![jimmyjun](https://s.kaskus.id/user/avatar/2013/03/25/avatar5303183_7.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
jimmyjun
Puisi Untuk Ibu Di Hari Ibu
![Puisi Untuk Ibu Di Hari Ibu](https://s.kaskus.id/images/2020/12/17/5303183_202012170148570247.jpg)
Meskipun tidak menjadi hari libur nasional, tanggal 22 Desemberselalu diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia. Pada momen tersebut, kita bisa meluapkan penghargaan kita kepada ibu tercinta, sosok yang berjasa besar dalam hidup kita. Berbakti kepada Ibu pahalanya lebih besar dan surga di bawah kakinya. Seperti riwayat yang dikeluarkan oleh Imam an-Nasâ-i (6/11), al-Hâkim (2/114 dan 4/167) dan ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabîr (2/289), dengan sanad mereka dari Mu’awiyah bin Jahimah as-Sulami, bahwa ayahnya Jahimah as-Sulami Radhiyallahu anhu datang kepada Nabi Muhammad dan berkata:
Quote:
"Wahai Rasûlullâh! Aku ingin ikut dalam peperangan (berjihad di jalan Allâh Azza wa Jalla) dan aku datang untuk meminta pendapatmu.”
Maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Apakah kamu mempunyai ibu?”
Dia menjawab, “Ya.”
Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Berbaktilah kepadanya/tetaplah bersamanya! Karena sesungguhnya surga ada di bawah kedua kakinya.”
Maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Apakah kamu mempunyai ibu?”
Dia menjawab, “Ya.”
Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Berbaktilah kepadanya/tetaplah bersamanya! Karena sesungguhnya surga ada di bawah kedua kakinya.”
Bahkan Ibu disebut tiga kali oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548:
Quote:
Abu Hurairah RA., berkata;
Seseorang datang kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata; "Wahai Rasûlullâh, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?".
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab; "Ibumu!".
Dan orang tersebut kembali bertanya; "Kemudian siapa lagi?".
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab; "Ibumu!".
Orang tersebut bertanya kembali; "Kemudian siapa lagi?".
Beliau pun menjawab; "Ibumu."
Orang tersebut bertanya kembali; "Kemudian siapa lagi?".
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab; "Kemudian ayahmu".
Seseorang datang kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata; "Wahai Rasûlullâh, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?".
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab; "Ibumu!".
Dan orang tersebut kembali bertanya; "Kemudian siapa lagi?".
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab; "Ibumu!".
Orang tersebut bertanya kembali; "Kemudian siapa lagi?".
Beliau pun menjawab; "Ibumu."
Orang tersebut bertanya kembali; "Kemudian siapa lagi?".
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab; "Kemudian ayahmu".
![Puisi Untuk Ibu Di Hari Ibu](https://s.kaskus.id/images/2020/12/17/5303183_202012170156570344.png)
Quote:
Ibu adalah sesosok malaikat nyata yang telah diutus Tuhan kepadaku, bagaimana tidak? Kasih sayang, perjuangan dan pengorbanannya begitu tulus dan nyata untuk anaknya. Saya tidak dapat membayangkan betapa besar hal yang telah Ibu lakukan untukku. Menjagaku dalam rahim hangatnya, Ibu-ku berjuang selama sembilan bulan lamanya. Berkorban nyawa saat menyambutku, hingga ku dibesarkan penuh sayang dan sabar. Saya tidak pernah melihat Ibu mengeluh, Ibu selalu bangun pagi untuk menyiapkan sarapan, lalu pergi ke pasar dengan sepeda ontelnya untuk berjualan.
Setelah pulang dari pasar, Ibu pun segera menyiapkan makan siang untuk anaknya, menyapu, mengepel, mencuci dan masih banyak hal tak terduga lainnya yang Ibu selalu lakukan. Saya tidak dapat membayangkan betapa beratnya pengorbanan Ibu. Betapa tidak bersyukurnya diriku ini, kadang saya tetap saja mengeluh. Itu hanya sebagian kecil saja perjuangan yang Ibu lakukan.
Saya masih ingat sekali saat saya harus meninggalkannya untuk ke luar kota, waktu itu saya harus tinggal di asrama sekolah karena program beasiswa. Ibu-lah yang begitu sigap menyiapkan segala macam keperluan yang saya butuhkan, mulai dari; sabun, shampoo, pasta gigi, beras, gula, teh, kopi, camilan dan masih banyak lainnya. Padahal saya rasa itu sangat merepotkan untuk kubawa, namun saya sadar Ibu begitu khawatir melepaskanku untuk hidup jauh darinya.
