainnya bernama "Blue Heaven", yang bisa diakses lewat jalur barat gedung. Diantara kedua klub tersebut, Club Royale yang paling sebentar masanya, karena pada tahun 1931, klub tersebut ditutup permanen akibat aksi penjarahan.
Di sisi lain, Blue Heaven tetap berdiri setelah klub saingannya ditutup. Para pengunjung biasa menghabiskan waktu mereka dengan berjudi, mabuk-mabukan hingga menonton pertunjukan tarian erotis. Klub tersebut seakan menjadi "surga" bagi para pengunjungnya, maka dari itu, klub tersebut berganti nama menjadi "Wah Mee Club" pada dekade 1950-an. Pada tahun 1972, karena klub tersebut merupakan klub malam ilegal, pihak Kepolisian Seattle melakukan penggrebekan terhadap klub tersebut. Namun, bukannya jera, klub tersebut kembali beroperasi setelahnya. Dan pada dekade 1980-an, klub tersebut kian tersohor di kalangan para pengunjung maupun turis.


Di wilayah Pecinan Washington (terutama Seattle), perjudian adalah hal yang sangat lumrah terjadi sejak dekade 1890-an. Ya, kalian nggak salah baca. Sudah lama sekali perjudian marak di sana. Biasanya yang sering mengikuti perjudian tersebut adalah para pemilik restoran Cina yang ada di sana. Mirisnya, mereka sampai berani menjadikannya restoran mereka sebagai taruhannya. Yang namanya judi, pastinya para pesertanya akan memberikan apa saja yang mereka miliki asalkan bisa ikut ataupun memenangkan perjudian tersebut walau cuma sekali. Nah, motif inilah yang dijadikan motif utama para pelaku.
Dalam peristiwa ini, ada 3 orang pelaku yang terlibat, mereka adalah Willie Mak, Benjamin Ng dan Tony Ng. BTW, si Benjamin sama si Tony ini emang punya nama belakang yang sama aja, intinya sama sekali nggak punya hubungan keluarga ataupun kekerabatan. Ibarat nama Agus dan Asep di Indonesia yang saking banyaknya, sampai digelar sebuah acara yang bernama "Konferensi Asep-Asep" dan "Konferensi Agus-Agus". Willie dan Benjamin adalah salah satu pegawai restoran Cina yang berada di kota Blaine, Washington DC. Selain itu, diketahui bahwa Willie dan Benjamin dulunya adalah teman satu SMA. Mereka sama-sama alumni Cleveland High School. Berdasarkan catatan kepolisian, mereka berdua adalah tersangka dari kasus pembunuhan 2 orang wanita etnis Tionghoa pada tanggal 16 Juli 1982. Kejahatan tersebut baru terbongkar setelah mereka berdua tertangkap pasca kasus yang Ane bahas kali ini.
Menurut saksi kunci dari peristiwa tersebut, Wai Yok Chin, Ia sempat menguping pembicaraan antara Willie dan Benjamin tentang rencana mereka untuk merampok sebuah klub malam. Namun, Chin masih belum mengetahui klub mana yang akan dirampok oleh mereka. BTW, Willie dan Benjamin ini adalah pengunjung tetap dari Wah Mee Club itu sendiri.
Menurut penuturan Chin, di satu malam tanggal 18 Februari 1983, Ia datang untuk bekerja sebagai salah satu penjual minuman di klub tersebut. Ia masuk shift malam pada pukul 11 malam waktu setempat. Tak lama setelah itu, Chin melihat Willie dan Benjamin bersama 1 orang yang tidak Ia kenal (orang tersebut adalah Tony Ng). Tiba-tiba, mereka bertiga menodongkan senjatanya ke arah pengunjung. Seluruh pengunjung disuruh untuk telungkup di lantai, lalu ketiga pelaku mengikat kaki dan tangan para korbannya, menggasak harta benda mereka dan membantai mereka semua. Selain pengunjung yang berada di dalam klub, para pelaku juga melakukan aksi serupa terhadap para pengunjung yang baru datang ke klub. Di tengah kondisi yang menegangkan itu, Chin memanfaatkan ikatan para pelaku yang kendur dan membebaskan diri. Ia diam-diam berhasil lolos dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib. Setelah puas melakukan aksinya, para pelaku pun melarikan diri, membiarkan 14 orang orang pengunjung meninggal dalam keadaan terikat dengan luka tembak yang parah di kepala.
Berdasarkan temuan Polisi sih memang segitu jumlahnya. Tidak ditemukan lagi adanya korban lain.
Pada pukul 12:44 malam tanggal 19 Februari 1983, Polisi bersama Wai Yok Chin pun tiba di TKP dan melihat pemandangan yang bisa membuat siapapun bermimpi buruk. Pihak Kepolisian membagi kelompoknya, yang satu mensterilkan parameter dan yang satunya melakukan penangkapan terhadap para pelaku.
Pihak Kepolisian bersama Chin pergi ke tempat saudaranya Benjamin, bernama Stephen Ng.Stephen memberitahukan pihak Kepolisian dan Chin dimana Dia tinggal. Singkat cerita, Polisi berhasil meringkus Benjamin yang rupanya tinggal bersama dengan kekasihnya. Polisi meminta Benjamin untuk menghubungi rekannya yang terlibat dalam aksi perampokan. Sejam kemudian, Willie Mak menyerahkan dirinya kepada Polisi. Saat Polisi menggeledah kediamannya Willie, ada banyak sekali barang bukti yang ditemukan. Tak rela saudaranya dipenjara, salah saudaranya Willie dengan nekatnya berusaha untuk menghancurkan barang bukti. Namun, Polisi bertindak cepat dan berhasil meringkus saudaranya Willie. Lalu, bagaimana dengan Tony? Tony sempat kabur ke Kanada. Di sana Ia menyamar sebagai teknisi elektronik dengan nama samaran Jim Wong. Ia dinyatakan sebagai "Buronan" oleh FBI pada akhir Maret 1983. Pada akhirnya, Tony berhasil ditangkap di Calgary, Alberta, Kanada pada tanggal 4 Oktober 1984. Dengan demikian, seluruh pelaku perampokan Wah Mee Club berhasil ditangkap.
Sidang kasus tersebut berlangsung pada tanggal 24 Februari 1983, karena pada saat itu Tony Ng masih buron, hanya Willie Mak dan Benjamin Ng saja yang disidang. Mereka berdua dijatuhi hukuman seumur hidup. Setelah Tony tertangkap, pihak pengadilan juga memberikan hukuman yang serupa kepadanya, yaitu hukuman penjara seumur hidup. Selama proses persidangan berjalan, ada banyak sekali drama yang terjadi.
Pada saat menjalani sidang, layaknya kasus-kasus di Indonesia, Ibu dari Benjamin Ng mengaku kalau anaknya mengalami kelainan jiwa akibat trauma di masa kecilnya. Untungnya, hal tersebut tidak menjadi halangan bagi para hakim untuk menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Benjamin.
Sementara Willie, Ia bersikeras kalau Ia tidak bersalah dalam kasus perampokan tersebut. Ia bahkan sampai menyeret nama para petinggi gangster Cina dan mengatakan kalau Ia melakukan perampokan tersebut atas suruhannya. Namun, si ketua gangster membantah keras tuduhan Willie. Ia bahkan sampai menyalahkan Benjamin Ng dan mengatakan kalau Benjamin lah otak dibalik itu semua. Tak terima dengan tuduhan itu, Benjamin pun membantahnya. Karena sikapnya itu, Willie sempat diancam dengan hukuman mati. Namun, para hakim memberikan keringanan terhadap Willie dan memberikannya hukuman penjara seumur hidup. Alasannya karena Willie tak kunjung dieksekusi mati hingga tahun 2002. Maka dari itu, pihak pengadilan mengkaji ulang tuntutan mereka atas Willie dan memutuskan untuk menghukumnya dengan hukuman penjara seumur hidup.
Tony Ng adalah salah satu pelaku yang bisa dibilang cukup hoki. Dalam penuturannya selama persidangan, pada tanggal 17 Februari 1983, Tony dan Willie sempat berjudi di salah satu klub malam. Karena kekurangan uang, Tony meminjam uang sebesar $1.000 kepada Willie. Tony berjanji akan mengganti uangnya Willie, namun Willie memberikan penawaran kepada Tony. Willie memaksa Tony untuk ikut dalam aksi perampokan yang akan dilakukannya, namun Tony memilih untuk mengganti uangnya Willie. Beberapa menit sebelum perampokan, Tony datang menemui Willie untuk membayar hutangnya, tiba-tiba Willie menembak kakinya Tony dan memaksanya untuk ikut merampok Wah Mee Club. Jika Tony menolak, Willie akan membunuhnya dan juga keluarganya. Tony pun tidak punya pilihan lain selain ikut merampok.
