Gambar Disini
Selamat pagi, selamat datang di tulisan @ajang.dee, Saya Baskara yang mempunyai cerita dalam berita kejadian yang tak terduga.
Bencana alam pasti ada selama bumi masih berputar, jawa barat menjadi sasaran banjir mengakibatkan 50 orang tewas karena banjir bandang.
Sumber Gambar klik disini
Bencana alam di Jawa Barat sudah terjadi bukan ditahun sebelumnya diawal awal tahun 2021.
Terkena longsor Sumedang termasuk Kabupaten yang paling rawan karena cuaca berpengaruh disaat tanah sudah tidak lagi bersahabat.
Terjadi karena hutan gundul dan dataran rendah yang mengakibatkan Bencana alam banjir- bandang tidak hanya di Kabupaten Sumedang, Bogor juga terkena.
Korban Longsor klik gambar
Berderet bencana pastinya ada kabar duka datang menerpa, dari pesawat yang celaka hingga banjir, longsor dan gempa, semoga pemerintah setempat bisa bertanggung jawab sebagai mana manusia.
Padahal pandemi masih jauh dari tuntas, air mata tahun lalu belum jua terbayarkan apalah daya dan kekuatan hati untuk tetap bertahan untuk menikmati proses yang akan datang semoga Indonesia jauh lebih baik Aamiin.
Awal tahun yang biasa diluar kini terasa berat bagi Indonesia, badai kepedihan yang datang menerka pastinya tak terbayangkan datang seketika *Longsor di Sumedang Tewaskan 40 Orang semoga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan Aamiin.
Setiap orang berhak bertanya kepada orang yang lebih mengerti kenapa bisa terjadi.
Sebagai manusia yang bersosial, apa yang bisa kita buat untuk mereka?
Baca Juga Disini
Quote:
Bencana alam terjang Jabar di awal 2021. Longsor di Kabupaten Sumedang yang menewaskan 40 orang dan banjir bandang di Puncak Bogor.
Bandung -
Bencana alam di Jawa Barat terjadi di awal tahun 2021. Mulai dari longsor di Kabupaten Sumedang hingga banjir bandang di Kabupaten Bogor.
1. Longsor di Sumedang Tewaskan 40 Orang
Bencana longsor di Desa Cihanjuang, Cimanggung, Kabupaten Sumedang menewaskan 40 orang. Seluruh korban ditemukan setelah operasi yang dilakukan tim SAR gabungan selama 10 hari.
Teriakan histeris warga kompleks Pondok Daud menyusul suara gemuruh yang berasal dari atas lereng di Desa Cihanjuang, Cimanggung, Kabupaten Sumedang pada Sabtu (19/1) pukul 16.00 WIB. Bukit yang berada di belakang kompleks ambles karena tergerus hujan.
"Waktu saat kejadian pada saat itu dalam kondisi hujan deras, tiba-tiba suara gemuruh terdengar dari atas lereng. Warga di dalam rumah yang posisinya di atas itu enggak sempat keluar," kata salah seorang warga, Asep (40) saat ditemui di lokasi, Minggu (10/1/2021).
Asep mengatakan, longsor susulan terjadi kembali sekitar pukul 20.00 WIB. Nahasnya, saat itu petugas tengah melakukan pendataan awal dan banyak warga sekitar yang datang untuk menonton ke lokasi bencana.
Dalam laporan awal Tim SAR, 25 orang selamat, 13 orang ditemukan tewas dan 27 orang lainnya masih dalam pencarian. Danramil Cimanggung Kapten Setyo Pribadi, MP Cimanggung Suhanda dan Petugas BPBD Sumedang Yedi masuk ke dalam daftar korban meninggal dunia.
"Korban longsor pertama saja banyak yang belum ditemukan ditambah lagi longsor yang kedua itu warga yang sedang melihat kejadian ikut tertimbun. Bahkan Danramil, MP dan Kasi BPBD dikabarkan tertimbun. Namun ketiganya sudah ditemukan dalam kondisi meninggal," katanya.
Uu (49), satu dari 25 korban selamat dalam bencana longsor, menceritakan badannya sempat tertimbun material longsoran. "Pas longsor pertama saya masih di rumah, pas longsor kedua susulan, saya ada di lokasi," kata Uu.
Uu yang merupakan Ketua RT 01 mengungkapkan, sebelum longsor susulan itu, ia bersama petugas BPBD dan Polsek Cimanggung berbincang. Tiba-tiba longsor susulan itupun terjadi. Ada sekian detik, ada longsor susulan. Saya kedorong dari ujung lapang voli sekitar 20 meteran dan saya nyangkut di ram (kawat) lapang voli," ungkapnya.
"Saya sendiri menyelamatkan diri, enggak ada yang menyelamatkan, enggak ada orang, sama takut semuanya, lari semuanya," katanya menambahkan.
Maksud kedatangan Uu, ke TKP awalnya untuk membantu evakuasi korban, namun Uu juga malah hampir menjadi korban longsor ini. "Enggak, saya lagi mendata, mengkoordinasikan untuk membuang tanah dan batu ke tanah saya," ujarnya.
Insiden ini terjadi ketika bukit yang berada di belakang Kompleks PondokDaud amblas. Nahasnya, sebagian rumah di Perum SBG Parakan Muncang yang berada di atas bukit juga ikut ambles. Ketinggian tebing kurang lebih 50 meter dengan lebar tebing yang longsor kurang lebih sepanjang 60 meter.
Operasi SAR dilakukan selama 9 hari, petugas cukup kesulitan untuk melakukan evakuasi karena intensitas hujan yang tinggi ditambah kerawanan terjadinya longsor susulan. Selain itu, area evakuasi korban pun sempit sehingga memaksa petugas SAR untuk merobohkan sebuah TK agar alat berat bisa bekerja secara optimal.
Sebelumnya pencarian korban dibagi ke dalam beberapa sektor, sektor pertama yakni tempat hajatan dan lapangan voli, kemudian sektor di belakang perumahan dan sektor dekat masjid. Sampai akhirnya pada 18 Januari 2021 operasi SAR ditutup, setelah petugas menemukan delapan jasad terakhir yang menggenapkan jumlah korban meninggal dunia menjadi 40 orang.
"Keberhasilan ini berkat sinergitas dan kerjasama tim di lapangan yang baik antara Unsur SAR, support dan spirit yang luar biasa sehingga seluruh korban bisa ditemukan. Kita berharap agar tidak ada lagi kejadian bencana di Jawa Barat khususnya, dan umumnya di Indonesia," ujar Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansah.
Pasca terjadinya bencana longsor longsor, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan merelokasi ratusan rumah terdampak akibat bencana longsor itu.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyebutkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi mengidentifikasi 224 rumah telah masuk zona merah, yakni 132 rumah berada di atas lokasi longsor (Perum SBG), dan yang di bawah ada 92 rumah (Perum Pondok Daud dan rumah warga)
"Lokasi yang di atas kan developer. Nanti akan dicek dulu," ucap Basuki Hadimuljono ditemui di lokasi longsor, Kamis (14/1/2021).
Klik Gambar Pencarian Korban Dimalam Hari
Setiap ada Bencana Alam pasti ada yang di tinggalkan terutama manusia banyak kenangan semasa hidupnya korban bencan 40 orang karena longsor dan banjir.
Karena alam tidak selamanya utuh pastinya akan ada benca selama manusia masih hidup.
Pesan saya untuk Gansis jaga dan rawatlah Alam sebagai sawah dan ladang dan jangan pernah menebang pohon yang sudah dilestarikan sedemikian oleh pihak yang terkait. Kalau bukan manusia siapa lagi yang merawat alam Indonesia.
Mulai dari Air, Hutan, bumi, bertujuan untuk dirawat supaya menghasilkan sumber daya manusia yang optimal.
BERIKUT INI YANG DIPERLUKAN MEMBANTU YANG TERKENA BENCANA.
Yang pertama yang dibutuhkan saat ada bencana diantaranya.
* Tenaga
Sebagai manusia yang mempunyai akal pastinya menolong orang yang terkena bencana, tidak bisa dengan uang ataupun sembako minimal tenaga dan do"a semoga yang ditinggalkan diberikan kesabaran
*Sembako
Kebutuhan pokok menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan yang pertama makanan, dan minuman menjadi dasar untuk membantu korban bencana karena manusia mahluk sosial saling membutuhkan disaat ada bencan.
*Alat Berat
Sebut saja alat berat Beko yang bisa digerakan oleh manusia untuk menggeruk tanah yang tertibun saat terjadi longsong dan meratakan arus jalan supaya stabil seperti awal mula.
*Tempat Tinggal
Tempat tinggal menjadi utama untuk melindungi dari cuaca dingin dan binatang pastinya dibutuhkan yang terisolasi bencana alam.
Secara geografis, Indonesia adalah negara yang rawan bencana. Apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi hal tersebut?
Cukup tulisan dari awal dan akhir semoga aktifitas Gansis jauh lebih baik.