Pada tahun 2020, sejak adanya pandemi. Bisnis perfilman mendapat cobaan berat. karena penayangan film yang dulu ditayangkan di bioskop, menjadi sepi dan hampir tidak ada penonton. Banyak film yang terpaksa diundur penayangannya. Sebagai gantinya, metode penayangan melalui streaming semakin populer. Film-film berkualitas dan bagus bisa dinikmati penonton tanpa harus datang ke bioskop. Mudah bukan bagi penonton? Tapi dibalik kemudahan itu, muncul masalah yang lain.



Pembajakan adalah salah satu momok bagi industri film dan semua yang tidak senang dengan layanan peer to per. Pembajakan telah dilakukan sebelumnya. Seperti Napster yang berjaya di tahun 1999-2002. Lalu Pembajakan di Tahun 2003-2008 di The Pirate Bay. Dan potensi Pembajakan terbesar perfilman akan dimulai Tahun 2021.

Kenapa bisa? Karena adanya teknologi streaming.
Pada saat sebelumnya film-film tayang di bioskop. Pembajak film memerlukan usaha yang keras dan biaya yang besar. Saat film di rilis di bioskop, sangat susah menemukan copyan digital film untuk diedarkan. Pembajak film harus membayar tiket untuk melihatnya langsung. Membawa kamera kedalam bioskop dengan resiko ketahuan. Lalu Merekamnya dengan hasil yang itupun tdk bagus. Sehingga muncul versi cam yang gambarnya Gelap dan suaranya bergema. Cam Ini biasanya banyak ditemukan kurun waktu seminggu setelah tanggal rilis di situs-situs torrent. Kalaupun mau menunggu versi HD-BluRaynya, yaitu Versi yang jernih dan kualitas bagus, Harus menunggu sampai 6 bulan sejak perilisan Film itu.

Tetapi Tahun depan. Dengan Banyaknya Film yang tayang perdana di saluran Streaming. Maka Para pembajak Film akan memiliki langsung salinan film yang sempurna untuk dibagikan. Mereka tidak perlu repot-repot membeli tiket, merekam dg kamera dll. Teknologi Perekaman dengan kualitas jernih sudah ada disetiap media sekarang. Screen Recording dll semacannya. Film seperti langsung disodorkan ke rumah-rumah untuk langsung dibagikan.



Data yang diambil dari sampel BitTorrent menunjukkan bahwa pembajakan online semakin berkembang sejak adanya streaming. Seperti Episode Game Of Thrones HBO dalam 15 minggu setelah penayangannya, telah diunduh sebanyak 32 juta kali. Mulan 2020 bahkan telah diunduh 21,4 juta sejak 3 bulan setelah rilis. Data ini belum menunjukkan totalnya, karena bisa saja file yang diunduh itu masih disebarkan lagi ke ribuan penonton oleh yang mengunduh itu diawal data.

Lalu bagaimana mensikapinya? Karena bagi pembuat film, akan lebih menguntungkan di sisi pendapatan jika penyangan dilakukan di bioskop. Mereka bisa meraup keuntungan dari Tiket. Tetapi, jika lewat streaming. Tentu keuntungan didapatkan dari biaya langganan. Inilah yang menjadi tugas berat bagi industri film.

Untuk kembali lagi menarik penonton ke bioskop, tentu mejadi pekerjaan berat. Sebab saat ini, banyak penikmat film yang mulai terbiasa dengan kenyamanan streaming. Nanti, Bioskop harus mulai memberikan nilai lebih dibandingkan dulu. Agar Pecinta film bisa mendapat sensasi tambahan dibanding streaming di rumah. Apakah dengan menambahkan teknologi sound yang tidak didapatkan dirumah, Penyajian dengan kualitas lebih atau servis makanan dan minuman didalam bisokop.



Bagi anda, entah penikmat streaming, Penikmat film bioskop atau penikmat bajakan. Tahun depan adalah pembuktian bagaimana industri film akan berjuang untuk hidup setelah 2020 ini mati suri karena COVID-19.

Berikan Komantar anda.