Tony dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, namun karena posisinya Ia terpaksa sebagai tersangka, Ia pun dibebaskan dari penjara pada tanggal 25 Oktober 2013.
Pasca kejadian, gedung Louisa Hotel tetap beroperasi hingga malam natal tahun 2013, dimana pada saat itu, gedung tersebut kembali mengalami kebakaran. Sementara itu, Wah Mee Club ditutup secara permanen pasca kejadian itu. Keluarga Woo selaku pemilik gedung memutuskan untuk menghancurkan gedung tersebut. Dan pada April 2015, gedung Louisa Hotel resmi dihancurkan. Lalu, bagaimana dengan nasib Wai Yok Chin? Ia berhasil move on dari traumanya dan hidup bahagia bersama keluarganya. Ia wafat pada Mei 1993 di usia 73 tahun.

Foto Terakhir TKP sebelum dihancurkan
The Louisa Hoteladalah sebuah gedung yang dibangun oleh Willatzen & Byrne, terletak di 665 South King Street, Seattle. Pada tahun 1963, seorang bernama Paul Woo membeli hak milik bangunan tersebut seharga 1,34 juta US Dollar. Sebelum digunakan sebagai hotel, bangunan tersebut dinamai Nelson, Tagholm, and Jensen Building. Nama gedung tersebut diambil dari nama para investornya. 7 tahun kemudian, bangunan setinggi 3 lantai tersebut harus ludes terbakar akibat peristiwa kebakaran. Akibatnya, lantai kedua dan ketiga dari bangunan tersebut dibiarkan kosong. Meski demikian, gedung tersebut kembali beroperasi seperti biasanya, walaupun hanya menggunakan 1 lantai saja. Tak jauh dari gedung tersebut, ada sebuah toko roti Cina yang dicap sebagai "Toko Roti Cina Pertama di Seattle". Toko tersebut bernama Mon Hei Bakery.

Di bagian basement gedung, ada 2 buah klub malam yang beroperasi sejak dekade 1920-an. Klub pertama bernama "Club Royale", yang bisa diakses lewat jalur timur gedung. Dan satu klub lainnya bernama "Blue Heaven", yang bisa diakses lewat jalur barat gedung. Diantara kedua klub tersebut, Club Royale yang paling sebentar masanya, karena pada tahun 1931, klub tersebut ditutup permanen akibat aksi penjarahan.
Di sisi lain, Blue Heaven tetap berdiri setelah klub saingannya ditutup. Para pengunjung biasa menghabiskan waktu mereka dengan berjudi, mabuk-mabukan hingga menonton pertunjukan tarian erotis. Klub tersebut seakan menjadi "surga" bagi para pengunjungnya, maka dari itu, klub tersebut berganti nama menjadi "Wah Mee Club" pada dekade 1950-an. Pada tahun 1972, karena klub tersebut merupakan klub malam ilegal, pihak Kepolisian Seattle melakukan penggrebekan terhadap klub tersebut. Namun, bukannya jera, klub tersebut kembali beroperasi setelahnya. Dan pada dekade 1980-an, klub tersebut kian tersohor di kalangan para pengunjung maupun turis.


Di wilayah Pecinan Washington (terutama Seattle), perjudian adalah hal yang sangat lumrah terjadi sejak dekade 1890-an. Ya, kalian nggak salah baca. Sudah lama sekali perjudian marak di sana. Biasanya yang sering mengikuti perjudian tersebut adalah para pemilik restoran Cina yang ada di sana. Mirisnya, mereka sampai berani menjadikannya restoran mereka sebagai taruhannya. Yang namanya judi, pastinya para pesertanya akan memberikan apa saja yang mereka miliki asalkan bisa ikut ataupun memenangkan perjudian tersebut walau cuma sekali. Nah, motif inilah yang dijadikan motif utama para pelaku.
Dalam peristiwa ini, ada 3 orang pelaku yang terlibat, mereka adalah Willie Mak, Benjamin Ng dan Tony Ng. BTW, si Benjamin sama si Tony ini emang punya nama belakang yang sama aja, intinya sama sekali nggak punya hubungan keluarga ataupun kekerabatan. Ibarat nama Agus dan Asep di Indonesia yang saking banyaknya, sampai digelar sebuah acara yang bernama "Konferensi Asep-Asep" dan "Konferensi Agus-Agus". Willie dan Benjamin adalah salah satu pegawai restoran Cina yang berada di kota Blaine, Washington DC. Selain itu, diketahui bahwa Willie dan Benjamin dulunya adalah teman satu SMA. Mereka sama-sama alumni Cleveland High School. Berdasarkan catatan kepolisian, mereka berdua adalah tersangka dari kasus pembunuhan 2 orang wanita etnis Tionghoa pada tanggal 16 Juli 1982. Kejahatan tersebut baru terbongkar setelah mereka berdua tertangkap pasca kasus yang Ane bahas kali ini.
Menurut saksi kunci dari peristiwa tersebut, Wai Yok Chin, Ia sempat menguping pembicaraan antara Willie dan Benjamin tentang rencana mereka untuk merampok sebuah klub malam. Namun, Chin masih belum mengetahui klub mana yang akan dirampok oleh mereka. BTW, Willie dan Benjamin ini adalah pengunjung tetap dari Wah Mee Club itu sendiri.
Menurut penuturan Chin, di satu malam tanggal 18 Februari 1983, Ia datang untuk bekerja sebagai salah satu penjual minuman di klub tersebut. Ia masuk shift malam pada pukul 11 malam waktu setempat. Tak lama setelah itu, Chin melihat Willie dan Benjamin bersama 1 orang yang tidak Ia kenal (orang tersebut adalah Tony Ng). Tiba-tiba, mereka bertiga menodongkan senjatanya ke arah pengunjung. Seluruh pengunjung disuruh untuk telungkup di lantai, lalu ketiga pelaku mengikat kaki dan tangan para korbannya, menggasak harta benda mereka dan membantai mereka semua. Selain pengunjung yang berada di dalam klub, para pelaku juga melakukan aksi serupa terhadap para pengunjung yang baru datang ke klub. Di tengah kondisi yang menegangkan itu, Chin memanfaatkan ikatan para pelaku yang kendur dan membebaskan diri. Ia diam-diam berhasil lolos dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib. Setelah puas melakukan aksinya, para pelaku pun melarikan diri, membiarkan 14 orang orang pengunjung meninggal dalam keadaan terikat dengan luka tembak yang parah di kepala.
Quote:
Kok dikit amat sih korbannya? Emang pengunjungnya cuma segitu ya?
Berdasarkan temuan Polisi sih memang segitu jumlahnya. Tidak ditemukan lagi adanya korban lain.
Pada pukul 12:44 malam tanggal 19 Februari 1983, Polisi bersama Wai Yok Chin pun tiba di TKP dan melihat pemandangan yang bisa membuat siapapun bermimpi buruk. Pihak Kepolisian membagi kelompoknya, yang satu mensterilkan parameter dan yang satunya melakukan penangkapan terhadap para pelaku.
Pihak Kepolisian bersama Chin pergi ke tempat saudaranya Benjamin, bernama Stephen Ng.Stephen memberitahukan pihak Kepolisian dan Chin dimana Dia tinggal. Singkat cerita, Polisi berhasil meringkus Benjamin yang rupanya tinggal bersama dengan kekasihnya. Polisi meminta Benjamin untuk menghubungi rekannya yang terlibat dalam aksi perampokan. Sejam kemudian, Willie Mak menyerahkan dirinya kepada Polisi. Saat Polisi menggeledah kediamannya Willie, ada banyak sekali barang bukti yang ditemukan. Tak rela saudaranya dipenjara, salah saudaranya Willie dengan nekatnya berusaha untuk menghancurkan barang bukti. Namun, Polisi bertindak cepat dan berhasil meringkus saudaranya Willie. Lalu, bagaimana dengan Tony? Tony sempat kabur ke Kanada. Di sana Ia menyamar sebagai teknisi elektronik dengan nama samaran Jim Wong. Ia dinyatakan sebagai "Buronan" oleh FBI pada akhir Maret 1983. Pada akhirnya, Tony berhasil ditangkap di Calgary, Alberta, Kanada pada tanggal 4 Oktober 1984. Dengan demikian, seluruh pelaku perampokan Wah Mee Club berhasil ditangkap.
Sidang kasus tersebut berlangsung pada tanggal 24 Februari 1983, karena pada saat itu Tony Ng masih buron, hanya Willie Mak dan Benjamin Ng saja yang disidang. Mereka berdua dijatuhi hukuman seumur hidup. Setelah Tony tertangkap, pihak pengadilan juga memberikan hukuman yang serupa kepadanya, yaitu hukuman penjara seumur hidup. Selama proses persidangan berjalan, ada banyak sekali drama yang terjadi.
Pada saat menjalani sidang, layaknya kasus-kasus di Indonesia, Ibu dari Benjamin Ng mengaku kalau anaknya mengalami kelainan jiwa akibat trauma di masa kecilnya. Untungnya, hal tersebut tidak menjadi halangan bagi para hakim untuk menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Benjamin.
Sementara Willie, Ia bersikeras kalau Ia tidak bersalah dalam kasus perampokan tersebut. Ia bahkan sampai menyeret nama para petinggi gangster Cina dan mengatakan kalau Ia melakukan perampokan tersebut atas suruhannya. Namun, si ketua gangster membantah keras tuduhan Willie. Ia bahkan sampai menyalahkan Benjamin Ng dan mengatakan kalau Benjamin lah otak dibalik itu semua. Tak terima dengan tuduhan itu, Benjamin pun membantahnya. Karena sikapnya itu, Willie sempat diancam dengan hukuman mati. Namun, para hakim memberikan keringanan terhadap Willie dan memberikannya hukuman penjara seumur hidup. Alasannya karena Willie tak kunjung dieksekusi mati hingga tahun 2002. Maka dari itu, pihak pengadilan mengkaji ulang tuntutan mereka atas Willie dan memutuskan untuk menghukumnya dengan hukuman penjara seumur hidup.
Tony Ng adalah salah satu pelaku yang bisa dibilang cukup hoki. Dalam penuturannya selama persidangan, pada tanggal 17 Februari 1983, Tony dan Willie sempat berjudi di salah satu klub malam. Karena kekurangan uang, Tony meminjam uang sebesar $1.000 kepada Willie. Tony berjanji akan mengganti uangnya Willie, namun Willie memberikan penawaran kepada Tony. Willie memaksa Tony untuk ikut dalam aksi perampokan yang akan dilakukannya, namun Tony memilih untuk mengganti uangnya Willie. Beberapa menit sebelum perampokan, Tony datang menemui Willie untuk membayar hutangnya, tiba-tiba Willie menembak kakinya Tony dan memaksanya untuk ikut merampok Wah Mee Club. Jika Tony menolak, Willie akan membunuhnya dan juga keluarganya. Tony pun tidak punya pilihan lain selain ikut merampok.
Quote:
Tony Ng be like :


Tony dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, namun karena posisinya Ia terpaksa sebagai tersangka, Ia pun dibebaskan dari penjara pada tanggal 25 Oktober 2013.
Pasca kejadian, gedung Louisa Hotel tetap beroperasi hingga malam natal tahun 2013, dimana pada saat itu, gedung tersebut kembali mengalami kebakaran. Sementara itu, Wah Mee Club ditutup secara permanen pasca kejadian itu. Keluarga Woo selaku pemilik gedung memutuskan untuk menghancurkan gedung tersebut. Dan pada April 2015, gedung Louisa Hotel resmi dihancurkan. Lalu, bagaimana dengan nasib Wai Yok Chin? Ia berhasil move on dari traumanya dan hidup bahagia bersama keluarganya. Ia wafat pada Mei 1993 di usia 73 tahun.
Yap, itu tadi sekilas tentang postingan kali ini. Kalau kalian punya pendapat, kritik dan saran, silahkan tulis aja di kolom komentar. Traktir Ane dengan segelas Cendol kalau kalian menyukai postingan ini, atau timpuk Ane pakai batu bata kalau kalian menganggap postingan ini kurang menarik.
Thanks for coming and see you on the next post.
-Diaz-
Source : Wah Mee Massacre
Diubah oleh diaz420 17-02-2021 07:24






semahbaduy dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.6K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan