Nah salah satu merek kripik yang gunain rumus Hyperbolic Paraboloid adalah kripik Pringles, yap kripik yang punya logo laki-laki berkumis tebal dan memakai dasi kupu-kupu merah. 


Kemasannya berbentuk tabung karton tebal dengan lapisan alumunium foil di bagaian dalamnya, kalau kripik ini asli dari Amerika gan, itu artinya kita ngimpor buat icip-icip kripik kentang enak ini.

Yang unik dari keripik ini adalah ia menggunakan Hyperbolic Paraboloid bukan dalam soal takaran bahan-bahan dasar pembuatan kripik, tetapi ia meniru bentuk dari Hyperbolic Paraboloid sebagai bentuk cetakan kerupuk Pringels.





Dengan mengikuti bentuk geometri ruangnya yang terdiri dari dua buah lekungan parabola pada arah yang berbeda menyebabkan memungkinkan keripik dapat ditumpuk banyak dan tidak mudah hancur serta retak walau telah mengalami banyak goncangan kehidupan, eh maksudnya goncangan dalam pendistribusiannya.
Jadi, bentuknya ikutin persamaan dari hitungan x2/a2-y2/b2+cz, pokoknya ane nulis aja walaupun ngarti enggak

Serupa tapi tak sama..

Selain keripik di atas yang memanfaatkan rumus Hyperbolic Paraboloid agar tetap utuh dalam kemasan, ada juga kue pai yang dibuat dengan rumus matematika! 



Sama seperti hanya bentuk kripik Pringeles, bentuk kue pai berikut ini juga gak asal dibulatin aja gan, tetapi sang pembuat yang bernama Karin Pfeiff Boschek menggunakan rumus lingkaran  πr kuadrat untuk merancang ukuran painya, widih bisa aeee mbak

Rumus luas lingkaran yakni “ L =  π x r[sup]2 [/sup]

Tetapi sebenarnya jika kita mau bikin pai, bisa aja sekalian langsung beli cetakan pai yang emang udah bulat sempurna, tetapi itulah kreativitas yakni selalu ingin menciptakan sesuatu yang baru dan menarik yang diperoleh dengan menghubungkan beberapa hal yang berbeda, seperti keripik Pringeles ft rumus Hyperbolic Paraboloid dan kue pai ft rumus luas lingkaran..
 
Oke fix, besok ane mau bikin nasi tumpeng pakai rumus luas alas kerucut yang L =  π x r (r+s)