ALOHA GANSIS
WELCOME TO MY THREAD
Gansis pernah dengar istilah “Impostor”? Ane yakin belakangan banyak yang sudah akrab dengan kata ini semenjak game Among Us naik daun. Iya, itu loh, games yang saling tuduh pelaku itu. Pasti tahu, kan?
Bagi para pecinta games, Impostor merupakan sebutan bagi karakter mirip astrounot dengan kostum warna-warni ikonik pada game Among Us. Namun, tahukah gansis kalau ternyata Impostor ini diambil dari sebuah sindrom terkait psikologi manusia?
Ane sendiri cukup terkejut saat menemukan banyak pengguna sosial media menggunakan kata ini beberapa bulan belakangan. Pasalnya, setahu ane itu adalah sebutan untuk suatu sindrom. Kaget juga karena kok bisa banyak orang yang tahu istilah khusus ini.
Yups, saat itu, ane tidak tahu kalau kata “Impostor” telah dijadikan sebagai nama karakter dalam sebuah games. Ane pun baru mengetahui fakta ini saat iseng kepo-kepo menjelajah internet. Padahal ternyata, games ini bukan games baru ya. Sungguh si TS ketinggalan zaman.
Tapi, sekarang ane bukan ingin membahas soal games itu, melainkan ingin membahas tentang “Impostor”. Bukan Impostor dalam games, tapi Impostor yang merupakan istilah dalam ilmu psikologi (meskipun agak nyerempet dikit sama konsep games tersebut, sih).
Quote:
Apa itu “Impostor Syndrome”?
Sebelumnya, gansis tau gak apa itu Sindrom? Buat yang belum tau, menurut KBBI, Sindrom adalah sekumpulan gejala atau tanda (secara klinis) yang terjadi secara bersamaan pada diri seseorang yang menimbulkan ketidaknormalan tertentu yang membentuk pola.Karena disebut secara klinis, berarti seharusnya didasarkan oleh diagnosis ahli ya.
Nah, sekarang mari kita bahas soal “Impostor Syndrome”. Impostor Syndrome merupakan kondisi di mana seseorang merasa bahwa dirinya adalah penipu.Waduh, penipu? Iya, penipu yang dimaksud di sini adalah mereka merasa bahwa dirinya tidak layak atas suatu pencapaian tertentu dalam hidupnya. Penderita merasa dirinya tidak kompeten atas pencapaian itu dan meyakini bahwa pencapaian itu lahir atas tipu daya semata.
Kalau disederhanakan, mereka yang mengalami Sindrom Impostor ini suka meragukan dirinya sendiri gitu.Padahal mampu dan punya kehebatan, tapi seolah menolak kemampuannya sendiri.
Quote:
Contohnya? Ane belom paham nih!
Kalau dijelasin gitu aja emang susah paham ya. Nah gimana kalau ane sajikan contoh nyatanya sekarang? Siap? Gampang kok. Hmm, kita bikin dulu situasi pura-puranya ya.
Misal begini, gansis ceritanya menang kompetisi (boleh di sekolah, kampus, atau kompetisi menulis di Kaskus hehe). Nah, setelah itu, ada seseorang yang memuji gansis atas kemenangan itu. Kira-kira, gansis akan merespons seperti apa?
Para pengidap sindrom impostor, mungkin akan mengucapkanhal-hal seperti ini sebagai respon mereka …
- “Biasa aja kok. Ane juga bingung kenapa bisa menang, karena pesertanya sedikit kali nih.” Atau …
- “Ah, ini hoki aja. Sebenarnya karya ane gak bagus-bagus amat.”
Sementara di dalam hati,mereka merasa …
“Duh, jangan sampai orang tau kalau ane aslinya gak bisa apa-apa. Padahal ane gak sehebat yang mereka pikir.”
Padahal, karya dan kemampuan mereka yang sebenarnya memang layak untuk menang.
Quote:
Merasa? Terus Gimana Cara Mengatasinya?
Sebenarnya ini bukan sindrom yang berbahaya banget, tapi kalau terjadi di diri gansis, tentu gak boleh disepelekan. Nah, berikut ane punya beberapa saran agar gansis bisa mengatasinya.
1. Jangan sering-sering merendahkan diri.Percaya aja kalau apa yang kita dapat memang layak (asal gak melanggar loh ya)
2. Coba ingat lagi proses ketika gansis mencoba meraih suatu pencapaian.Dengan ingat jatuh bangunnya, pasti rasa puas dan bangga itu akan muncul dengan sendirinya.
3. Jangan suka membandingkan target kita dengan orang lain.Percaya deh, kalau sering menbandingkan diri sendiri dengan orang lain, kita gak akan pernah merasa layak, bawaannya kuraaaang terus.
4. Bangga aja sama diri sendiri. Tapi bedain sama sombong ya. Beda!
Nah, itu dia sekilas info mengenai “Impostor Syndrome”. Sebenarnya, banyak artikel kesehatan terutama yang menyangkut psikologi membahas tentang hal ini. Namun, di sini ane berusaha menyampaikan dengan cara ane dan gaya bahasa se-ringan mungkin agar mudah dipahami.
Jadi, gimana? Apakah gansis merasa mengalami ciri-ciri seorang Impostor? Yuk kita diskusikan bersama ~
:terimakasih


Quote:
Thread created by Kaskus ID kaniarf
Sumber : Psycircle.id
Sumber Gambar : Tercantum (via google image)