Beberapa warga Medan mengeluhkan maraknya pungutan liar yang terjadi di lahan parkir Lapangan Merdeka Medan.

Amel, seorang warga Medan Tembung mengaku kerap dikutip biaya parkir yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Saya sering lihat di plang informasi biaya parkir Kota Medan itu kan untuk sepeda motor itu Rp 2.000, tapi kalau sudah tutup parkiran Dishub yang diminta petugas parkir itu Rp. 3000," ujarnya kepada tribun-medan.com, Senin (28/12/2020).

Ia juga mengatakan bahwa petugas parkir yang mengutip biaya parkir tersebut juga tidak dilengkapi dengan kartu tanda pengenal ataupun seragam.

"Yang mengutip biaya juga tidak dilengkapi dengan tanda pengenal dan seragam parkir," katanya.

Hal serupa disampaikan oleh warga lainnya Rizky. Ia mengeluhkan mengenai biaya parkir mobil yang dikutip senilai Rp 10 ribu.

"Para preman di situ mengelola parkir dan menetapkan parkir Rp.10.000 per mobil dan dibayar di awal. Mereka juga tidak dilengkapi karcis parkir, kartu tugas parkir, dan seragam parkir. Sangat meresahkan," ujarnya.

Ia pun mengatakan bahwa kejadian serupa sudah sering terjadi. Rizky berharap Pemerintah Kota Medan dapat memberikan sanksi hukum kepada oknum yang melakukan pungutan liar.

"Mohon diproses secara hukum pungli parkir di sekitaran Lapangan Merdeka Kota Medan yang sangat meresahkan masyarakat dan membuat buruk citra Kota Medan," katanya.

Ia juga menyarankan agar dilakukan razia oknum yang melakukan pemungutan parkir di Hari Minggu pagi.

"Kami sarankan pihak Dinas Perhubungan melakukan operasi/razia di hari Minggu Pagi, dengan metode penyamaran. Untuk langsung merasakannya," pungkasnya.


https://medan.tribunnews.com/2020/12...-merdeka-medan

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kan juga beberapa tahun lalu ada kaskuser yang kenak palak parkir oleh preman petak di merdeka walk pas di depan polisi medan yang justru cuek bebek

Pas ane jalan2 ke delipark, ada emak2 yang ngerumpi bahasa k@r0, ngemeng kalau yang malak parkir di merdeka walk dan sekitar nya itu anak buah erwin manalu, beking polisi, bahkan katanya pernah hancurin steling makanan pedagang misop karena tidak bayar japrem saat SIANG HARI DEPAN MUKA POLISI MEDAN YANG CUEK BEBEK JUGA

Jadi teringat dulu waktu masih smp, ane bingung baca buku sejarah, halaman 35 ditulis petak sumut jadi mandor budak perkebunan, halaman 38 ditulis banyak budak pribumi mati karena pukulan cambuk mandor belanda kulit putih

waktu ane tanya ke pak guru sejarah, pak guru sejarah jawab dengan suara lembut, 'oh, mandor nya ada yang belanda, ada yang petak sumut'

temen sebangku lsg melotot ke ane sambil bilang, 'iya, kalau mandor petak sumut, budaknya engga dicambuk', dan temen sekelas yang duduk di dekat tembok, lsg juga ikut ngomong 'betul itu kalau mandor petak, budaknya dielus2 pala nya, kamu kerja yaaaahh', dan dari belakang juga ikut nimbrung ngomong 'kalau mandor petak, budaknya hanya di puk puk cemungud'

maklumnya ane waktu smp, masih inosen, polos, ane ga paham tapi ane bisa merasa kalau expresi2 muka2 temen sekelas, seperti aura ngeyek gitu

pak guru nya kembali bilang 'kalau pilihan ganda, pilih mandor kulit putih yang cambuk, biar kalian lulus ujian, kalian tujuan bukan jadi ahli sejarah, seperti menteri zaman sebelum kalian ada, menteri nugroho notosusanto'

ane masih bingung, terus digandeng sama temen bangku belakang, temen ngomong 'coba lu liat daftar pustaka'

di tiap bab pelajaran buku sejarah, ada daftar pustaka dan nama editor, ane balik ke halaman akhir bab, editor pertama drs taktak, editor kedua prof petak bin kotak, editor ketiga doktor kotak al kaleng, editor keempat budoyowan negarawan fakterius laponicus........alamak

dan waktu sore nya selepas les inggris, ane gugel nugroho notosusanto -----------> MATI SECARA MISTERIUS TANPA SEBAB YANG BISA DIJELASKAN DALAM MOBIL DEKAT POHON DI PERBATASAN BANDUNG (dari site inggris) ------->DITULIS MATI KARENA STROKE DI RUMAH SENDIRI (dari site indon)

NO TRUE HERO BORN FROM LIES