Perkenalkan namaku Riri. Umurku saat ini 16 tahun. Aku bukan teman ataupun relasi dari pemilik akun kutilkuda. Tetapi karena aku selalu mengikuti setiap thread curhat dari akun ini, aku merasa terpanggil untuk mengirimkan pesan langsung kepada TS kutilkuda dan mengirimkan tulisan ini untuk di post pada thread Curhat. 

Aku menceritakan kisah ini karena aku tidak ingin orang sekitarku atau teman ku dan keluargaku di dunia nyata mengetahui apa yang terjadi dalam hidupku ini. Tetapi aku tidak sanggup bila menyimpan masalah ini sendiri. Jadi aku putuskan menceritakan kisah ini pada rekan-rekan kaskusers semua. Aku berharap aku mendapatkan kelegaan, dan juga ada komentar-komentar yang bisa memberikan ide dan jalan keluar untuk problem hidupku. 

Permasalahan ini terjadi sepanjang tahun ini. Karena masa pandemi, jadi ayah dipecat dari pekerjaannya sebagai tukang masak di sebuah restoran pertengahan tahun lalu. Oleh sebab itu, kami semua memutuskan pulang kampung ke rumah paman di kampung. FYI, kampung pamanku berada di provinsi jawa timur, sedangkan ayah bekerja di Jakarta. Ayah, aku, dan kedua adekku berangkat ke Jawa Timur saat lebaran tahun lalu setelah presiden memberikan perintah kalau boleh pulang kampung. Oya, ibuku sudah meninggal dunia tiga tahun lalu karena sakit kanker payudara yang menggerogoti tubuh ibuku. Jadi kami hidup hanya berempat, yaitu ayahku, aku anak perempuan dan kedua adekku laki laki kembar yang saat ini masih SD kelas 6.

Semenjak pindah inilah terjadi hal yang tidak aku inginkan. Rumah paman ini masih sederhana. Dinding nya masih semi permanen, dimana separuh sudah dari bata dan separuh masih dari papan. Sehingga masih ada rongga rongga sekat antar papan. Paman memiliki seorang anak tunggal yang sudah berusia 27 tahun. Ia bekerja sebagai karyawan pabrik dan belum menikah. Sepintas orang ini memang alim. Rajin beribadah dan tidak pernah lalai dalam kegiatan agama. Ia bernama Mas Bayu.

Mas Bayu memang ramah, dan tidak pernah bersikap buruk kepadaku. Bahkan kalimat yang muncul dari mulutnya selalu berhubungan dengan agama dan kitab suci. Ia sempat menyarankan aku untuk berhijab dan memakai pakaian tertutup. Jujur, aku sempat kagum karenanya. Bayangkan saja, usia pemuda belum menikah tapi taat dan bertanggung jawab atas iman kepercayaannya.

Tetapi ada yang aneh selama ini. Aku merasa mas Bayu selalu mengintip ku. Awalnya saat aku tidur, aku merasa ada yang memperhatikanku. Saat ku amati lubang sekeliling, ada seperti yang mengintip lalu kuperhatikan dan terlihat orang itu pergi. Suatu saat aku tahu kalau itu Mas bayu karena saat tidur siang, aku masih bermain hp di kamar. Aku sudah mulai mengantuk, tapi tiba tiba aku mendengar seperti seseorang menempel pada dinding papan. 

Aku diam saja, dan tiba tiba dia bergerak pergi. Lalu dia datang lagi dan mengintipku lagi. Saat ia mengintip, paman memanggil mas bayu, dan benar saja dia menjawab dari bilik sebelah lalu pergi. Saat ia pergi, lubang itu menjadi terang kembali. Aku jadi curiga dengan perilaku mas Bayu. Apa motivasinya dia mengintipku di kamar. Sejak itu aku selalu berpakaian tertutup meskipun tidur. 

Ternyata tidak hanya itu....
Saat aku mandi juga. Ia mengintip dari lubang sela sela papan dan bilik bambu. Aku tahu karena aku mendengar gerakan kaki dan saat kuperhatikan sumber bunyi, lubang itu menjadi terang. Aku mulai tidak nyaman dan merasa bahwa seseorang sedang menikmati tubuhku melalui visual. 

Terparah itu kemarin sabtu. Saat aku mandi, aku tidak mendengar suara orang berjalan atau bergerak dibalik bilik kamar mandi. Aku pun merasa tenang, sehingga aku mandi dan membuka seluruh pakaianku. Saat sudah sabunan, dan sampoan tiba tiba aku mendengar suara lenguhan nafas "uhhh". 

Seketika aku kaget dan teriak "aaaaaaaaaaa". Lalu kudengar decak kaki berlari menjauhi kamar mandi yang terletak di luar dan berada di sebelah rumah. 
lalu bibi menggedor pintu sambil bertanya,"kenapa ndok? ada apa?". "anu budhe, ada suara dibalik bilik itu, kayak orang bernafas", jawabku sambil menutupi tubuhku dengan handuk meski masih terkena sabun dan sampo. 
lalu bibi melihat sekeliling kamar mandi, ternyata tidak ada siapa-siapa. "ndak ada orang ik ndok, hanya mas Bayu itu lagi di sana sambil baca buku". mas Bayu sedang membaca buku tidak jauh dari kamar mandi luar itu. Benar benar membuatku curiga dengan nya.

Aku yakin itu mas Bayu ngintip aku mandi dan dia pasti sedang menikmati tubuhku entah dengan masturbasi atau apa. Yang pasti suara lenguhan pria bernafas itu jelas. "uhhhhh" seperti suara puas. 

Kurang ajar memang... 
Apa ya aku harus mandi dengan daster? apa ya aku harus tidur pake jilbab full. Nafsu nya gak ada akhlak....
Aku berharap ayah segera dapat bekerja di Jakarta dan meninggalkan rumah ini. 

Gua gak nyaman, anjimmmmmmmm