Berbeda dengan kriminal-kriminal kelas teri yang bergerak sporadis individualistis, gangster memiliki ciri khas yang membedakan orang-orang ini dengan kelas kriminal lain, yaitu "kedewasaan" "organisasi", dan "loyalitas". Mereka yang mengklaim dirinya sendiri sebagai gangster dan merusuh, kenyataanya justru sebaliknya, karena sejauh yang penulis ketahui dari penggambaran di film-film Quentin Tarantino, gangster cenderung bersikap tenang, terencana, eksklusif, dan tidak secara terang-terangan membuat kerusuhan dan keresahan di masyarakat walaupun mereka tetap melakukan tindak kriminal  di balik layar. Meski tindak kriminal apapun termasuk menjadi gangster merupakan perbuatan yang destruktif untuk kita semua, ada beberapa karakter-karakter kuat dari gangster dari budaya pop di film-film yang penulis rasa cukup menarik dan bisa diimplementasi ke arah yang positif yang akan dijelaskan di trit berikut. Sebelum masuk ke isi trit, penulis ingin menyampaikan daripada menjadi kriminal, gangster atauapapun itu, marilah kita beramai-ramai meningkatkan skill digital, membangun reputasi, berjejaring, dan berorganisasi untuk menciptakan inovasi-inovasi teknologi agar Indonesia dapat bersaing di kancah dunia di era post-covid! Langsung saja menuju isi trit check it out!

Seorang gangster harus berani sejak dalam pikiran. Bagaimana tidak? Seringkali mereka dihadapkan dengan "hal-hal" yang cukup membuat ciut bagi kebanyakan orang. Keberanian disini bisa berarti berani menghadapi potensi bahaya secara langsung atau berani bertindak dan mengambil keputusan dengan risiko dan konsekuensi masing-masing. Contoh yang bisa diambil dari film Pulp Fiction adalah ketika salah satu karakter bernama Jules ditodong oleh perampok, ia justru balik mengancam perampok tersebut dengan persuasi dan ketenangannya yang membuat perampok itu mengurungkan niatnya dan tidak ada orang yang terluka dalam perampokan tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, keberanian itulah yang membuat kita terus maju menghadapi potensi-potensi bahaya yang bisa terjadi.

Keberanian datang dengan karakter selanjutnya, yaitu ketenangan. Seorang gangster tidak akan menjadi tenang jika dalam hatinya masih terselip ketakutan. Selain datang dengan keberanian, ketenangan datang dengan persiapan dan pengetahuan. Dalam bisnisnya, seorang gangster diwajibkan mengetahui dan mempersiapkan betul segala sesuatunya. Hal inilah yang membuat seorang gangster bisa tenang dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya. Maka dari itu untuk menjadi tenang, dibalik ketenangan itu kita justru harus menyiapkan segala sesuatunya dengan sangat keras.

Kasta terendah dalam sebuah geng adalah orang yang bermuka dua. Orang yang akan dengan mudah berpindah pihak mengikuti minat dan nafsunya. Dalam konteks berorganisasi, loyalitas dari anggota dalam sebuah geng menjadi nilai penting yang bisa diadaptasi. Dengan loyalitas tinggi, sebuah organisasi dapat mencapai nilai kekeluargaan yang pada akhirnya dapat membantu percepatan keharmonisan dan kemajuan organisasi.

Dalam melakukan "aksi" nya, seorang gangster harus sangat terencana, terukur, dan disiplin karena hal-hal yang luput dapat dengan jelas menyebabkan dirinya bahkan kehilangan nyawa. Dalam kehidupan sehari-hari, perencanaan merupakan hal yang penting, karena sandungan atau hal kecil dapat menyebabkan bencana besar jika tidak diperhatikan. Dalam perencanaan ini juga diperlukan kunci lainnya yaitu komunikasi dan koordinasi agar tidak terjadi kesalahpahaman antar anggota tim. 

Dalam bertindak, seorang gangster harusnya tidak dipengaruhi khayalan, heroisme, cinta, pride atau sebagainya. Seorang yang realistis harusnya melakukan apa yang harus dilakukan, tidak bias, dan berpedoman pada fakta serta data untuk mencapai tujuan. Hal ini tentu penting dalam kehidupan sehari-hari, Seseorang harus bisa membedakan kapan harus bertindak realistis dan kapan harus kembali memberi makan mimpi-mimpi dan khayalan.

Seperti digambarkan di film-film, salah satu yang membedakan gangster dengan penjahat kelas teri adalah kemampuan gangster dalam membangun jejaring dan koneksi yang saling menguntungkan. Hal ini dapat tercapai dengan kemampuan komunikasi, negosiasi, dan "gratifikasi" tentunya. Dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan rasa peduli dan kasih pada orang lain yang lebih pintar dari kita dapat bermanfaat bagi kita dengan harapan orang tersebut dapat membagikan ilmunya dengan kita dan pada akhirnya mengutungkan kedua belah pihak.

Selain berbisnis gelap, di film-film populer, gangster digambarkan memiliki usaha sampingan. Hal ini karena mereka mengetahui untuk menjadi kaya, salah satu jalan yang paling bisa diandalkan adalah dengan berwirausaha, membuat sesuatu. Mereka juga sadar kalau uang yang mereka kumpulkan harus diputar kembali untuk menghasilkan profit yang lebih besar daripada uang tersebut disimpan atau hanya dibuat berfoya-foya.

Dalam film-film populer, seorang gangster datang dari kasta rendah di masyarakat yang tidak menerima keadaaan dan berusaha keluar dari kondisi tersebut dengan perjuangan. Seorang hustler atau pejuang tidak memiliki kosakata "jam kerja". orang-orang seperti ini bisa mengambil pekerjaan dan pengorbanan diri apapun dengan tekun untuk mencapai tujuannya, bahkan bekerja non-stop akan dilakukan. Hal ini dalam kehidupan sehari-hari terkadang penting dilakukan untuk merubah nasib. 

Itulah delapan karakteristik positif so called gangster menurut opini penulis sesuai budaya pop yang penulis saksikan di film-film karena dalam kenyataanya dapat berbeda. Semoga dapat menghibur dan bahkan bermanfaat untuk pembaca sekalian, trims!