Kaskus

Story

andreww111Avatar border
TS
andreww111
penghamba Duniawi
Penghamba duniawi

Prolog.

Perkenalkan , namaku adalah mamad , aku adalah anak orang miskin dan seorang pencari rumput didesaku.

Aku mememang di titipi 3 ekor kambing betina oleh pak lurah. Harapannya , kambing ini akan beranak pinak dan kami membagi hasil anakannya.

Aku hanyalah lulusan SD. Aku tinggal berdua dengan emakku. Ayahku telah lama meninggal sehingga membuatku tak mungkin merantau keluar daerah.

Cita cita ku ingin menjadi seorang yang sukses. Aku ingin membanggakan satu satunya orang tuaku. Tapi apalah daya , kemampuanku tak sebanding dengan cita citaku.

“Maad…. Kambing sudah dicarikan rumpua ?” teriak emakku.

“Sudah mak. Mamad mau istirahat sebentar. Habis ini nyari rumput buat pak gito”. Ucapku.

Pak gito adalah seorang pedagang kambing dikampungku. Beliau cukup sukses dalam jual belinya. Terlihat dari kendaraan serta tempat tinggal yang dimilikinya.

Sisa jualan yang belum laku , beliau letakkan dikandang belakang rumahnya. Dan untuk pakannya , akulah yang memasok ketempat beliau.

Tak terasa , adzan asharpun berkumandang. Akupun bergegas mengasah clurit yang hendak ku gunakan untuk mencari rerumputan.

Setelah kurasa cukup tajam , akupun bergegas mengambil keranjang rumput dan berangkat mencari rumput.

” mak , mamad cari rumput dulu ya , buat pak gito”. Pamitku kepada emakku.

“Yasudah , hati-hati ya lee”. Ucap emakku.

Akupun berjaan menyusuri jalan setapak persawahan. Hamparan sawah yang saat itu sedang musim jagung , membuat jarak pandangku kekanan dan kekiri sangat minim. Akupun memfokuskan pandanganku kedepan.

Butuh waktu setidaknya 20 menit dengan berjalan kaki. Akhirnya akupun sampai ditepian hutan lindung milik negara.

Akupun masuk kedalam hutan. Mencari serta memilah dedaunan yang mungkin bisa digunakan sebagai pakan kambing.

Setelah mendapatkan spot yang kurasa cukup bagus , akupun mulai membabat dedaunan.

Tak terasa , hasil babatanku sudah mendapat setengah keranjang. Akupun memutuskan untuk istirahat sejenak.

Aku duduk hanya beralaskan dedaunan kering. Tak perduli jikalau ada kelabang atau ular sekalipun. Bagiku , satwa di hutan ini adalah temanku didalam sepi.

” andai saja aku anak orang kaya. Pasti aku sudah kesana kesini dengan teman teman dan tak perlu bersusah payah seperti ini”. Gumamku dalam hati.

Aku memang tergolong sebagai pemuda yang kuper (kurang pergaulan). Hal ini diakibatkan oleh kondisi perekonomian keluargaku. Aku khawatir jikalau aku bergaul , aku tak mampu mengimbangi gaya hiduo teman temanku.

Di usiaku yang sudah menginjak 28 th , aku tak memiliki 1 orangpun teman akrab. Aku paling hanya bertegur sapa dengan adi tetanggaku yang usianya tak jauh dariku.

Ketika melihat adi berboncengan dengan kekasihnya , ada rasa iri dalam hatiku. Ya , akupun ingin memiliki pasangan layaknya orang lain. Tapi , siapa yang mau dengan aku yang notabene orang miskin ini ?

Ah , jangankan memikirkan pacaran. Mikir besok mau makan apa juga sudah membuat kepalaku pusing.

Puas dengan istirahat , akupun melanjutkan membabat rerumputan dan dedaunan. Setelah penuh 1 keranjang , akupun bergegas mengantarkannya kerumah pak gito.

Butuh waktu sekitar 35 menit untuk aku sampai dirumah pak gito. Selain rumah pak lurah , rumah pak gito ini adalah salah satu yang terbagus didesa ini. Tak heran jika beliau dijuluki juragan kambing.

“Tumben jam segini baru sampe mad ? Dari mana aja ?” tanya pak gito yang sedang asyik dengan cincin akiknya.

“Iya pak , tadi sebenarnya saya malas nyari rumput. Tapi mau gimana lagi , kalo gak nyari rumput keluarga sayaa gak makan”. Ucapku.

” yaudah , nih buat kamu”. Ucapnya serasa menyodorkan selembar 50rb an.

“Waduh , yang pas aja pak”. ucapku.

” udah , ambil semua. Alhamdulillah tadi saya untung lumayan dipasar”. Ucapnya.

“Terimakasih Banyak ya pak”. Ucapku.

“Nanti malam kamu kesini ya mad. Saya masak besar hari ini. karena untuk lumayan , saya sembelih 1 ekor kambing”. Ucapnya.

” mantep banget deh bosku ini”. Ucapku.

“Yaudah pak , saya pamit dulu ya. Udah mau maghrib”. Pamitku.

“oke mad”. Jawabnya.

Akupun bergegas pulang kerumah. Setelah memberikan uang kepada emakku , akupun menuju ke sungai dibelakang rumahku untuk mandi.

Perlu kalian tau , dirumahku tidak ada kamar mandi. Sehingga untuk MCK (Mandi Cuci Kakus) aku harus pergi ke sungai walaupun dimalam hari

delet3Avatar border
MFriza85Avatar border
ariidAvatar border
ariid dan 10 lainnya memberi reputasi
11
2K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan