Kaskus

Story

agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
ALLAH JAWAB DOAKU
Langit pagi masih belum terlihat kala Arya melangkahkan kaki meninggalkan rumahnya. Hari ini sebenarnya ia sudah tidak bekerja, karena perusahaan tempatnya mengais nafkah, terpaksa harus menghentikan kegiatannya, karena mengalami kerugian, tapi demi membuat hati istri yang dicintainya tenang, terpaksa ia harus berdusta.

"Ya Allah, bagaimana aku harus menafkahi keluargaku, hari ini aku sudah tak bekerja lagi. Kemana aku kakiku harus melangkah ?, beri hamba petunjuk ya Allah, kasihani hamba, tolonglah hambamu ini," gumam Aria dengan tatapan mata kosong.

Arya berjalan dengan perasaan yang tak menentu, sesekali dahinya terlihat berkerut, entah apa yang sedang ada dalam pikirannya saat ini.

******

Ratih merapikan pakaian kotor dan memasukannya kedalam mesin cuci. Saat jemarinya memeriksa saku kemeja suaminya, ia mendapati sebuah kertas putih yang terlipat rapi. Dibukanya kertas itu dan mulai dibacanya perlahan.

"Ya Allah, mas Arya !!, kenapa mas Arya gak bilang ke aku ya, kalau sudah gak kerja lagi. Terus sekarang kamu dimana mas ?," ujar Ratih dengan rasa takut yang menerpa hatinya.

Jantungnya berdegup kencang, pikirannya kacau, hatinya was-was. Ratih berjalan dari depan ke belakang, berkali-kali ia mencoba menghubungi Arya, tapi sepertinya Arya mematikan handfhonenya.

"Mas..kamu dimana mas?, kenapa handfhone kamu mati ?. Ya Allah..kemana aku harus mencari mas Arya."

******

Hari semakin tinggi, tapi Arya belum juga mendapatkan pekerjaan, hatinya gundah. Dalam kebimbangan yang teramat dalam, kakinya menuntunnya ke arah masjid.

"Aku belum shalat dhuha, lebih baik aku shalat dulu. Semoga selesai shalat, hatiku jadi lebih tenang."

Dalam sepi dingin masjid, Arya mulai menunaikan shalat. Seorang lelaki muda sudah lebih dahulu ada disana, dan terlihat khusuk dalam doa.

*******

Hingga Arya selesai shalat, laki-laki muda itu masih khusuk dengan doanya, dia tak menghiraukan Arya yang datang dan shalat disebelahnya.
Arya tepakur dalam diam, hatinya berbicara dengan Robb yang maha besar, hingga tak terasa bahunya berguncang dalam isak yang tertahan. Sebuah tangan kekar menyentuh bahunya.

"Ada apa pak?, kenapa bapak menangis ?, bapak mau berbagi cerita dengan saya ?."

Arya membuka matanya, dilihatnya laki-laki muda yang duduk disebelahnya, tersenyum ramah sambil menepuk bahunya.

"Oh maaf mas !, maafkan saya sudah mengganggu mas."
"Tidak sama sekali pak. Ada apa pak?, kenapa bapak menangis ?."

Arya mengusap matanya yang berair. Wajahnya tertunduk, sebelum akhirnya ia menceritakan masalah pelik yang tengah dihadapinya.

"Begitu ceritanya mas."

Laki-laki muda itu tersenyum, lalu dengan ramah ia bertanya.

"Bapak bisa menyupir ?, kebetulan saya butuh supir. Supir saya baru kemarin meninggal karena sakit. Kalau bapak bisa, bapak bisa mulai hari ini bekerja."

"Bisa mas, saya bisa stir mobil. Mas serius kan?."

Laki-laki muda itu mengangguk

"Ya Allah...terimakasih ya Allah, Engkau jawab permohonanku," ujar Arya sambil sujud syukur.

"Mari pak, kita kerumah saya," ujar laki-laki muda itu, sambil menunjuk rumah besar di dekat mesjid.
"Baik mas, tapi saya mohon ijin mau ngabarin berita baik ini ke istri saya."
"Silahkan pak."

*******
Handfhone berdering saat Ratih berada dalam kegelisahan.

"Mas Arya !!."

Bergetar hatinya, saat mendengar suara diujung sana.

"Assalamualaykum."
"Waalaykumusallam. Mas !, mas dimana ?, kenapa mas gak ngomong kalau mas sudah gak kerja ?, pulang mas !, kita bicarakan sama-sama, aku khawatir mas,"

Arya tersenyum, ia begitu memahami kekhawatiran Ratih, ia tau pasti bahwa surat yang tertinggal dalam sakunya, pasti sudah dibaca Ratih.

"Gak usah khawatir dek, alhamdulillah mas sudah dapat kerja, dan hari ini mas langsung bekerja. Kamu baik-baik ya di rumah, jaga anak-anak dan doakan mas."

"Alhamdulillah mas, lega rasanya hatiku. Mas juga hati-hati ya. Assalamualaykum."

"Waalaykumusallam."

Arya menutup telfhonenya, dan melangkah mensejajari laki-laki muda, yang bukan hanya tampan parasnya, ternyata baik juga hatinya.

******

Orang bijak berkata..

Kurangi mengeluh.., hilangkan rasa marah dan janganlah menyakiti.
Perbanyak memberi, karena tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah.
Tetaplah tersenyum seberat apapun masalah yang menerpa, dan ingatlah ada Allah yang selalu ada untuk kita.
gajah_gendutAvatar border
bhtc025Avatar border
jiyanqAvatar border
jiyanq dan 5 lainnya memberi reputasi
6
656
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan