Selamat Hari Ibu ....
Seorang perempuan yang karena redhanya bisa menjadi safaat surga bagi kita, sang ananda.

Surga di bawah telapak kaki ibu.

🍀🍀🍀

Assalamualaikum ....
Jumpa lagi ya, Gan dan Sis, dengan Enya.

Jujur, sedih, ya, kalau kita bicara soal Ibu. Terasa begitu banyak banget salah dan dosa yang udah kita buat. Padahal, doa Ibu itu mabrur. Dan ucapan buruknya, dapat menghancurkan kita. Astaghfirullah. Jangan sampai, ya .... Harus kita jaga, jangan sampai terucap dari mulut beliau hal-hal yang membuat kita bisa menyesal ....

🍀🍀🍀

Bagi kita sebagai anak, tentu setiap hari itu adalah Hari Ibu, karena memang, kita tidak akan pernah mampu membalas jasa yang telah dilakukan ibu untuk kita. Dan Perayaan Hari Ibu yang kita lakukan pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya itu adalah salah satu bentuk penghargaan kita kepada seorang ibu--kaum perempuan.

Baru dua tahun belakangan ini saya tahu, bahwa ternyata latar belakang diperingatinya hari ibu di Indonesia, berbeda dengan latar belakang diperingatinya hari ibu di Amerika dan 70% negara di dunia.

Jika di Amerika, yang melatarbelakangi lahirnya Hari Ibu atau Mother's Day adalah karena penyesalan seorang anak perempuan yang bernama ANNA JARVIS yang belum sempat berbuat baik dan membalas kebaikan ibunya sebelum meninggal dunia.

Ia hampir setiap hari menangis di kuburan ibunya. Karena kesedihan dan peyesalannya yang mendalam itu pulalah ia merasa harus berbuat sesuatu untuk membalas jasa ibunya.

Dengan sekuat tenaga ia mendatangi dan meminta kepada parlemen untuk mengabulkan, memberikan satu hari sebagai hari besar demi memperingati jasa ibu. Usaha kerasnya itu akhirnya membuahkan hasil. Permintaannya dikabulkan.



***

Berbeda dengan di Indonesia. Peringatan Hari Ibu di Indonesia tidak dilatari oleh kasus seperti Anna Jarvis. Akan tetapi, yang melatarbelakangi diadakannya Hari Ibu di Indonesia adalah karena perjuangan para perempuan-perempuan tangguh, kaum ibu, yang ikut berperang membela negara. Yang ikut berjuang meningkatkan harkat dan martabat perempuan. Juga ikut berjuang dalam pendidikan perempuan.

Beliau-beliau itu seperti; Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Martha Christina Tiahahu, Rasuna Said, Rahmah El Yunusiah, dan masih banyak lagi para ibu pejuang dan perempuan-perempuan tangguh lainnya.

Karena hal tersebutlah, untuk mengenang semangat dan perjuangan para ibu dan perempuan-perempuan tangguh itu dalam upaya perbaikan kualitas bangsa, maka pada tahun 1957, Presiden Soekarno, melalui dekrit presiden, memberikan satu hari sebagai hari raya untuk memperingati keperkasaan para ibu dan perempuan-perempuan tangguh itu, sebagai apresiasi dan rasa terimakasih serta penghargaan yang besar terhadap jasa mereka.

Maka, ditetapkanlah tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Diambil dari tanggal diadakannya kongres perempuan di Indonesia 25 tahun sebelumnya, yakni dari tanggal 22 hingga 25 Desember 1928, yang merupakan pemecut semangat perempuan untuk bersama-sama memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia.

Namun sekarang ini, makna Hari Ibu mulai bergeser dan mulai dicampuradukkan dengan tradisi barat perayaan Mother's Day. Padahal jelas sangat berbeda.

Hari Ibu di Indonesia memiliki makna yang lebih mendalam dari hanya sekedar kasih sayang ibu dan anak. Hari ibu di Indonesia adalah tonggak sejarah perjuangan perempuan Indonesia dalam mencapai kemerdekaan, menebalkan semangat kebangsaan dan perjuangan, agar mereka--kaum perempuan--mendapat penghidupan dan pendidikan yang layak.

Jadi tidak sama, ya, Hari Ibu di Indonesia dengan Hari Ibu di Amerika dan di 70% dunia.



***

Sekali lagi ... tidak sama, ya, Hari Ibu di Indonesia dengan Hari Ibu di Amerika dan di 70% dunia. Baik tanggal dan bulan perayaannya, juga latar belakang terjadinya.

Selamat Hari Ibu ....

🍀🍀🍀

Sumber berita dari google, link;

Sumber, Sumber, Sumber