Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rukminiirawanAvatar border
TS
rukminiirawan
Beri Nama Anak Karena Fans Sama Salah Satu tokoh? Tunggu Si dia Wafat Aja Gan!

 Beri Nama Anak Karena Fans Sama Salah Satu tokoh? Tunggu Si dia Wafat Aja Gan! 

Terkadang kita punya idola atau fans sama seorang tokoh, misalnya aja dia pemain sepak bola, karena kiprahnya mantul serta skilnya mengesankan lalu kita fans sama dia, salah gak? Ya enggak J. misalnya lagi ada tokoh agama yang kita fans banget sama beliau karena akifitas-aktifitasnya begitu bermanfaat buat agama, ataupun kegiatan-kegiatan sosialnya begitu terasa pengaruhnya, salah gak? Ya justeru bagus dong hehe..

Nah membaca judul diatas seakan menyarankan kepada agan-agan yang berniat menamai anaknya dengan tokoh idola jika si dia udah meninggal duluan, hemn serem yak, lah kok gitu?

Ada banyak yang kita dapati para orang tua memberi nama anaknya berdasarkan idolanya, baik dari kalangan olahragawan ataupun tokoh berpengaruh dan pemuka agama. Sebenarnya sah-sah aja, apalagi jika meniatkan dan berharap si anak yang menyandang nama tersebut dapat menjadi atau melebihi profesi tokoh kebanggan bapak ibunya tersebut.

Apa yang manusia ketahui tentang bagaimana akhir dari kehidupan seseorang, bisa saja yang selama hidupnya bergiat dalam 1 hal, eh tiba-tiba dipenghujung hidupnya mangkir dan berbalik ke arah yang selalu disimpanginya?

Misalnya lagi kita fans sama satu pemain sepak bola karena begitu setia membela klub favorit, lalu ngasih nama anak sama persis dengannya, eh tetiba si pemain bola favorit itu pindah klub membela klub yang gak disenengi, dan secara otomatis rasa jengekel ke pemain bola tersebut muncul, lalu gimana nasib anak yang saban hari dipanggil namanya dengan nama tokoh yang di jengkelin itu? kan gak enak hehe
Atau misalnya para pemuka agama, walaupun mereka-mereka mendedikasikan hidupnya untuk meyebarkan ilmu dan ajakan memperdalam agama, lah siapa bisa menebak bagaimana mereka di penghujung hidupnya? Bisa jadi mangkir dan justeru pindah agama? Atau pola pikirnya yang sangat bersebrangan dengan apa yang selama ini dipegangnya? Siapa yang tahu?

Kita misalnya fans sama salah satu tokoh agama, lantas anak dinamain dengan namanya dan berharap anaknya bisa tumbuh menjadi bahkan lebih berilmu dari tokoh kebanggaannya tersebut. Kemudian entah karena apa, tetiba si tokoh agama tersebut berpaling dari keyakinannya atau pindah agama misalnya, hingga kita kurang sreg lagi padanya bahkan tidak menyukainya lagi karena terlanjur kecewa. Terhadap si tokoh agama tersebut, menyimpan rasa kecewa ya sah-sah saja, lah bagaimana dengan anak? Yang saban hari dipanggil dengan nama tokoh tersebut?
Lalu memangnya hal yang seperti demikian di atas sering terjadi?

Dulu, beberapa puluh tahun yang lalu, banyak orang khususnya di timur tengah sana fans dan begitu mengidolakan seorang pemuda yang bernama Abdulla Al Qasimi, bahkan banyak yang menamai anaknya dengan namanya sebab kemashsyurannya dalam ilmu agama (sampai-sampai dikemudian hari ia dijuluki Ibnu Taimiyah era modern). Ia lahir di Arab Saudi tahun 1907, kiprahnya dalam agama diawali oleh ia yang produktif menulis dan berdakwah. Al Qasimi pula yang pertama kali menulis kritik untuk kampusnya (Al Azhar). Ia menulis soal kritika-kritik baik tentang atheis dan sekularisme ,selain gemar melontarkan kritikan membangunnya Al Qasimi pun  ahli di berbagai bidang ilmu agama, juga sekaligus mufassir, muhaddits, faqih, dan mua’rrikh.
Beri Nama Anak Karena Fans Sama Salah Satu tokoh? Tunggu Si dia Wafat Aja Gan!
(Al-Qasimi muda dan dikala tuanya)

Ia banyak mendapat pujian dari kalngan ulama ketika Al-Qasimi menulis karyanya yang berujudul As-Shira’ Bainal Islam wa al-Watsaniyyah (pertentangan antara islam dan pemuja berhala). Bahkan salah seorang tokoh memujinya dengan “Al Qasimi telah membayar mahar surga dengan karyanya tersebut”.


Jika orang-orang banyak yang terkesan dengannya lantas mengambil namanya untuk disematkan pada anak, itu tidak salah sebab si orang tau ingin anaknya menjadi seperti si Al-Qasimi atau bahkan lebih hebat lagi.

Tetapi apa yang terjadi padanya?

Sejak Al-Qasimi kepincut seorang wanita dan menikahinya, ia berubah 100 persen! Dahulu ia dikenal begitu kekeuh membela keyakinannya, eh malah jadi banyak membela paham sekuler, liberal maupun atheis. Judul buku-bukunya pun mencarminkan ia yang telah berubah ke haluan yang dulu sering di kritiknya, seperti judul bukunya “Hadzihi al-aghlal (inilah yang membuat kita terbelenggu”.

Kemudian Al-Qasimi yang dulu begitu di puji oleh sebab kontribusinya dalam agama, di akhir hidupnya sampai meninggal ia mengumumkan telah murtad dan mengaku sebagai atheis!

Gimana nasib anak-anak yang terlanjur ibu bapaknya sematkan nama Al-Qasimi padanya? Diharapkan sang tokoh menjadi alarm bagi anaknya agar meniru ia dalam agama eh malah murtad dan atheis..

Lalu gimana seharusnya?

Kiranya cara yang paling bijak apabila kita ingin menyematkan nama pada anak dari tokoh favorit kita, adalah menunggu sampai ia wafat atau cari tokoh yang telah wafat, supaya jelas apakah ia sampai akhirnya mengecewakan, berkhianat atau justru selalu dalam keadaan hero sampai tutup usiaJ





Spoiler for SUMBER:



telah.ditipu
telah.ditipu memberi reputasi
1
940
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan