- Beranda
- Komunitas
- Milanisti Kaskus
Sedikit Kisah Dewakere Dengan Merah Hitam Kebanggaan Kota Milan


TS
dewakere
Sedikit Kisah Dewakere Dengan Merah Hitam Kebanggaan Kota Milan

Spoiler for Perkenalan Dewakere Dengan Merah Hitam Kota Milan:
Perkenalan Dewakere dengan AC Milan jelas dari game sejuta umat yaitu Play Station, ketika Dewakere masih kelas 4 SD. Di saat itu kita pasti sudah tau kecepatan Shevchenko yang memiliki kecepatan 19 di mana jika diberi umpan terobosan ataupun one-two lini pertahanan serapat apapun pasti akan tembus.
Di masa kecil saya, anak SD pasti kurang gaul jika tidak ikut pembicaraan teman-temannya. Hal yang paling sering dibicarakan pada tahun 2005 itu final liga Champions di Istambul. Di mana pasti banyak orang yang menjagokan AC Milan sebagai juara termasuk juga Dewakere kecil pada saat itu karena Milan diberkahi pemain kelas dunia seperti Pirlo, Dida, Nesta, Maldini, Crespo, Shevchenko dan bahkan hampir semua pemainnya punya nama besar. Sedangkan lawannya hanya underdog tim pesakitan liga Inggris yang hanya memiliki Steven Gerrard sebagai bintang pada waktu itu.
Dewakere kecil jelas berjuang bangun jam dua pagi untuk menonton pertandingan tersebut dan seperti yang diharapkan kebanyakan orang pada babak pertama pertandingan terlihat berat sebelah. Aksi-aksi dari Crespo dan sang Kapten Paolo Maldini berhasil menghancurkan lini pertahanan Liverpool yang dijaga Dudek. Hal ini membuat AC Milan memimpin dengan keunggulan tiga gol tanpa balas. Seakan hanya tinggal menunggu 1×45 menit lagi untuk AC Milan mengangkat gelar liga Champions ketujuhnya pada saat itu.
Dewakere kecil hanya ingin menonton selebrasi juara dan bisa menceritakan keseruan moment itu di sekolah nanti. Akan tetapi semua harapan sirna dan keajaiban pun tercipta berkat semua element Liverpool dari pemain, pelatih, tukang sapu, komentator bahkan fans yang belum lahir. Di saat putus harapan, ternyata mereka berhasil mengejar ketertinggalan tiga gol dan memaksakan pertandingan tersebut hingga adu pinalti. Di moment inilah yang membuat saya kagum pada Gritaanak asuhan Rafael Benitez dan membuat darah saya Merah asal Merseyside bukan Merah Hitam asal kota Milan.
Di masa kecil saya, anak SD pasti kurang gaul jika tidak ikut pembicaraan teman-temannya. Hal yang paling sering dibicarakan pada tahun 2005 itu final liga Champions di Istambul. Di mana pasti banyak orang yang menjagokan AC Milan sebagai juara termasuk juga Dewakere kecil pada saat itu karena Milan diberkahi pemain kelas dunia seperti Pirlo, Dida, Nesta, Maldini, Crespo, Shevchenko dan bahkan hampir semua pemainnya punya nama besar. Sedangkan lawannya hanya underdog tim pesakitan liga Inggris yang hanya memiliki Steven Gerrard sebagai bintang pada waktu itu.
Dewakere kecil jelas berjuang bangun jam dua pagi untuk menonton pertandingan tersebut dan seperti yang diharapkan kebanyakan orang pada babak pertama pertandingan terlihat berat sebelah. Aksi-aksi dari Crespo dan sang Kapten Paolo Maldini berhasil menghancurkan lini pertahanan Liverpool yang dijaga Dudek. Hal ini membuat AC Milan memimpin dengan keunggulan tiga gol tanpa balas. Seakan hanya tinggal menunggu 1×45 menit lagi untuk AC Milan mengangkat gelar liga Champions ketujuhnya pada saat itu.
Dewakere kecil hanya ingin menonton selebrasi juara dan bisa menceritakan keseruan moment itu di sekolah nanti. Akan tetapi semua harapan sirna dan keajaiban pun tercipta berkat semua element Liverpool dari pemain, pelatih, tukang sapu, komentator bahkan fans yang belum lahir. Di saat putus harapan, ternyata mereka berhasil mengejar ketertinggalan tiga gol dan memaksakan pertandingan tersebut hingga adu pinalti. Di moment inilah yang membuat saya kagum pada Gritaanak asuhan Rafael Benitez dan membuat darah saya Merah asal Merseyside bukan Merah Hitam asal kota Milan.
Quote:
Disclaimer lagi walaupun sempat di balas oleh Athena, tetapi tetap 100 moment Athena tidak akan merubah indahnya dan saktinya moment Istambul, apalagi hal ini terpatri sangat di hati Dewakere. Jadi, walaupun nanti saya sedikit memuji tim merah hitam asal kota Milan atau apa yang baik-baik, saya tidak di cuci otak ataupun di baiat dan agan jangan pernah berharap darah saya berubah merah hitam karena untuk selamanya darah saya tetap merah. Untuk yang nanti berharap saya berubah merah hitam, tolong baca tulisan ini lagi yaaa.

Spoiler for Milan Lab Dan Awal Kehancuran:
Semakin dewasa cinta saya kepada Merah asal Merseyside semakin dalam. Akan tetapi, karena sebagai penikmat sepak bola saya juga tidak ingin ketinggalan info rival kita di Eropa pada zaman kejayaan. Di masa ini Milan sempat menjadi Geng Aki-aki, sukses dengan Milan Lab yang membuat pemain di atas usia 30-an seperti David Beckham, Ronaldinho dan pemain asli Milan lainnya kembali ke puncak performa. Akan tetapi, dijualnya Zlatan "God" Ibrahimovic dan Thiago Silva sebagai pertanda dimulainya masa-masa kelam AC Milan.
Setelah itu Dewakere sempat mengikuti dari beberapa berita saja sih soal AC Milan seperti pencarian penyerang AC Milan sepeninggal Ibra dari Mario Balotelli, Shaarawy, tidak lupa Carlos Bacca diambil dari juara UEFA tiga kali Sevilla dan jangan lupa top skor serie B Lapadula sempat juga mengenakan jersey merah hitam klub kebangaan kota Milan tersebut. Namun, nama-nama besar tersebut rupanya gagal total membawa Milan. Jangankan ke puncak performa, kembali ke papan atas Seri A saja mereka tidak sanggup.
Walaupun ada saga Andrea Pirlo seorang "Legenda" yang membelot ke rival (eh bahkan sekarang melatih rival ya), tetapi menurut Dewakere hal ini tidak menarik perhatian, karena Dewakere sendiri masih menggangap Serie A sebagai liga "ngantuk" dan tidak layak untuk ditonton. Eh, udah ah bully-bullynya ibaratnya ini aku jatuhin ke bawah.
Setelah itu Dewakere sempat mengikuti dari beberapa berita saja sih soal AC Milan seperti pencarian penyerang AC Milan sepeninggal Ibra dari Mario Balotelli, Shaarawy, tidak lupa Carlos Bacca diambil dari juara UEFA tiga kali Sevilla dan jangan lupa top skor serie B Lapadula sempat juga mengenakan jersey merah hitam klub kebangaan kota Milan tersebut. Namun, nama-nama besar tersebut rupanya gagal total membawa Milan. Jangankan ke puncak performa, kembali ke papan atas Seri A saja mereka tidak sanggup.
Walaupun ada saga Andrea Pirlo seorang "Legenda" yang membelot ke rival (eh bahkan sekarang melatih rival ya), tetapi menurut Dewakere hal ini tidak menarik perhatian, karena Dewakere sendiri masih menggangap Serie A sebagai liga "ngantuk" dan tidak layak untuk ditonton. Eh, udah ah bully-bullynya ibaratnya ini aku jatuhin ke bawah.

Spoiler for Awal Jadi Tarikan Leasing:
Sekarang kita cerita ke moment yang agak menyenangkan dikit hingga sekarang.
Dewakere kembali intensif mengikuti AC Milan saat Yong Hong-Li membeli AC Milan dari Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi. Di sini yang membuat Dewakere tertarik adalah saga transfer AC Milan yang sangat bagus pada saat itu menurut Dewakere, tetapi kenyataan di lapangan dan di klasemen tetap saja hancur lebur dan medioker.
Dari Pembelian Andrea Conti dari Atlantata salah satu role model Offensive Fullback pada saat ini, di mana pada zaman itu mungkin hanya Marcelo, Jordi Alba dan Dani Alves bek yang menusuk-nusuk hingga kotak pinalti. Andrea Conti bahkan sering sekali berada di dalam kotak pinalti bersiap menerima umpan. Bahkan jika pada saat ini performa Conti seperti 3 tahun lalu sebelum dua kali terkena cidera ACL sisi wingback kanan kiri. AC Milan tidak akan pusing di mana Theo dan Conti akan menusuk-nusuk sisi sayap dengan indah.
Transfer kedua yang membuat Dewakere tertarik adalah pembelian Kessie dari Atalanta. Di sini banyak orang salah sangka tentang peran Kessie, karena fisiknya yang item, muka boros dan galak pasti dikiranya role Kessie tukang jagal seperti Ngolo Kante. Bahkan sampai di juluki three idiot(nanti ada paragraf sendiri nih) oleh anak-anak Milan Kaskus. Padahal dia adalah salah satu hot prospek box to box mildfielder seperti Pogba atau SMS. Dan sekarang yang ngatain "three idiot" nyesel gak ngatain Kessie sekarang ?
The last pemain idola Dewakere nih yang buat Dewakere bolak-balik mabes Milkas untuk membela pemain kesayangan. Tepatnya Hakan Calhanoglu seorang playmaker elegan, Jago Freekick, visi aduhai dan umpan yang akurat. Sayangnya karena pelatih-pelatih yang "kurang pintar" membuat Hakan Calhanoglu menjadi salah satu personil three idiot idaman caci maki warga Milan Kaskus. Di sini jelaslah sebagai fans setia, Dewakere bolak balik membela idolanya wong play maker ditaruh di posisi sayap kirilah, gelandang bertahanlah dan pernah wingback kiri, ya gimana bisa mengeluarkan permainan terbaik? Ibaratnya seorang polisi densus 88 yang kerjaannya menangkap teroris disuruh jadi polisi satlantas yang kerjaannya nyari ceperan dan menilang orang-orang di lampu merah.
Dewakere kembali intensif mengikuti AC Milan saat Yong Hong-Li membeli AC Milan dari Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi. Di sini yang membuat Dewakere tertarik adalah saga transfer AC Milan yang sangat bagus pada saat itu menurut Dewakere, tetapi kenyataan di lapangan dan di klasemen tetap saja hancur lebur dan medioker.
Dari Pembelian Andrea Conti dari Atlantata salah satu role model Offensive Fullback pada saat ini, di mana pada zaman itu mungkin hanya Marcelo, Jordi Alba dan Dani Alves bek yang menusuk-nusuk hingga kotak pinalti. Andrea Conti bahkan sering sekali berada di dalam kotak pinalti bersiap menerima umpan. Bahkan jika pada saat ini performa Conti seperti 3 tahun lalu sebelum dua kali terkena cidera ACL sisi wingback kanan kiri. AC Milan tidak akan pusing di mana Theo dan Conti akan menusuk-nusuk sisi sayap dengan indah.
Transfer kedua yang membuat Dewakere tertarik adalah pembelian Kessie dari Atalanta. Di sini banyak orang salah sangka tentang peran Kessie, karena fisiknya yang item, muka boros dan galak pasti dikiranya role Kessie tukang jagal seperti Ngolo Kante. Bahkan sampai di juluki three idiot(nanti ada paragraf sendiri nih) oleh anak-anak Milan Kaskus. Padahal dia adalah salah satu hot prospek box to box mildfielder seperti Pogba atau SMS. Dan sekarang yang ngatain "three idiot" nyesel gak ngatain Kessie sekarang ?
The last pemain idola Dewakere nih yang buat Dewakere bolak-balik mabes Milkas untuk membela pemain kesayangan. Tepatnya Hakan Calhanoglu seorang playmaker elegan, Jago Freekick, visi aduhai dan umpan yang akurat. Sayangnya karena pelatih-pelatih yang "kurang pintar" membuat Hakan Calhanoglu menjadi salah satu personil three idiot idaman caci maki warga Milan Kaskus. Di sini jelaslah sebagai fans setia, Dewakere bolak balik membela idolanya wong play maker ditaruh di posisi sayap kirilah, gelandang bertahanlah dan pernah wingback kiri, ya gimana bisa mengeluarkan permainan terbaik? Ibaratnya seorang polisi densus 88 yang kerjaannya menangkap teroris disuruh jadi polisi satlantas yang kerjaannya nyari ceperan dan menilang orang-orang di lampu merah.

Spoiler for Saga Mr "X":
Di sini lucunya lagi AC milan menggunakan jasa pelatih "Legendanya" berurutan seperti nomor punggung ketika mereka bermain dulu Dari Seedorf, Inzaghi hingga the "hoki ball" Gennaro Gattuso yang semua gagal total. Untung hal ini tidak diteruskan ke Shevchenko dan ke bawah jika diteruskan mungkin istilah "Hallo, Gua Legend" tidak akan pernah ada hehehe.
Ada lagi sih salah satu moment yang agak berkesan buat Dewakere, yaitu saga Stiker di Era baru Yong Hong-Li. Di saat AC Milan sudah membeli salah satu Wonderkid Portugal Andre Silva ternyata ingin membeli seorang penyerang kelas dunia dengan insial Mr X. Hampir semua nama-nama besar terlintas di pikiran semua fans Milan. Akan tetapi, ternyata nama besar dan prestasi masa lalu (mungkin kekurangan dana) tidak bisa menarik pemain kelas dunia manapun dan yang datang hanyalah Xkalinic dari Fiorentina. Warga Milkas di sini seakan mau orgasme tiba-tiba gagal dan kembali menjadi impoten.
Setelah hampir 2 musim gagal dengan Kalinic dan juga Andre Silva akhirnya Milan meminjam Gonzalo Higuain dari sang "badut" Eropa. Di sini juga ada saga menarik loh gan, Bonnuci salah satu Ball "Seeing"/ Playing Defender terbaik di dunia, pindah ke AC milan dan langsung dijadikan kapten. Sedikit spoiler, bukannya mengangkat mental AC Milan, ternyata masuknya Bonnuci justru memperparah kehancuran AC Milan.
Ada lagi sih salah satu moment yang agak berkesan buat Dewakere, yaitu saga Stiker di Era baru Yong Hong-Li. Di saat AC Milan sudah membeli salah satu Wonderkid Portugal Andre Silva ternyata ingin membeli seorang penyerang kelas dunia dengan insial Mr X. Hampir semua nama-nama besar terlintas di pikiran semua fans Milan. Akan tetapi, ternyata nama besar dan prestasi masa lalu (mungkin kekurangan dana) tidak bisa menarik pemain kelas dunia manapun dan yang datang hanyalah Xkalinic dari Fiorentina. Warga Milkas di sini seakan mau orgasme tiba-tiba gagal dan kembali menjadi impoten.
Setelah hampir 2 musim gagal dengan Kalinic dan juga Andre Silva akhirnya Milan meminjam Gonzalo Higuain dari sang "badut" Eropa. Di sini juga ada saga menarik loh gan, Bonnuci salah satu Ball "Seeing"/ Playing Defender terbaik di dunia, pindah ke AC milan dan langsung dijadikan kapten. Sedikit spoiler, bukannya mengangkat mental AC Milan, ternyata masuknya Bonnuci justru memperparah kehancuran AC Milan.

Spoiler for Sushow Sang Cahaya Meloners:
Back to topic, gagal nyetelnya Higuain separuh musim membuat Milan mencari stiker baru. Di sini Dewakere juga aktif di Milkas karena salah satu pemain idola Dewakere masuk dalam saga transfer yaitu si "Ayam Jago" Belotti. Namun, sayang AC Milan pada saat itu lebih memilih sensasi separuh musim Piatek daripada yang telah meng-carry Torino bahkan hingga saat ini.
Sekarang kita sedikit melangkah ke depan karena jujur tidak banyak yang bisa diceritakan selain Suso, one men show. AC milan kembali ganti pelatih serta restrart lagi dan Hong-Li yang tidak mampu membayar utang ke pemberi utang hingga muncul julukan tim "tarikan leasing" dan banyak hal lagi lainnya. Hal-hal ini tidak membuat Dewakere memperhatikan AC milan selain Hakan Calhanoglu tentu saja, hehehe.
Gagal dengan pelatih visioner Gianpaolo, akhirnya dapat membuat salah satu kunci sukses Milan saat ini masuk (karena ada Brocchi di beberapa laga, jadi bukan satu-satunya). Walaupun sempat ditolak karena memiliki track record jelek dan selalu di pecat di tim-tim sebelumnya, tetapi sebagai fans layar kaca, fans bisa apa toh, yang mereka bisa hanya berdoa dan terus mendukung sekuat tenaga.
Sekarang kita sedikit melangkah ke depan karena jujur tidak banyak yang bisa diceritakan selain Suso, one men show. AC milan kembali ganti pelatih serta restrart lagi dan Hong-Li yang tidak mampu membayar utang ke pemberi utang hingga muncul julukan tim "tarikan leasing" dan banyak hal lagi lainnya. Hal-hal ini tidak membuat Dewakere memperhatikan AC milan selain Hakan Calhanoglu tentu saja, hehehe.
Gagal dengan pelatih visioner Gianpaolo, akhirnya dapat membuat salah satu kunci sukses Milan saat ini masuk (karena ada Brocchi di beberapa laga, jadi bukan satu-satunya). Walaupun sempat ditolak karena memiliki track record jelek dan selalu di pecat di tim-tim sebelumnya, tetapi sebagai fans layar kaca, fans bisa apa toh, yang mereka bisa hanya berdoa dan terus mendukung sekuat tenaga.

Spoiler for Hallo Gua Legend:
Performa naik turun AC Milan di bawah asuhan Stefano Pioli tidak membuat Paolo "Hallo Gua Lejend" Maldini kehilangan kepercayaan. Dan titik balik pun tiba, masuknya Zlatan "The God" Ibrahimovic membuat Milan memiliki mentalitas yang tidak dimiliki tim-tim lain. Dengan masuk Ibrahimovic dan keluarnya Piatek performa AC Milan perlahan menanjak bahkan di titik puncaknya pada tahun 2020 kemarin, AC Milan menjadi satu-satunya tim yang tidak terkalahkan di kompetisi lokal loh, gan.
Walaupun begitu mereka hanya mengakhiri musim di zona liga Eropa dan kampanye musim baru dimulai lagi. Datangnya Brahimi Diaz, Diogo Dalot dan Kalulu seakan menambah kedalaman tim AC Milan yang memang memprihatinkan.
Lalu dua wonderkid yang membuat Dewakere malak akun vidio.com ke @vitawulandariuntuk menonton tim "tarikan leasing" yang seakan membawa gairah baru untuk tim ini. Pertama adalah Sandro Tonali memiliki skill set yang istimewa sebagai seorang deep-lying playmaker yang bahkan lebih lengkap dari Andrea Pirlo sang Legenda terbuang Milan. Sudah menjadi sorotan sejak di Serie B dan Tim Nasional kelompok umur Italia, Sandor Tonali akhirnya menerima pinangan tim Idolanya dan memakai nomor punggung pelatih Napoli saat ini Gennaro "Hokky Ball" Gattuso. Bahkan saga transfer ini sempat menjadi trending di jagad kaskus loh gan, karena Milan sendiri dikenal dengan tim "Tarikan Leasing". Rival-Rival lainnya sendiri hanya meledek tim ini. Akan tetapi, hanya satu telepon dari legenda hidup Paolo Maldini. Tonali langsung setuju pindah ke AC Milan hanya dengan kata " Halo, Gua Legend".
Ada satu lagi bahkan lebih epic, jujur Dewakere sendiri lupa nama timnya, tetapi pertandingan ini ada di fase kualifikasi liga Eropa. Di mana seorang anak muda yang tidak diketahui namanya berhasil mengacak-acak lini pertahanan Donnaruma dan Simon Kjaer. Takut keduluan dari tim-tim besar karena bakat tidak terendus para pencari bakat papan atas ini, tanpa tedeng aling-aling Milan mengikat Jens Peter Hauge dengan kontrak jangka panjang dan biaya transfer yang sangat murah untuk pemain yang memiliki potensi seperti Hauge.
Akhirnya sedikit cerita DewaKere ini sampai di akhir juga. Sampai sekarang walaupun hanya dua pertandingan bermain dengan full team, tim "tarikan leasing" ini berhasil memuncaki seri A diatas tim bertabur bintang sang badut eropa dan pelatih 12 juta Euro yang menukangi tim raja meja hijau.
Walaupun begitu mereka hanya mengakhiri musim di zona liga Eropa dan kampanye musim baru dimulai lagi. Datangnya Brahimi Diaz, Diogo Dalot dan Kalulu seakan menambah kedalaman tim AC Milan yang memang memprihatinkan.
Lalu dua wonderkid yang membuat Dewakere malak akun vidio.com ke @vitawulandariuntuk menonton tim "tarikan leasing" yang seakan membawa gairah baru untuk tim ini. Pertama adalah Sandro Tonali memiliki skill set yang istimewa sebagai seorang deep-lying playmaker yang bahkan lebih lengkap dari Andrea Pirlo sang Legenda terbuang Milan. Sudah menjadi sorotan sejak di Serie B dan Tim Nasional kelompok umur Italia, Sandor Tonali akhirnya menerima pinangan tim Idolanya dan memakai nomor punggung pelatih Napoli saat ini Gennaro "Hokky Ball" Gattuso. Bahkan saga transfer ini sempat menjadi trending di jagad kaskus loh gan, karena Milan sendiri dikenal dengan tim "Tarikan Leasing". Rival-Rival lainnya sendiri hanya meledek tim ini. Akan tetapi, hanya satu telepon dari legenda hidup Paolo Maldini. Tonali langsung setuju pindah ke AC Milan hanya dengan kata " Halo, Gua Legend".
Ada satu lagi bahkan lebih epic, jujur Dewakere sendiri lupa nama timnya, tetapi pertandingan ini ada di fase kualifikasi liga Eropa. Di mana seorang anak muda yang tidak diketahui namanya berhasil mengacak-acak lini pertahanan Donnaruma dan Simon Kjaer. Takut keduluan dari tim-tim besar karena bakat tidak terendus para pencari bakat papan atas ini, tanpa tedeng aling-aling Milan mengikat Jens Peter Hauge dengan kontrak jangka panjang dan biaya transfer yang sangat murah untuk pemain yang memiliki potensi seperti Hauge.
Akhirnya sedikit cerita DewaKere ini sampai di akhir juga. Sampai sekarang walaupun hanya dua pertandingan bermain dengan full team, tim "tarikan leasing" ini berhasil memuncaki seri A diatas tim bertabur bintang sang badut eropa dan pelatih 12 juta Euro yang menukangi tim raja meja hijau.
Quote:
Walaupun saya menulis sedikit kisah ini, Agan dan Sista Milanisti jangan baper ya. Di sini saya hanya suka kisah Cinderella dan beberapa pemain AC Milan. Darah saya tetap merah bukan merah hitam seperti yang semua warga Milan Kaskus inginkan.
Diubah oleh dewakere 22-01-2021 15:15






ermaq dan 12 lainnya memberi reputasi
13
1.6K
Kutip
28
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan