"CUMI; Dilema Cinta Seorang Janda" (Based On Life Story')
PROLOG
Assalamualaikum Agan-agan Kaskusers dan para Suhu di Forum SFTH ini...
Ane yang cupu ini mohon perkenan untuk turut mencipratkan seciprat kisah untuk ikut mewarnai forum ini.
Ini adalah sebuah kisah berdasarkan kehidupan nyata sahabat SMP ane yang udah 27 tahun lamanya kita ngga pernah ketemu. Dan tiba-tiba sejak setahun yang lalu kita jadi akrab dan sering berbagi cerita.
Untuk sebuah tujuan yang gue masih berusaha menemukan jawabannya. Seolah Tuhan dalam skenario agung-Nya mempertemukan gue dan sahabat gue ini dalam satu episode tertentu dalam hidup kita masing-masing.
Alhamdulillah meski udah puluhan tahun ngga ketemu, dan masing-masing dari kami udah mengalami pasang-surutnya jalan hidup, sedikitpun ngga mempengaruhi kesomplakan dan kekonyolan kita berdua ππ.
Oh ya, jujur aja...
Sebenernya usia kami berdua bisa dibilang ngga muda lagi. Kita udah kepala 4, gan. Ane sendiri berjenis kelamin laki-laki normal dan udah berkeluarga.
Meskipun keluarga ane tinggal di sebuah kota di Jawa Tengah sana dan ane berdomisi di Jakarta.
Sementara sohib ane berjenis kelamin New Normal ππ...
Nggak Deng bercanda. Sohib ane ini cewek tulen, gan. Berstatus Janda, yang menjadi tokoh utama dalam kisah ini, yang biasa ane panggil dengan Nick Name "Cumi" dalam real life.
Dan kemarin ane udah dapet approval dari Cumi buat share kisah hidupnya disini. ππ
So kisah ini akan banyak bercerita tentang anggapan masyarakat kita yang masih streotype terhadap seorang single parent perempuan (definisi Janda versi gue).
Seolah mereka adalah seekor lalat yang hinggap di ujung meja makan, yang harus diusir atau dipukul dengan sapu lidi.
Dan sebaliknya tentang pandangan si Janda itu sendiri, yang sering menjadi korban, sering difitnah dan disalahfahami hanya karena statusnya yang malang.
Sebuah kisah yang masih bergulir hingga detik ini jari gue masih mengetik.
Juga tentang kisah cinta, persahabatan, dan perjuangan dalam keluarga yang dialami sohib ane si Cumi yang saling tumpang tindih dan campur baur.
Bagaikan sebungkus gado-gado tanpa karet pengikat atau Staples, yang kita bawa dengan satu tangan dengan terburu-buru sambil menyeberang jalan di sebuah hari berhujan.
Kita pun terpeleset, lalu menyaksikan gado-gado itu tumpah dan ambyar di jalanan...
πππ
Mohon maaf kalo nanti penceritaannya kurang menarik dan kurang bermutu. Karena penulisan dilakukan disela-sela waktu tepar ane setelah pulang kerja.
Plus dalam kondisi otak, dompet dan emosi sering labil akibat terdampak Pandemi Covid-19 yang belum kelar sampe sekarang.
Monggo diseruput gan cerita ini..
Next update Insyaallah dalam beberapa jam kedepan..
Alhamdulillah sampe juga gue di Last Chapter dari Thread ini yang sebenarnya udah banyak melenceng kemana-mana dari tema dan judulnya sendiri.
π π π
Naah... Sebelum ntar gue ngalor-ngidul kemana-mana lagi.
Maka pada Part awal Chapter ini, gue pengen menyampaikan salah satu alasan dari penulisan Thread ini, dimana terus terang si Cumi sendiri selaku pribadi hanya menempati urutan ke 2 dari alasan tersebut.
Soriii ya Cum-cum Tulang Belakang
πππ
Alasan itu adalah keprihatinan gue terhadap makin tingginya angka-angka statistik dari kasus perceraian dari tahun ke tahun yang pernah gue singgung di Chapter 2 (AADC) Part 1 sebelumnya.
Keprihatinan yang makin terasa di masa Pandemi saat ini.
Dimana tekanan kesehatan, psikologis, dan ekonomi kian menjadi beban konkrit yang makin serius dampaknya di banyak rumah tangga.
Sekedar ilustrasi.
TS ingin mengutip sebuah artikel dari BBC News Indonesia, yang ditulis oleh Maddy Savage (BBC Worklife) per Tanggal 17 Desember 2020, yang berjudul :
"Mengapa angka perceraian di berbagai negara melonjak saat Pandemi Covid-19?"
Setelah menikah selama tujuh tahun, Sophie Turner dan suaminya mengajukan permohonan perceraian ke pengadilan.
Sebelum virus Corona menyebar ke seluruh dunia, pasangan itu tidak pernah membahas kemungkinan terburuk dari rumah tangga mereka. Namun selama Pandemi, hubungan mereka memburuk.
"Saya menjadi lebih tertekan dan situasi buruk itu terus memuncak. Kami akhirnya memutuskan, barangkali, untuk menjalani percobaan 'pisah ranjang'," Ujar Sophie yang bekerja di pusat layanan sosial khusus anak di Suffolk, Inggris.
"Dengan cepat kami menyadari bahwa perpisahan ini akan berlangsung selamanya," ucapnya.
Situasi yang dihadapi Sophie dan suaminya merupakan hal yang dihadapi banyak rumah tangga selama Pandemi. Permohonan perceraian di Inggris dan di berbagai negara lainnya melonjak.
.............
Terus gimana kalo di Indonesia?
Terus terang gue belum menemukan artikel yang bener-bener bisa gue andelin, yang melakukan studi khusus untuk melihat relasi antara situasi di masa Pandemi dengan angka kasus perceraian di tanah air.
Kebanyakan artikel itu hanya asumsi atau opini.
Tapi seperti kita tau kalo faktor ekonomi itu menjadi salah satu faktor yang memicu kasus perceraian.
Maka gue ingin mengutip sebuah artikel dari detiknews, yang ditulis oleh Nurcholish Ma'arif per Tanggal 2 Desember 2020, yang berjudul :
9,77 Juta orang kena PHK, MPR soroti SDM dan Literasi Teknologi
Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyoroti tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) selama Pandemi Covid-19. KADIN Indonesia mencatat hingga awal Oktober 2020 sudah lebih dari 6,4 juta pekerja di PHK.
Sementara menurut data Kementerian Keuangan, Pandemi Covid-19 telah menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran sebanyak 2,67 juta orang. Sehingga per bulan Nopember 2020 ini total jumlah pengangguran sudah mencapai 9,77 Juta orang.
...........
Hmmhhh....
Di negara Inggris aja yang jaminan sosial terhadap warganya udah sedemikian baik. Tapi situasi Pandemi udah berdampak signifikan terhadap melonjaknya angka perceraian disana.
Gimana dengan di Indonesia yang.. yang Agan-agan tau sendirilah gimana keadaannya di negeri kita.
Gue sangat berharap bahwa gue salah besar untuk menyimpulkan bahwa di tanah air :
"Angka kasus perceraian selama Pandemi juga ikut melonjak, terutama karena faktor ekonomi."
Gue sangat berharap bahwa kesimpulan gue salah!
Karena lagi-lagi...
Kasian anak-anak...
********
Back to Cumi.
Tahun 2020 boleh dibilang tahun yang cukup berkesan buat pertemanan gue dan Cumi.
(Ini subyektif sih π )
Karena kita bertemu dan nongkrong di moment-moment spesial di Tahun itu.
Kayak malam tahun baru 2020 gue nongkrong sama Cumi, plus sama sohib dekatnya.
Malam Takbiran Lebaran di tahun itu, juga nongkrong sama Cumi di Ay-Bak.
Malam tahun baru 2021 kita juga nongkrong sama sohib nya Cumi.
Jadi boleh dibilang 2020 adalah tahunnya Kakus dan Cumi...
π π βοΈ
Ngga Cum becanda gue...
Gue ngga akan berani se geer itu kok...
π π π
Dan di malam pergantian Tahun 2020 ke 2021 itu, akhirnya terjawab semua kabut kerumitan dari dilema Cumi.
Sebuah sikap yang menjadi posisi dirinya untuk keluar dari dilema dan jalan buntu.
Seiring petasan yang mengoyak langit malam...
Seiring detik-detik pergantian tahun 2020 ke 2021..
Seiring lagu "Elegi Cinta" Ebiet G. Ade...π π
Seiring rebutan ayam bakar di tempat Putri, tempat kita nongkrong...
Seiring harapan-harapan yang dipanjatkan ke langit agar tahun 2021 menjadi tahun yang lebih baik...
Cumi bilang ke gue :
"Antara Dedy, Mas Bagus dan Andi. Gue ngga memilih siapapun dari ketiganya, Kakus!"
"Gue pengen fokus ngebenahin ekonomi keluarga gue aja."
"Banyak banget PR gue di rumah.
Yaa sekolah anak-anak gue, kondisi Abang gue, kondisi orangtua gue, kondisi rumah yang perlu banyak biaya buat renovasi."
"Gue ngga mau pusing dulu sama urusan cinta-cintaan, Kakus. Kesannya kayak gue masih abege, yang galau sama urusan asmara, pacaran, patah hati.."
"Gue udah tua. Malu sama umur. Malu sama anak gue yang udah beranjak remaja. Ini masa-masa dimana anak-anak gue lagi nyari jati diri."
"Ini masa-masa dimana mereka perlu figur orangtua yang stabil dalam emosi dan nalar, sebagai panutan mereka."
"Dan gue tau banget gue ngga bisa ngasih kondisi yang terbaik buat mereka. Yaitu mereka ngga punya orangtua yang utuh, yang lengkap, yang ada seorang ayah di rumah bersama ibunya, seperti kebanyakan teman-teman sebaya mereka."
"Kalo urusan jodoh. Gue serahin aja sama Allah. Biar Allah yang ngatur gimana, kapan dan dimana kami akan ketemu."
"Biar Allah yang setting deh soal jodoh gue. Gue juga pasrah kalo misalnya gue ngga ditakdirkan buat menikah lagi."
"Gue cukup membesarkan anak-anak gue aja deh. Gue akan berjuang keras supaya anak-anak gue memiliki kehidupan yang lebih baik dari ayah dan ibunya."
Gue mengangguk. Sambil berusaha menembus tirai batin dari kata-kata Cumi tadi.
Gue menatap mata Cumi dan mengucapkan sesuatu kepada sepasang kornea hitam itu.
"Dengan Nama Tuhan yang telah menciptakanmu.. Izinkan aku masuk."
Sebuah pintu terbuka, awan-awan gelap terpendar sirna, kabut-kabut menipis.
Disitu gue melihat Cumi keluar dari labirin itu.
Seorang diri, Cumi meninggalkan lorong-lorong gelap.
Meninggalkan jalur-jalur rumit yang dipenuhi jalan buntu.
Memutuskan belukar dan rumput liar yang membelit kedua kaki.
Cumi berjalan mendekati gue pada jalan setapak yang lurus.
Wajahnya mengembangkan senyum yang lebih cerah dari sebuah pagi di bulan Juli.
Desir angin kesadaran menyibak rambut Cumi. Cahaya mentari pagi memberi hangat pada wajah.
Cumi mengulurkan tangan kanannya.
"Kakus... Selamat Tahun Baru 2021!"
Plakkkk...
Ada yang ngegeplak pundak kanan gue.
"Woiii Kakus.. Ngape lu bengong aja?"
"Ngeliatin gue udah kayak ngeliatin Kuntilanak aja lu!"
"Eeeh salaaah deeng...
Iyeee Cumi.. Selamat tahun baru juga!"
"Soriii tadi gue ngelamun..."
π π π π
*******
Gue sebenernya rada lupa, apa dan gimana respon gue disaat Cumi memutuskan untuk ngga memilih dari ketiganya (Mas Bagus, Dedy dan Andi), dan untuk lebih fokus pada pekerjaan dan ngebenahin ekonomi.
Kayaknya sih respon gue ngga jauh dari kata-kata ledekan ke Cumi, deh. π π π
Seinget gue, waktu itu gue bilang :
"Naah iyaa elu kerja aja yang giat, yang fokus. Mendingan cari duit aja lu, Cum."
"Iyeeee Kakus." Seloroh si Cumi.
"Nooh rumahlu yang bocor elu benerin, pager elu las lagi tuh, ganti roda bawahnya biar kaga berat kalo didorong. Nooh dinding rumah elu cat.."
"Iyeee ntar kalo ada duit!" Jawab Cumi.
"Iyee lu udah tua masih jadi bucin aja sih! Cumiii... Cumiii... Waah parah emang lu.. Keganjenan lu!"
"Aah sialan lu, Kakus!" Bentak Cumi.
π π π
*********
Cumi..
Ini respon gue yang sebenarnya.
Gue sih sebagai temen, akan dukung aja apapun keputusan elu, Cum.
Gue akan respect dan support apapun keputusan elu. Karena gue percaya itu sebuah keputusan yang udah elu pikirin masak-masak yang dilatarbelakangi sama banyak hal, utamanya keluarga sebagai faktor prioritas elu.
Elu kan wanita dewasa dengan seabrek-abrek pengalaman hidup.
Elu kan wanita cerdas yang pandai menganalisa dan mempertimbangkan.
Gue yakin elu cukup cerdas untuk ngga terjatuh di lubang kesalahan yang sama untuk kedua atau ketiga kalinya.
Elu adalah wanita terhormat yang setiap keputusan yang elu ambil, pasti akan membuat harga diri dan kehormatan elu dan keluarga ada di atas segalanya.
Elu wanita yang begitu gue hargai.
Sampe-sampe gue merasa sangat malu dan merasa bersalah, ketika secara refleks dan kurang sadar, gue narik tangan elu sewaktu foto-foto di malam itu.
Soal jodoh....
Gue doain semoga suatu hari akan ada laki-laki baik, yang akan membacakan Surat Ar Rahman sebagai mahar pernikahan kalian.
Yang dengan Surat itu laki-laki baik itu akan menjadikan pernikahan nya dengan elu, sebagai suatu nikmat dari Tuhan Semesta Alam, yang tak akan pernah ia ingkari.
Gue doain semoga elu akan menjumpai hari-hari dimana laki-laki baik yang menjadi suami elu, akan menjadi Imam bagi shalat berjamaah di rumah elu.
Tangan kanan laki-laki baik itu akan butuh untuk elu cium di setiap pagi, ketika ia berangkat meninggalkan rumah untuk mencari nafkah yang halal dan berkah.
Bibir laki-laki baik itu akan mencium kening elu di pagi dan malam hari, untuk membuat jiwa elu merasa damai dan tenang menjalani hari demi hari, hingga maut memisahkan kalian.
Kehadiran laki-laki baik itu disisi kanan tempat tidur elu, akan membuat hati elu merasa nyaman, dan tercukupkan.
Lalu laki-laki baik itu akan membisikkan di telinga kanan elu :
"Aku ingin mencintaimu dengan
sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya
abu
Aku ingin mencintaimu dengan
sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya
tiada ΒΉ
Dan semoga gue masih hidup untuk menyaksikan hari itu.
Pada hari akad nikah, dimana elu menjadi istri dari laki-laki baik itu.
Aamiin
πππ
********
Al I'tiraf
Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan
wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi
Wahai Tuhanku. Aku bukanlah ahli Surga. Tapi aku tidak kuat dalam Neraka Jahim
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii
Fa innaka ghaafirudzdzambiil 'azhiimi
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar
Dzunuubii mitsu a'daadir rimaali
Fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali
Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhan yang memiliki keagungan
Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku dapat menanggungnya?
Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da'aaka
Wahai Tuhanku. Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka
Maka jika Engkau mengampuni, maka Engkau lah yang berhak mengampuni.
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?
BERSAMBUNG
Notes :
1. Puisi "Aku Ingin" karya Sapardi Djoko Damono
2. Syair Al I'tiraf, yang artinya : Sebuah Pengakuan. Karya Abu Ali Al Hasan Bin Hani Al Hakami, atau lebih dikenal Abu Nawas.
Pernah dipopulerkan dalam lagu berjudul "Sebuah Pengakuan" oleh Rayhan dan Nisa Sabyan
Ketika Thread ini tamat beberapa puluh paragraf mendatang. Sebenarnya dalam kehidupan nyata, kisah ini masih berlangsung bagi semua tokoh yang terlibat di dalamnya. Terutama untuk Cumi sendiri.
Karena itu, membuat ending yang tuntas dari Thread ini, adalah sesuatu yang mustahal bin mustahil.
Ngga dipungkiri, bahwa distorsi banyak terdapat pada kisah ini.
Karena bayangkan, TS harus menyelami hati dan pikiran 3 tokoh utama di sekitar Cumi (Mas Bagus, Dedy, Andi) hanya dari penuturan Narasumber tunggal.
TS pun ngga tau apakah Cumi bisa meyakinkan dirinya sendiri untuk merasa pasti terhadap motif mereka?
Karena narasumber Thread ini bukanlah cenayang atau orang pintar yang katanya mampu menebak isi hati seseorang.
Kronologi dan motif disampaikan oleh Cumi kepada TS melalui serangkaian pertemuan di berbagai tempat. Dan japrian dalam berbagai kesempatan, dalam kurun waktu hampir 2 tahun terakhir.
Lalu TS menafsirkan dan merangkai semua kronologi dan motif-motif itu dalam hubungan sebab-akibat versi TS.
Dan dalam penuturan berantai ini, sangat mungkin tercipta distorsi dalam kronologi dan motif, yang akan tetap menjadi wilayah gelapnya sendiri.
Jadi biar Tuhan sendiri yang akan menulis ending yang tuntas di lembaran Lauhul Mahfudz, untuk menjadi takdir dalam kehidupan si Cumi.
Gue hanya mendoakan yang terbaik. Ngga hanya untuk Cumi. Tapi untuk semua tokoh nyata dalam kisah ini.
Karena bukankah kita semua ini sebenarnya bersaudara? Yang berasal dari ras nenek moyang yang satu!
Bukankah kode genetik kita sebenarnya tersambung pada DNA Adam dan Hawa?
Bukankah kita semua hanyalah manusia, yang sekedar berpasang-surut dalam 2 keadaan?
Jatuh dan bangun, menangis dan tertawa, berpelukan atau beradu punggung.
........
Manusia adalah Mahkota Penciptaan!ΒΉ
Itu alasannya manusia diserahi tugas suci menjadi Khalifah fil Ardhi, atau Pemimpin di muka bumi!
Mahluk paling unik yang berpotensi lebih mulia dan luhur dari Bangsa Malaikat.
Tapi sekaligus memiliki resiko untuk lebih rendah derajatnya dari spesies hewan liar atau binatang ternak!
Semua terpulang pada cara kita mengelola sebuah hak istimewa dari Tuhan : untuk bebas berkehendak, bebas memilih dan membuat keputusan.
*******
Alasan lain dari penulisan Thread ini, adalah keputusan nyokap gue untuk menjual rumah yang kami tempati di Cinere ini, untuk hijrah ke Brebes. Kampung halaman almarhum bokap.
Pada Desember Tahun 2017 lalu, bokap TS berpulang ke hadirat Penciptanya.
Gue dan adik gue yang waktu itu berada di sisi beliau pada saat-saat terakhir hidupnya. Merekam keinginan bokap untuk pulang kampung.
Sesuatu yang kami terjemahkan sebagai keinginan terakhir beliau untuk dimakamkan di tanah leluhurnya, di sebuah desa di pelosok Brebes.
Di sebuah kompleks pemakaman kampung yang begitu sederhana. Berlokasi di pinggir sawah di tepi hutan kecil di ujung kampung.
Duuh... Gue nangis...
Gue inget bokap...
Inget hari-hari sulit dalam keluarga kami, dimana beliau telah selalu membuktikan pengorbanannya bagi kami.
Dan inget betapa selama hidup, rasanya jarang sekali gue mampu membuat beliau tersenyum bangga kepada anaknya ini.
Kalo kelak kami hijrah ke Brebes, nyokap akan dengan mudah berziarah ke makam bokap.
Nggak kayak sekarang, dimana untuk ziarah, hanya bisa dilakukan paling sering setahun 2 kali.
Itu pun setelah 3 anaknya rundingan dulu soal waktu yang pas untuk izin atau cuti kantor, sewa mobil, urunan bensin dan soal printilan lainnya.
Ketika kami ziarah, maka nyokap akan bacain Surat Yasin dan doa-doa disisi makam bokap.
Terus kangen-kangenan sama bokap sambil mengelus-elus batu nisannya.
Dan selalu begitu. Abis baca Yasin dan berdoa, nyokap akan cerita tentang apa aja di pusara bokap.
Seolah-olah bokap masih hidup dan berada di tengah-tengah kami seperti dulu.
Nyokap akan cerita kalo cucunya yang pertama, yaitu anak gue. Sekarang udah kelas 2 SD. Udah hafal Al Fatihah dan doa sebelum makan.
Nyokap akan cerita tentang cucunya yang kedua, anak adik gue yang berusia 2 tahun. Kalo bocah nakal ini udah bisa ngomong, dan udah pinter berantakin rak piring di rumah Mbah-nya.
π π
Dan itu yang gue namakan cinta sejati!
Cinta yang bahkan tak terkurangi kadar murninya, oleh maut yang memisahkan mereka!
Gue berharap Cumi akan mendapatkan cinta seperti itu.
Dan juga kalo gue dan nyokap hijrah ke Brebes suatu hari kelak. Maka jarak gue dengan istri dan anak ngga akan begitu jauh.
Brebes-Tegal itu bisa ditempuh 1,5 jam kalo naik motor. Jadi gue bisa lebih sering ngumpul sama anak dan istri.
Dan pada saat yang sama, gue masih bisa menjaga dan menemani nyokap hingga akhir hayat nya.
Dan gue ngga akan sering melewatkan moment-moment penting anak gue dalam masa pertumbuhannya.
Elu tau nggak, Cum?
Beberapa hari yang lalu, anak gue udah berani ambil keputusan untuk tidur menempati kamar sendiri, di kamar yang dulunya adalah kamar ibunya sewaktu kecil.
Kami Video Call-an, dan anak gue memamerkan kalo dia sendiri yang susun barang-barang di kamarnya, yang bersihin kamar, dan nangkep kodok di kolong tempat tidur make plastik kresek.
π π π
********
Cumi bilang dia akan sedih kalo gue hijrah ke Brebes. Meski demikian, Cumi turut mendoakan supaya gue dan nyokap segera hijrah kesana.
Terimakasih ya, Cumi
πππ
Mungkin alasan Cumi sedih, adalah karena ngga ada lagi seorang temen cowok yang somplaknya ngga ketulungan seperti gue.
π π
Temen cowok yang cukup pede buat nraktir Cumi makan di warteg pinggir jalan yang bising dan lusuh.
Temen cowok yang baperan, karena kadang suka bad mood kalo Cumi lama bales chat.
Temen cowok yang (mungkin) paling cengeng, karena ngga malu-malu untuk ngakuin lagi nangis karena sesuatu.
Temen yang cerewet nya minta ampun, karena sering japri malem-malem buat perkara yang ngga penting, kayak :
Terimakasih ya Agan-agan reader yang luar biasa. Mohon maaf kalo ada salah hitung di 2 Top 10 di atas
πππ
********
Nah sekarang TS pengen ngasih oleh-oleh buat Agan-agan reader pembaca Thread ini.
Bukan oleh-oleh berupa voucher paket data, pulsa atau apapun sih...πππ
Bukan juga pesan moral yang berkaliber berat.
Cuma pengen bilang, supaya Agan-agan reader disini sering-seringlah senyum dan tertawa.
ππππ
Dan sering-seringlah bercanda untuk membuat teman atau orang-orang disekitar agan bisa senyum dan ketawa.
πππ
Hidup itu woles aja, gan...
Dibawa santai dan wajar aja..
Ngga baik terlalu ngotot dalam hal apapun.
Termasuk dalam hal mencintai seorang janda yang emang selalu menggoda
ππππ
Beneran gan...
Sering-seringlah berhumor dan berbanyol biar kita dan orang lain bisa ngakak sepuasnya.
πππ
Karena puncak dari rasa syukur seorang hamba adalah wajah yang selalu ceria.
Wajah yang senantiasa dihiasi senyum dan tawa, terhadap apapun yang telah ditetapkan Tuhan untuknya!
Wajah seorang hamba yang ridho, terhadap apa saja yang harus ia temui di sepanjang umurnya.
Karena hamba itu udah ngga lagi melihat :
Apa, Mengapa, dan Bagaimana sebuah peristiwa itu harus terjadi dalam hidupnya.
Hamba itu pun udah ngga lagi peduli terhadap apa yang diberi.
Ia hanya peduli pada Sang Pemberi!
Sama aja kayak kita ngapel ke rumah pacar, deh.
Emangnya kita terlalu ambil pusing sama apa yang disuguhkan di atas meja?
Terserah deh mau dikasih soft drink kek, mau kopi encer doang kek, atau entah Dalgona yang komposisinya ngaco kek, bahkan air mentah sekalipun...
π€π€π
Nggak masalah!!
Yang penting disuguhkan oleh sepasang tangan tambatan hati, yang mempersilahkan kita minum sambil menyunggingkan senyum manis yang bikin jantung ini kelojotan.
ππππ
********
Heppy aja ya, gan.. kalo kita emang yakin bahwa hidup ini cuma titipan!
Kita ngga berhak mengklaim barang titipan sebagai milik pribadi, kan?
Apapun itu barangnya!
Termasuk rasa cinta, rasa rindu, juga rasa benci terhadap seseorang.
Karena sejatinya semua rasa itu diletakkan oleh Tangan Sang Maha Pencipta Rasa di hati ini.
Jadi ngga perlu geer bahwa rasa cinta terhadap seseorang itu, lantas diikuti keegoisan untuk merasa berhak memilikinya.
Apalagi kelewat pede :
"Wah gue udah saklek cinta mati sama dia!"
"Gue ngga bisa jatuh cinta lagi sama orang lain".
"Gue yakin dia ini jodoh gue! Gimana pun caranya gue harus jadi sama dia!"
Ini paraah, kalo sampe kita punya perasaan kayak gitu.
Kita tuh harus kritis terhadap hati kita sendiri!
Contohnya TS sendiri deh...
Yang entah karena apa dan kenapa? Selama hampir 2 tahun ini, Tuhan menitipkan rasa sayang dan rasa peduli sama Cumi, yang sebenarnya sering ngeselin dan menyebalkan ini.
π π π
Maka puncak dialektika TS terhadap hati TS sendiri adalah, dengan menempatkan secara pas dan wajar rasa sayang dan peduli itu pada ruang Persaudaraan Iman, Islam, dan Persahabatan.
Nggak lebih, ngga kurang, dan ngga perlu spesial pake telor bebek.
π π π
Yaitu rasa sayang dan peduli untuk ngga rela ngeliat si Cumi terjerembab dalam perbuatan yang menjauhkannya dari Tuhan.
Rasa prihatin dan khawatir untuk ngga tega menyaksikan si Cumi dijewer dan dicemplungin sama Malaikat ke Neraka.
Naudzubillah Min Dzalik!
Dan sungguh semua rasa harus dipulangkan maksud dan tujuannya kepada Tuhan Pencipta Segala Rasa!
********
Karena sejatinya kita emang ngga pernah punya apa-apa, gan.
Di hadapan Tuhan semesta alam, kita ini mahluk paling fakir.
Dan udah selayaknya kita merasa begitu.
Jadi terserah takdir Tuhan deh, kita mau dibawa melanglang buana kemana aja!
Selama kita yakin,
Bahwa semua itu berasal dari Wujud dan Kehendak dari Zat, yang Nama dan Sifat-Nya telah tercetak pada setiap atom dan unsur penyusun setiap benda di seluruh alam raya ini.
Suka-suka Allah deh kita mau diapain? Mau digimanain? Mau dipentalin ngalor-ngidul kemana kek!
Pasrah aja udah...
Ambil contoh kalo kita jalan-jalan sama pacar.
Maka ngga terlalu penting kita pergi kemana? Naik apa? Melihat pemandangan apa?
Karena pergi itu, yang penting bukan Kemana-nya?
Tapi pergi sama Siapa-nya?
Pergi jalan-jalan gratis ke Bali tapi sama orang yang jutek dan nyebelin. Malah bikin hati tersiksa, kan?
Tapi walaupun cuma nganterin pacar nyebrang jalan doang.
Maka betapa berbunga-bunganya hati ini ketika ia mempercayakan tangan nya untuk kita gandeng dengan erat!
πππ
Iya kan gan?
Jangan mengkhawatirkan apa pun ya, gan!
Wong selama hidup ini kita pergi kemana-mana sama Allah kok.
Sebenernya setiap hari, kita ini diajak jalan-jalan sama Allah, lho gan..
Sueerr gan...πβοΈβοΈ
Sama aja ngga menghargai Tuhan kan, kalo kita diajak jalan-jalan sama Tuhan yang memiliki langit dan bumi, tapi kita masih aja ruwet mikirin ongkos lah, bensin lah, minum dan snack di perjalanan lah?
π π
Ya ikhtiar sih udah kewajiban!
Buat cari nafkah, buat beramal, buat menggapai cita-cita.
Tapi udah cukup ikhtiar itu dilakukan sama otak, tangan, kaki, mulut, dan organ tubuh yang lain.
Jangan hati pun kita suruh ikhtiar.
Hati itu jobdesnya Tawakal!
Hati itu jobdesnya: berharap, bergantung, dan bersandar, hanya kepada Tuhan!
*******
Allah itu Tuhan kita.
Dan hanya Ia satu-satunya Tuhan!
Tuhan seluruh Mahluk.
Tuhan Jin, Malaikat dan Manusia.
Tuhan bagi rerumputan, hewan-hewan, dan bulir embun.
Tuhan bagi kicau burung, dan aum Harimau.
Tuhan bagi butir pasir, kelepak sayap kelelawar, dan lelehan airmata dari sepasang kornea hitam.
Tuhan bagi seluruh benda dan keadaan, juga bagi seluruh gerak dan diam.
Tuhan bagi seluruh gelap dan Terang, juga bagi panas dan dingin.
Tuhan bagi seluruh Sifat, Wujud, dan Makna.
Tuhan bagi hangatnya cahaya mentari dan tetesan air hujan.
Tuhan bagi seluruh Eksistensi, Pengertian dan Gagasan. Juga bagi segenap alasan, maksud dan tujuan.
Tuhan bagi seluruh unsur dan hakikat dari unsur tersebut
Tuhan bagi seluruh kenyataan yang tampak dan yang tak terlihat
Tuhan bagi suara tangis bayi dan tawa sang bunda. Juga bagi segores luka, rindu dan cinta.
Tuhan bagi rasa harap dan cemas. Juga bagi sunyi malam dan bunyi tik-tok jam.
Tuhan bagi setiap mahluk yang ia anugerahi tubuh dan ruh
Tuhan bagi setiap pendengaran, penglihatan dan hati, yang kelak akan menjadi saksi bagi diri itu sendiri di Hari Perhitungan.
Tuhan bagi seluruh Yang Ada dan Tiada.
Dan hanya Dia Zat yang Wajib Ada di jagad semesta, yang hanya mungkin ada karena keberadaan Nya.
Zat selain Ia akan rusak, hancur dan binasa.
Ia Maha Kekal. Abadi.
Maha Esa dan Maha Mandiri
Maha Suci Engkau ya Rabb,
Yang hanya Diri-Mu lah yang sanggup mensifati Ke-Maha Sucian- Mu itu.
Maha Tinggi Engkau ya Rabb,
Tak tersentuh dan terjangkau oleh akal pikiran dan imajinasi seluruh mahluk.
Dan Ia adalah satu-satunya Tuhan pada Hari Penciptaan, dan pada Hari Penghancuran semesta.
Dan Ia adalah satu-satunya Zat yang memiliki Perintah dan Kehendak pada Hari Pembalasan!
Gue beneran nangis pas nulis bait-bait diatas...
********
Jangan berlaku kejam terhadap Tuhan, ya gan...
Tuhan jangan cuma kita palak doang untuk terkabulnya sebuah doa.
Tuhan jangan kita todong doang untuk mengampuni dosa.
Tuhan jangan kita bentak-bentak, supaya kita ngga masuk Neraka, dan masukin kita ke Surga.
Wong hidup dan mati di dunia dan akhirat, atas jaminan Tuhan, kok!
Ngelunjak amat sih kita make segala banyak protes sama Tuhan!
Itu nggak fair namanya!
Tuhan memang menciptakan Jin dan Manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya.
Tapi ketika Ia menciptakan "Cinta" yang lalu ia titipkan di hati semua insan.
Maka bukankah dengan itu, Ia pun ingin dicintai?
Bukankah dengan itu, Ia pun ingin dirindukan?
Bukankah dengan itu, Ia pun ingin agar kita menjadikan-Nya 'Kekasih'?"
Maka perlakukan saja Ia sebagai "Kekasih."
Karena sungguh Ia adalah Zat Maha Cantik yang paling layak untuk dipuji dan dicintai.
Karena sungguh Ia adalah Zat yang menjadi Puncak dan Sumber dari seluruh Keindahan dan Kemurnian.
Ia adalah Zat yang sangat halus dan sensitif.
Kadang Ia bisa sangat baper dan cemburu.
Hingga tak diizinkannya hati para kekasih-Nya untuk mencintai sesuatu, terpesona pada sesuatu, merindukan sesuatu, melebihi rasa cinta, rasa terpesona, dan rasa rindu kekasih itu pada-Nya.
Maka perlakukan saja Ia sebagai Perindu.
Yang semata-mata karena kerinduan-Nya kepada kita, maka Ia pun menciptakan kematian.
Bukankah bila Ia tidak rindu, Ia bisa saja menjadikan hidup manusia abadi di muka bumi?
Dah selesai ternyata
Makasih Agan @complain01
Dah kasih kisah bukan sembarang kisah.
Kisah ngomongin orang lain (mungkin).
Plus bumbu bumbu pemanis nasehat dan pengingat.
Di sini pula aku seperti dapat peringatan tidak langsung dari yang Maha Kuasa.
Kepada Nya lah kita kembali
Kepada Nya lah kita berserah
Karna kita dan seluruh alam semesta ini ALLAH Ta'ala yang punya
Makasih gan tas sambutannya selama saya gabung disini.
Semoga agan sekeluarga selalu di karuniani kasih dan sayang dari sang pencipta alam.
Di karuniani anak anak yg soleh dan solehah.
Selalu di kasih rejeki yang berkah, rejeki dalam bentuk apapun itu.
Sekali lagi terimakasih.
Dan bila selama saya gabung di sini, ada salah dalam tulisan yg kurang berkenan tuk agan TS dan agan agan reader, saya mohon maaf sedalam dalamnya dari lubuk hati.
Terimakasih.
O iya
Di tunggu kisah kisah selanjutnya
Jangan lupa colek colek gan biar bisa gabung lagi.
Menarik ceritanya gan ada bonus ilmu agamanya yg sangat mencerahkan dan ngena dihati banget. Walaupun sebelumnya sdh pernah membaca n mendengar hal yg sama tapi gak bikin nrekteg dihati. Semoga ibunya selalu diberi kesehatan gan..
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.