Ibu adalah penyembuh sakitku, saat saya sakit hal pertama yang ingin saya lakukan adalah bertemu Ibu dan tidur dipangkuannya. Tak ada hal lain yang saya inginkan selain bertemu Ibu. Saya selalu tidur bersamanya saat saya sedang sakit. Ya, walaupun saya sudah dewasa sekalipun, namun berada di dekat Ibu adalah obat yang paling ampuh menghilangkan rasa sakitku. Ibu-lah yang selalu merawatku saat saya sakit, menyiapkan makan, membuatkan teh hangat, menyiapkan air hangat untuk mandi, memijatku dan selalu menemani tidurku. Ibu betapa mulia jasamu, benarlah sabda Tuhan, engkaulah malaikat nyata yang telah diutus Tuhan dan surga berada di bawah telapak kakimu.
Setelah pulang dari pasar, Ibu pun segera menyiapkan makan siang untuk anaknya, menyapu, mengepel, mencuci dan masih banyak hal tak terduga lainnya yang Ibu selalu lakukan. Saya tidak dapat membayangkan betapa beratnya pengorbanan Ibu. Betapa tidak bersyukurnya diriku ini, kadang saya tetap saja mengeluh. Itu hanya sebagian kecil saja perjuangan yang Ibu lakukan.
Saya masih ingat sekali saat saya harus meninggalkannya untuk ke luar kota, waktu itu saya harus tinggal di asrama sekolah karena program beasiswa. Ibu-lah yang begitu sigap menyiapkan segala macam keperluan yang saya butuhkan, mulai dari; sabun, shampoo, pasta gigi, beras, gula, teh, kopi, camilan dan masih banyak lainnya. Padahal saya rasa itu sangat merepotkan untuk kubawa, namun saya sadar Ibu begitu khawatir melepaskanku untuk hidup jauh darinya.
Ibu adalah penyembuh sakitku, saat saya sakit hal pertama yang ingin saya lakukan adalah bertemu Ibu dan tidur dipangkuannya. Tak ada hal lain yang saya inginkan selain bertemu Ibu. Saya selalu tidur bersamanya saat saya sedang sakit. Ya, walaupun saya sudah dewasa sekalipun, namun berada di dekat Ibu adalah obat yang paling ampuh menghilangkan rasa sakitku. Ibu-lah yang selalu merawatku saat saya sakit, menyiapkan makan, membuatkan teh hangat, menyiapkan air hangat untuk mandi, memijatku dan selalu menemani tidurku. Ibu betapa mulia jasamu, benarlah sabda Tuhan, engkaulah malaikat nyata yang telah diutus Tuhan dan surga berada di bawah telapak kakimu.
![Puisi Untuk Ibu Di Hari Ibu](https://s.kaskus.id/images/2020/12/17/5303183_202012170159170913.png)
Quote:
![Puisi Untuk Ibu Di Hari Ibu](https://s.kaskus.id/images/2020/12/17/5303183_202012170206070545.png)
Ibu-ku telah wafat bulan Juli lalu, beliau sudah lama menderita dan berjuang melawan sakitnya. Itulah hal yang paling menyedihkan dalam hidupku. Sebelum Ibu pergi, saya putuskan untuk pulang kampung dan merawatnya. Saat itu saya bekerja sebagai karyawan swasta di kota, saya putuskan untuk resign dari kerja.
Selama Saya bekerja, saya selalu memberikan gajiku untuk Ibu, saya hanya mengambil uang pas untuk makan dan sewa kost. Kadang temanku selalu heran, mengapa gajiku selalu saya berikan kepada Ibu. Namun saya selalu semangat untuk membahasnya, karena Ibu adalah malaikatku. Saya jelaskan kepada mereka; "Selagi saya punya kesempatan akan saya lakukan untuk membalas jasa Ibu-ku, walau tidak mungkin saya bisa membayar semua pengorbanannya. Saya tahu Ibu-ku selalu sakit-sakitan, saya takut sekali kehilangannya, terlebih saya begitu takut tidak dapat membahagiakannya dan membalas jasanya. Saya takut kehilangan kesempatan itu. Begitu ruginya saya", itulah pikirku.
Setelah saya resign kerja, saat Ibu terbaring sakit di kasur dan saya bilang kepadanya; “Mulai sekarang saya yang akan merawat Ibu, tidak usah Ibu khawatir mengurus rumah, memasak, mencuci dan lainnya. Jangan khawatir, saya yang akan masak untuk Ibu, Bapak dan adikku. Saya akan lakukan mulai dari sekarang”. Siang itu saya ke warung untuk membeli tempe dan sayur kangkung untuk saya masak, pikirku pasti sangat lezat makan siang ini dengan tumis kangkung dan tempe goreng hangat.
Setelah selesai masak saya dapati Ibu-ku terbaring lemah tak berdaya, saya begitu khawatir dan memutuskan membawanya ke rumah sakit. Saya masih ingat hari itu, Kamis siang saya bawa Ibu ke rumah sakit. Ibu-ku masuk IGD dan selalu saya temani, saya sangat kalut dan tidak sabar karena pandemi Covid-19ini membuat prosedur pelayanan rumah sakit menjadi sangat rumit dan begitu lama. Hampir selama 13 jam lamanya Ibu-ku di IGD tanpa penanganan yang pasti, begitu saya kalut dan sering bolak-balik bertanya kepada perawat.
Baru setelah jam 12 malam Ibu-ku dipindah di ruang rawat inap. Saya pikir syukurlah, namun selang 1,5 jam setelahnya Ibu-ku telah menghembuskan nafas terakhirnya. Tangisku langsung pecah dan tak terbendung, rasanya begitu hancur dan tak percaya. Saya sangat berat kehilangannya.
Jumat pagi jasad Ibu-ku disemayamkan. Saya masih tak percaya akan ini, saya selalu menangis tiada henti. Siang itu saya menuju ke kamar Ibu dan tidur di kasurnya, berharap Ibu ada di sini menemaniku. Saya seperti gila, saya tak mau makan dan hanya menangis seharian. Namun saya harus ikhlas, begitulah yang dikatakan orang, tapi saya masih tak percaya.
Setiap hari saya bersihkan kamar Ibu, saya rapikan tempat tidurnya. Hal itu selalu saya lakukan sampai sekarang, saya merasa dan berharap Ibu-ku masih berada di sini. Sesuai janjiku, saya-lah yang akan merawatnya, menyapu, mengepel, mencuci dan memasak. Saya masih menepati janjiku itu, saya selalu termenung di kamarnya, mengelus bantalnya dan selalu menyiapkan sajadah dan mukena yang selalu Ibu pakai buat shalat di kamar.
![Puisi Untuk Ibu Di Hari Ibu](https://s.kaskus.id/images/2020/12/17/5303183_202012170201470438.png)
Hal yang ingin saya lakukan seandainya Ibu masih hidup adalah sesuai janjiku, yaitu saya yang akan merawatnya. Namun, sekarang saya sudah tidak dapat melakukannya, hanya do’a yang selalu saya panjatkan setiap selesai shalat untuknya. Saya selalu bacakan Surah Yasinsetelah shalat Maghrib untuknya. Dan yang paling saya sukai adalah setiap Kamis sore saya selalu berpakaian rapi dan wangi mengunjungi makamnya, membawakan bunga dan saya bacakan do'a. Saya tak pernah lupa melakukannya, hanya itu yang bisa saya lakukan sekarang untuk membalas budimu Ibu. Engkaulah pelita dan malaikatku, semoga engkau tenang di sana, diberikan tempat terbaik di sisi-Nya dan diampuni segala dosamu, Ibu. Amin.
Selama Saya bekerja, saya selalu memberikan gajiku untuk Ibu, saya hanya mengambil uang pas untuk makan dan sewa kost. Kadang temanku selalu heran, mengapa gajiku selalu saya berikan kepada Ibu. Namun saya selalu semangat untuk membahasnya, karena Ibu adalah malaikatku. Saya jelaskan kepada mereka; "Selagi saya punya kesempatan akan saya lakukan untuk membalas jasa Ibu-ku, walau tidak mungkin saya bisa membayar semua pengorbanannya. Saya tahu Ibu-ku selalu sakit-sakitan, saya takut sekali kehilangannya, terlebih saya begitu takut tidak dapat membahagiakannya dan membalas jasanya. Saya takut kehilangan kesempatan itu. Begitu ruginya saya", itulah pikirku.
Setelah saya resign kerja, saat Ibu terbaring sakit di kasur dan saya bilang kepadanya; “Mulai sekarang saya yang akan merawat Ibu, tidak usah Ibu khawatir mengurus rumah, memasak, mencuci dan lainnya. Jangan khawatir, saya yang akan masak untuk Ibu, Bapak dan adikku. Saya akan lakukan mulai dari sekarang”. Siang itu saya ke warung untuk membeli tempe dan sayur kangkung untuk saya masak, pikirku pasti sangat lezat makan siang ini dengan tumis kangkung dan tempe goreng hangat.
Setelah selesai masak saya dapati Ibu-ku terbaring lemah tak berdaya, saya begitu khawatir dan memutuskan membawanya ke rumah sakit. Saya masih ingat hari itu, Kamis siang saya bawa Ibu ke rumah sakit. Ibu-ku masuk IGD dan selalu saya temani, saya sangat kalut dan tidak sabar karena pandemi Covid-19ini membuat prosedur pelayanan rumah sakit menjadi sangat rumit dan begitu lama. Hampir selama 13 jam lamanya Ibu-ku di IGD tanpa penanganan yang pasti, begitu saya kalut dan sering bolak-balik bertanya kepada perawat.
Baru setelah jam 12 malam Ibu-ku dipindah di ruang rawat inap. Saya pikir syukurlah, namun selang 1,5 jam setelahnya Ibu-ku telah menghembuskan nafas terakhirnya. Tangisku langsung pecah dan tak terbendung, rasanya begitu hancur dan tak percaya. Saya sangat berat kehilangannya.
Jumat pagi jasad Ibu-ku disemayamkan. Saya masih tak percaya akan ini, saya selalu menangis tiada henti. Siang itu saya menuju ke kamar Ibu dan tidur di kasurnya, berharap Ibu ada di sini menemaniku. Saya seperti gila, saya tak mau makan dan hanya menangis seharian. Namun saya harus ikhlas, begitulah yang dikatakan orang, tapi saya masih tak percaya.
Setiap hari saya bersihkan kamar Ibu, saya rapikan tempat tidurnya. Hal itu selalu saya lakukan sampai sekarang, saya merasa dan berharap Ibu-ku masih berada di sini. Sesuai janjiku, saya-lah yang akan merawatnya, menyapu, mengepel, mencuci dan memasak. Saya masih menepati janjiku itu, saya selalu termenung di kamarnya, mengelus bantalnya dan selalu menyiapkan sajadah dan mukena yang selalu Ibu pakai buat shalat di kamar.
![Puisi Untuk Ibu Di Hari Ibu](https://s.kaskus.id/images/2020/12/17/5303183_202012170201470438.png)
Sajadah dan Mukena Ibu
Hal yang ingin saya lakukan seandainya Ibu masih hidup adalah sesuai janjiku, yaitu saya yang akan merawatnya. Namun, sekarang saya sudah tidak dapat melakukannya, hanya do’a yang selalu saya panjatkan setiap selesai shalat untuknya. Saya selalu bacakan Surah Yasinsetelah shalat Maghrib untuknya. Dan yang paling saya sukai adalah setiap Kamis sore saya selalu berpakaian rapi dan wangi mengunjungi makamnya, membawakan bunga dan saya bacakan do'a. Saya tak pernah lupa melakukannya, hanya itu yang bisa saya lakukan sekarang untuk membalas budimu Ibu. Engkaulah pelita dan malaikatku, semoga engkau tenang di sana, diberikan tempat terbaik di sisi-Nya dan diampuni segala dosamu, Ibu. Amin.
![Puisi Untuk Ibu Di Hari Ibu](https://s.kaskus.id/images/2020/12/17/5303183_202012170205380420.png)
Quote:
![Puisi Untuk Ibu Di Hari Ibu](https://s.kaskus.id/images/2020/12/17/5303183_202012170208210873.png)
Ibuku
Sehangat fajar dekapmu
Sesejuk embun tuturmu
Setulus rawi budimu
Seluas buana kasihmu
Ibu, engkaulah pelita semesta
Malaikat buana yang nyata
Penabur kasih dan cinta
Restumu rahmat Pencipta
Di Kadam-mu lah letak surga
Tak kan tamamku balas jasa
Do'a-ku selalu sertaimu
Semoga damai di sisi Rabb-mu
Karya: @jimmyjun
Desember 2020
Kenangan Bersama Ibu
Quote:
![Puisi Untuk Ibu Di Hari Ibu](https://s.kaskus.id/images/2020/12/17/5303183_202012170323270183.png)
![Puisi Untuk Ibu Di Hari Ibu](https://s.kaskus.id/images/2020/12/17/5303183_202012170323570849.png)
Acara Wisuda
Selamat Hari Ibu...
Cintai, kasihi dan berbaktilah pada Ibumu.
Sebelum kesempatan itu sirna.
Cintai, kasihi dan berbaktilah pada Ibumu.
Sebelum kesempatan itu sirna.
Diubah oleh jimmyjun 17-12-2020 14:14
![wawa.nty](https://s.kaskus.id/user/avatar/2020/11/22/avatar10963261_1.gif)
![rukminiirawan](https://s.kaskus.id/user/avatar/2019/09/18/avatar10702842_4.gif)
![indrag057](https://s.kaskus.id/user/avatar/2020/03/30/avatar10833629_2.gif)
indrag057 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
823
Kutip
1
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan