Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

abdulqadirzAvatar border
TS
abdulqadirz
Curhatku: Dia Tidak Benar-benar Pergi, tapi Hilang!
Curhatku: Dia Tidak Benar-benar Pergi, tapi Hilang!
Selamat Hari Jadi KOMPAK 1st


Assalamualaikum, selamat pagi untuk kita semua. Kecuali kamu yang telah pergi. Dalam thread sederhana ini, biarkanlah 'Aku'menghadirkan kembali 'Dia' yang telah hilang. Ah! Bukan hilang, tapi pergi.
Garis besar masalahnya hanya satu, tidak adanya restu orang tua. Lalu pendukung menyebalkan lainnya, seperti masalah keluarga yang tak bisa disebutkan dalam thread ini karena aib.



Terlepas dari itu semua, aku jadi dapat banyak pelajaran. Selain kesedihan, proporsi perasaan, keseimbangan hubungan, juga makna cinta itu sendiri. Bahwa cinta itu harus berlandaskan cinta kepada-Nya, Allah SWT. Karena dalam kisah ini aku sedikit sekali melibatan Allah, Tuhanku. Seperti proyeksi tentang harmonisnya hubungan suami istri yang digambarkan segitiga, dimana Allah berada di puncak segitiga, sedangkan sudut kiri adalah suami dan sudut kanan adalah istri. Untuk bisa mendekatkan sudut kanan dan kiri, maka harus menuju puncak yaitu Allah yang berada dipuncak segitiga.

Lalu bagaimana perpisahan cerita cinta ini? Aku dan dia harus saling mengikhlaskan. Meskipun sangat berat, tetapi ini adalah jalan yang terbaik. InsyaAllah. Jujur saja yang sangat berat itu aku. Dilihat dari ekspresinya dia sangat berat juga. Ditandai keluarnya air mata dari mata indahnya adalah bukti bahwa sebenarnya inilah bahayanya mencintai terlalu berlebihan sebelum pernikahan. Ini sudah diperingatkan dalam syariat islam. Kami saja yang bandel hehe.

Toh, semua sudah terjadi, yang berlalu biarlah berlalu dan pasti ada hikmah dibalik itu semua. Sudah berjalan 1 tahun lebih sejak perpisahan itu kami harusnya sudah bisa berdamai dengan perasaan kami  masing-masing. Walaupun aku masih sering cek cok dengan perasaanku sendiri hehe. Aku belajar ikhlas dan lapang dada. Bagiku dia yang terindah. Seorang wanita yang akan tetap sama dihatiku bagaimanapun waktu merubah semuanya. Bagaimanapun nanti dia bersama siapa aku akan terus berada disini, dikejauhan sambil terus meluncurkan doa-doaku padanya agar dia senantiasa bahagia. Karena sekarang aku memahami bahwa setiap yang dicintai tidak harus dimiiki, dan yang dicintai pasti akan terus dido’akan.

Terkadang kini setiap berusaha melupakan justru semakin pekat dia dipikiran. Maka berusaha membuatnya ada tanpa harus merasa, tetap dia akan ada dan bersama dengan perasaan ini. Ahir-akhir ini aku menemukan fakta bahwa dia sudah mulai bisa move on. Aku ikut bahagia. Siapapun orang beruntung itu, aku ingin sekali memberi selamat padanya. Dan sebuah ultimatum dariku  “awas kalau sampai kamu menyakitinya atau bahkan meninggalkannya. Aku orang pertama yang akan menghajarmu”. Ingin ku berkata demikian haha. Tapi yah apalah daya. Jarak kini mendukung perpisahan kami.

Seakan alam semesta mendukung perpisahan aku dan dia dengan datangnya wabah corona ini, membuat aku tetap stay disini dan dia stay jauh disana. Berusaha menghilangkan sedikit bayang-bayang yang tersisa diantara kami. Semua yang berhubungan dengannya telah kuhapus dengan dalih ingin melupakannya. Nyatanya, dia dalam hati ini belum terhapuskan. Berusaha untuk tidak membangun komunikasi meski hanya permintaan maaf lahir dan batin di hari raya idul fitri tahun ini. Nyatanya, harus bertemu dalam mimpi dan mengucapkannya.

Akan serba salah kalau aku terus bersembunyi dari perasaan yang masih menyelimuti ini. Pernah sekali ingin menyapanya namun tidak akan pernah siap dengan yang akan terjadi selanjutnya.



**“Ku ikhlas mencintaimu, ku ikhlas kehilanganmu”. sebuah kalimat yang entah kapan, dimana, dan bagaimana aku baca atau dengarnya  akan selalu buat hati ini teriris-iris. Sebuah kalimat yang awalnya kutahu darimu, wanita yang kukenal dan sangat kukagumi. Aku bahkan sebagai lelaki tidak bisa memahami perasaanmu. Seandainya kamu memang mencinta kenapa harus rela kehilangan. Rela ditinggal pergi. Pemahamman ini ada dipikiranku sejak 5 tahun teakhir, sejak kita memilih untuk tidak berkomunikasi karena suatu hal. Kini  kalimat itu dapat kupahami karena kedewasaan yang mulai tumbuh dalam diriku. Kaidah psikologi tentang wanita akan dewasa lebih cepat dibandingkan  laki-laki memang benar. Kamu dengan pemikiranmu dapat mengajarkan kepadaku bahwa jika kita memang mencintai seseorang dengan tulus dan ikhlas, kita juga harus siap untuk kehilangannya, karena segala sesuatu didunia ini sifatnya sementara. Wallahu a’lam.

**Kini tidak ada komunikasi yang terjalin antara kita. Tidak seperti 5 bulan yang lalu. Kenyataan dan untaian benang takdir begitu cepat membuat kita saling besandiwara dengan diri dan perasaan kita masing-masing. Aku yakin segala rasa yang kurasakan saat ini, kamu juga rasakan. Tenang. Allah sedang merencanakan yang terbaik untuk kita, meski dimensinya mungkin berbeda tapi tujuannya adalah sama yaitu bahagia. Allah maha baik.

**Aku pernah bahagia dengan  keputusan yang pernah kupilih. Aku pernah suka terhadap diriku yang sebenarnya, ketika ku kembali padamu. Dan bahkan sempat takut ketika harus kehilanganmu nanti. Namun nyatanya kini aku tidak hanya takut lagi karena aku sudah membenci diriku sendiri.

**Aku hanya akan mencintaimu dalam diam. Karena memilikimu adalah bagai mencoba menggenggam bintang yang begitu terang mempesona, namun jauh di angkasa. Aku hanya terus mendokanmu dalam setiap sholatku. Meski intinya untuk kebahagiaanmu, memintamu adalah maksud tersembunyi bagiku. Rabb ku lebih tau. Dan aku tidak akan malu untuk terus melakukannya. Mencintai dan memintamu.

**Bagiku 'Dia' yang terindah. Seorang wanita yang akan tetap sama dihatiku bagaimanapun waktu merubah semuanya. Bagaimanapun nanti dia bersama siapa aku akan terus berada disini, dikejauhan sambil terus meluncurkan doa-doaku padanya agar dia senantiasa bahagia. Karena sekarang aku memahami bahwa setiap yang dicintai tidak harus dimiliki, dan yang dicintai pasti akan terus dido’akan.

**Semua yang telah lalu dan terlewatkan olehku berarti bukan milikku. Semua yang  lalu biarlah berlalu. Jalani sekarang. Jangan khawatirkan masa depan. Tetap berjuang hari ini untuk lebih baik di masa yang akan datang. Aku hanya perlu ikhlas bahwa itu tidak jadi milikku. Aku harus memulai awal yang baru. Yah seperti memulai berkenalan dengan orang baru, mejalaninya, dan bahagia. That simple.

Di penghujung thread ini aku ingin menyampaikan pelajaran kecil, yang harapannya aku sendiri tidak mengulanginya dan para agan sista sekalian untuk tidak bertindak bodoh seperti yang kulakukan sebelumnya. Bahwa jodoh itu sudah dipilih dan diatur oleh Allah SWT, nggak perlu risau. Toh kalau bertemu dengan yang srek dihati belum tentu itu yang terbaik untuk kita. Karena Allah tau yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.

Dan apabila agan dan sista menemukan yang sangat sesuai hati dan kira-kira yakin ini jodoh kita. Maka ber ikhtiarlah untuk serius ke jenjang pernikahan karena tidak ada hubungan yang mulia atara laki-laki dan perempuan selain pernikahan. Kalau niatnya hanya ingin kenalan dan memahami pasangan atau dalam bahasa dewasanya masa penajajakan, maka jangan terlalu mencintai agar kalau berpisah nggak sakit-sakit amat kaya 'aku' hehe.

"Yang pergi tidak benar-benar pergi, tapi hilang. Akan ada obat sebagai pengganti".
-abdulqadirz-


Curhatku: Dia Tidak Benar-benar Pergi, tapi Hilang!
Sumber & Referensi: Pengalaman Pribadi
@abdulqadirz©2020
Diubah oleh abdulqadirz 01-02-2021 22:22
anna1812
InaSendry
tien212700
tien212700 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
1.5K
34
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan