- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
10 Tahun Berlalu dan Rasa Itu Masih Sama


TS
ekosisimbah
10 Tahun Berlalu dan Rasa Itu Masih Sama

Kehilangan..
Satu kata, berjuta rasa. Hal yang tidak pernah diinginkan oleh banyak orang, namun selalu hadir disetiap kesempatan yang kita nggak pernah duga.
Kehilangan..
Berjuta makna dibalik asa. Asa untuk terus menggenggam. Asa untuk terus bersama. Bersama, melangkah sampai tujuannya.
Untuk diriku, aku tidak pernah merasa kehilangan paling mendalam seperti ini. Hampir 10 tahun sudah rasa kehilangan ini bersamaku, dan sulit untuk lepas. Bukan tidak ikhlas, hanya berat melupakan semua kenangan yang pernah diukir, melupakan semua waktu bersama, hingga canda tawanya tetap ada dan tidak akan pernah sirna.
Bukan kehilangan yang aku sesali, namun kenyataan getir ini yang faktanya tak bisa terobati. Mengikhlaskan kepergian bukan perkara mudah, dan sampai detik ini aku masih teringat ingat olehnya. Semua kenangan tentangnya masih dan akan selalu terukir indah disini, dihatiku.

Ibu, aku merindukanmu. Aku merindukan canda tawa yang pernah terukir indah, dikala kita duduk bersama di ruang keluarga. Aku merindukan hangat dan lezat masakanmu yang tak akan pernah terganti oleh siapapun. Aku merindukan sikap lembutmu yang menenangkan dikala badai masalah silih berganti datang menerjang.
Iya, aku kehilangan sosok ibuku..
29 Maret 2011, adalah hari dimana aku merasa hampa. Kehilangan rasa, kehilangan segalanya. Engkau pergi bersama goresan senyuman, senyuman bahagia yang membuat semua orang merasa nyaman. 10 tahun berlalu, rasa itu masih ada, dan tetap sama. Perlahan kucoba mengikhlaskan, meski terkadang rasa rindu silih berganti datang.
Semua kenanganmu masih terukir indah. Foto fotomu, barang barangmu, dan nasihat nasihatmu, akan selalu menjadi rambu rambu batas dalam kehidupanku. Hal hal yang pernah kau katakan, perlahan lahan kini menjadi kenyataan tentang kerasnya hidup yang dulu pernah aku sepelekan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/938047/original/010519800_1437993539-PIC-3.jpg)
Kini, anak kecilmu telah bertumbuh dewasa. Menghadapi segala ujian yang mungkin tidak seberapa dengan apa yang dulu pernah kau rasakan. Bersama ayah, harapan harapan yang dulu pernah engkau katakan, perlahan coba untuk aku wujudkan. Mewujudkan apa yang dulu pernah kau impikan. Mencoba mewujudkan asa, hingga menjadi kenyataan.
Ibu, aku rindu..
Dariku, anak kecilmu..
*Sumber gambar
Satu kata, berjuta rasa. Hal yang tidak pernah diinginkan oleh banyak orang, namun selalu hadir disetiap kesempatan yang kita nggak pernah duga.
Kehilangan..
Berjuta makna dibalik asa. Asa untuk terus menggenggam. Asa untuk terus bersama. Bersama, melangkah sampai tujuannya.
Untuk diriku, aku tidak pernah merasa kehilangan paling mendalam seperti ini. Hampir 10 tahun sudah rasa kehilangan ini bersamaku, dan sulit untuk lepas. Bukan tidak ikhlas, hanya berat melupakan semua kenangan yang pernah diukir, melupakan semua waktu bersama, hingga canda tawanya tetap ada dan tidak akan pernah sirna.
Bukan kehilangan yang aku sesali, namun kenyataan getir ini yang faktanya tak bisa terobati. Mengikhlaskan kepergian bukan perkara mudah, dan sampai detik ini aku masih teringat ingat olehnya. Semua kenangan tentangnya masih dan akan selalu terukir indah disini, dihatiku.

Ibu, aku merindukanmu. Aku merindukan canda tawa yang pernah terukir indah, dikala kita duduk bersama di ruang keluarga. Aku merindukan hangat dan lezat masakanmu yang tak akan pernah terganti oleh siapapun. Aku merindukan sikap lembutmu yang menenangkan dikala badai masalah silih berganti datang menerjang.
Iya, aku kehilangan sosok ibuku..
29 Maret 2011, adalah hari dimana aku merasa hampa. Kehilangan rasa, kehilangan segalanya. Engkau pergi bersama goresan senyuman, senyuman bahagia yang membuat semua orang merasa nyaman. 10 tahun berlalu, rasa itu masih ada, dan tetap sama. Perlahan kucoba mengikhlaskan, meski terkadang rasa rindu silih berganti datang.
Semua kenanganmu masih terukir indah. Foto fotomu, barang barangmu, dan nasihat nasihatmu, akan selalu menjadi rambu rambu batas dalam kehidupanku. Hal hal yang pernah kau katakan, perlahan lahan kini menjadi kenyataan tentang kerasnya hidup yang dulu pernah aku sepelekan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/938047/original/010519800_1437993539-PIC-3.jpg)
Kini, anak kecilmu telah bertumbuh dewasa. Menghadapi segala ujian yang mungkin tidak seberapa dengan apa yang dulu pernah kau rasakan. Bersama ayah, harapan harapan yang dulu pernah engkau katakan, perlahan coba untuk aku wujudkan. Mewujudkan apa yang dulu pernah kau impikan. Mencoba mewujudkan asa, hingga menjadi kenyataan.
Ibu, aku rindu..
Dariku, anak kecilmu..
*Sumber gambar
- Google
Original thread by ekosisimbah.
3 Februari 2021
Original thread by ekosisimbah.
3 Februari 2021
Diubah oleh ekosisimbah 03-02-2021 22:36






tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
519
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan