Apa kabar Agan Sista, sahabat Kaskus semuanya, semoga di hari ini tetap sehat senantiasa bahagia dengan orang-orang tercinta.

Berbicara masalah kehilangan, saya yakin setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya kehilangan, entah kehilangan yang berupa barang, kekasih, harapan, apalagi kehilangan cinta, tentulah sangat merana yang nggak Gan Sis?

Hanya ingin berbagi sebuah cerita yang sudah bertahun-tahun lamanya, tapi masih teringat saja.
Peristiwa kehilangan ini mungkin juga karena kelalaian saya, yang suka naruh barang sembarangan. Tapi saya pikir wong naruh barang di rumah sendiri 'kan bebas ya. Ternyata pikiran saya itu salah. Seharusnya saya menyimpan benda-benda berharga di tempat yang aman.

Kebiasaan menaruh beberapa cincin dan kwitansinya di kotak perhiasan dan kotak itu saya taruh di laci meja rias, kalau habis ngambil biasanya saya lupa ngembalikan ketempat semlua, ya masih tetap di meja rias. Jujur saja saya nggak memakai cincin itu 24 jam, biasanya saya lepas ketika mau mandi, mau mencuci setelah selesai, saya pakai lagi, kebetulan saya memiliki beberapa cincin, tapi nggak pernah saya pakai semua, paling satu atau dua, entar dikira toko berjalan kalau dipakai semuanya. Karena bisa saja mengundang kejahatan bagi pemiliknya.

Kenapa harus pakai cincin? Ya bukan karena mau gegayaan, pamer atau sombong, tapi lebih menjaga wibawa suami di tengah keluarga besar dan juga tetangga-tetangga, entar dikira suami nggak bisa membelikan perhiasan, nggak bisa membahagiakan istrinya, dengan membiarkan jari-jari istrinya polos tanpa hiasan. Itulah yang sebenarnya terjadi, bukan cincin nikah juga, karena sejujurnya saya tidak pernah memiliki cincin pernikahan, justru suami membelikan cincin setelah ulang tahun pernikahan. Ada juga cincin pemberian ibu juga cincin pemberian ibu mertua, betapa bahagianya dikelilingi orang-orang yang mencintai saya.



Apalah arti sebuah cincin yang penting dia mencintai saya, hari ini, esok dan yang akan datang ....

Kembali tentang kehilangan, siang itu saya masuk kamar, mau mengambil cincin yang saya beli dari hasil uang tabungan menyisakan uang belanja, mata ini membulat sedikit lebar, kok ada yang aneh, kotak perhiasan terbuka Gan Sis, hati ini tiba-tiba berdebar bukan debaran cinta Gan Sis dan benar saja cincin beserta Kwitansinya itu hilang, tapi yang diambil cuma satu beserta kwitansinya. Siapa yang mengambilnya?

Sudah cari ke mana-mana mungkin salah naruh, tetap nggak ketemu. Tanya suami dan Ibu juga nggak tahu.
Saya nggak berani nuduh siapa yang ngambil tadi di situ ada ART nya Ibu yang juga bantu jagain anak-anak waktu itu. Alhamdulillahnya dia nggak ngambil semuanya, hanya satu cincin saja. Mungkin juga pencuri itu sangat membutuhkan uang, sehingga mengambilnya.

Ingin bertanya padanya, tapi takut dia tersinggung entar dikira saya menuduhnya mengambil cincin itu. Cincin dengan model unik dan menarik. Karena saya tidak melihatnya mengambil juga, berusaha menghilangkan rasa buruk sangka padanya.
Berusa mencoba untuk mengikhlaskan, berarti itu bukan rejeki saya.
Saya yakin Allah akan menggantinya suatu saat nanti dengan ganti yang lebih baik.



Benar saja beberapa tahun kemudian Allah memberikan saya rejeki yang lebih. Sore itu menjelang shalat Ashar pada waktu saya di Mekkah, bersama dengan suami, jalan-jalan menikmati keindahan kota Mekah, dengan gedung-gedung bertingkat dan orang-orang yang lalu-lalang berjalan kaki, saya dan suami mampir ke sebuah toko emas, melihat-lihat perhiasan emas yang terpampang nyata dengan indahnya pada sebuah etalase kaca, di antara ratusan cicin mata ini menemukan sebuah cincin yang begitu elegan versi saya, nggak banyak model, simple, dan mampu menarik perhatian. Saya pun membelinya dengan persetujuan suami, karena dia sumber keuangan, sebagai perantara dari Allah tentunya.

Alhamdulillah apa yang saya ikhlaskan telah diganti yang lebih dari Allah tanpa disangka-sangka. Sampai hari ini pun saya tidak pernah tahu siapa yang mengambilnya, karena beberapa bulan kemudian ART itu mengundurkan diri. sedikit cerita tentang cincin yang hilang hingga akhirnya dapat gantinya.


"Mengikhlaskan itu terkadang sulit, tapi yakinlah rencana Allah itu manis tanpa kita menyadarinya "

Pekalongan 1 Februari 2021
Penulis Bunda Oya
Sumber gambar dok.pri