
SEMARANG - Gereja di Kota Semarang siap gelar ibadah natal 2020 dengan protokol kesehatan ketat.
Satu di antaranya Gereja Katolik St Theresia Bongsari.
Pastor Kepala Paroki St Theresia Bongsari, Romo Eduardus Didik Chahyono SJ, memaparkan, pengurus gereja berusaha mempersiapkan natal dengan baik di tengah situasi pandemi Covid-19.
Antara lain membersihkan tempat ibadah dengan penyemprotan disinfektan.
Rencananya, Paroki St Theresia Bongsari bakal menyelenggarakan ibadat secara bergantian mulai (24/12/2020) hingga Jumat (25/12/2020) dengan enam kali misa natal.
Jemaat yang diperkenankan masuk hanya 100 orang sesuai jadwal yang ditentukan.
"Jemaat yang mengikuti misa di gereja harus daftar dulu dan dicatat namanya.
Ketika ada orang yang tidak tercantum namanya, kami tidak perbolehkan masuk.
Ini sebagai langkah antisipatif kalau ada apa-apa tracingnya jelas," papar Romo Didik, di sela-sela persiapan misa natal, Rabu (23/12/2020).
Pihaknya telah menyiapkan petugas mulai dari petugas pengukur suhu tubuh, yang mengarahkan cuci tangan, dan yang mengantar jemaat ke tempat duduk sesuai posisinya. Tim kesehatan juga bersiaga di gereja. Semua petugas, jemaat, dan pastor wajib menggunakan masker dan duduk berjarak selama mengikuti ibadat Hari Raya Natal. Sementara, jemaat yang tidak dapat mengikuti ibadat di gereja bisa mengikuti ibadat di rumah masing-masing secara live streaming.
"Meski mengikuti dari rumah, bagi mereka yang kondisinya sehat kami perkenankan untuk menyambut tubuh kristus. Kami mengirim petugas untuk menerimakan sakramen maha kudus," jelasnya.
Selain ibadat misa natal, Romo Didik menambahkan, dalam rangka menyambut natal, jemaat diajak untuk menyucikan diri melalui sakramen tobat dengan absolusi umum. Hal ini dilakukan karena di masa pandemi tidak dilakukan upacara pengakuan dosa pribadi.
Tak jauh berbeda, Gereja Katedral Semarang juga menerapkan protokol kesehatan ketat. Koordinator keamanan Gereja Katedral Semarang, Yohanes Andi Wibowo mengatakan, pengurus gereja sudah menyiapkan segala sesuatu dengan baik meski ada keterbatasan kegiatan. Rencananya, misa natal akan diadakan mulai 24-25 Desember 2020.
"Misa natal di tengah pandemi ini jelas beda. Tidak ada ornamen natal. Lalu, ada pembatasan umat. Segala sesuatu yang kaitannya dengan kesehatan kami prioritaskan untuk umat," paparnya.
Standar protokol kesehatan akan dilakukan dengan ketar mulai dari pengecekan suhu tubuh dan pembagian umat di tempat duduk yang disediakan. Kapasitas gereja, sebut dia, hanya menampung 300 orang.
"Harus membawa kartu tanda umat yang dikeluarkan oleh Keuskupan Agung Semarang. Jadi, hanya umat saja yang boleh masuk gereja. Pemberitahuan sudah disampaikan sejak pandemi. Ini juga berlaku untuk perayaan natal," jelasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi memperbolehkan umat nasrani menjalankan misa natal di gereja dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Hendi, sapaanya, telah berkoordinasi dengan Forkopimda Kota Semarang menjelang natal dan tahun baru (nataru). Pihaknya terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak gereja yang mengadakan ibadah agar bisa dikawal oleh Forkopimda. Ormas-ormas juga akan dikerahkan supaya bisa menjaga perayaan natal dapat berjalan lancar dan khidmat.
Hendi mengingatkan para pengurus gereja yang hendak merayakan natal untuk mempersiapkan dengan baik. Protokol kesehatan harus diterapkan. Social distancing antar jemaat harus diatur dengan baik.
"Memakai masker jadi sebuah catatan utama dan faktor kunci agar tidak terjadi penyebaran Covid-19," tambahnya. (eyf)
https://jateng.tribunnews.com/amp/20...h-natal?page=2
Tak keren lah memaksa umat pergi kegereja di tengah tren corona..

Aku sendiri sudah tak pernah ke gereja dan melarang keluarga pergi ke gereja..
Lebih baik dirumah saja..
kosong kan gereja