- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Kominfo Mulai Hadirkan 5G di Indonesia Tahun Depan


TS
adiska82
Kominfo Mulai Hadirkan 5G di Indonesia Tahun Depan


Kominfo mulai gulirkan 5G di Indonesia tahun depan (sumber foto: Insider Pro)
TELENEWS.ID – Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) tengah menyusun roadmap untuk mengimplementasi konektivitas 5G di Indonesia. Sebelum akhirnya konektivitas 5G terlaksana, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu. Upaya pertama yang harus dilakukan adalah penyediaan spektrum frekuensi.
Sedikitnya ada tiga skema yang telah dipersiapkan Kominfo dalam menyediakan spektrum frekuensi. Skema pertama melibatkan spektrum frekuensi 700 Mhz yang akan digunakan oleh televisi analog. Diperkirakan, frekuensi 700 Mhz tahun depan akan kosong setelah adanya migrasi televisi analog ke digital, sehingga masyarakat bisa memanfaatkan penggunaannya.
Kemudian, Kominfo akan melepas band 3.3 GHz, 3.5 Ghz dan 2.6 Ghz pada kurun waktu 2022 hingga 2025. Untuk band 26 Ghz dan 28 Ghz diharapkan akan mulai digunakan pada 2022 atau 2023, tergantung pada kebutuhan dan situasi yang ada.
Dilansir dari CNBC Indonesia, Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo, Ismail mengatakan pelepasan band tersebut membutuhkan investasi yang sangat besar, namun sebetulnya frekuensi band 26 Ghz dan 28 Ghz sangat terbuka dan bisa dimanfaatkan kapan saja. Meskipun, penggunaannya tergantung permintaan dan kebutuhan operator.
“Kita merencanakan di 2022 dan 2023 tapi subject to discuss untuk teman-teman operator kebutuhan di band,” ujar Ismail.
Sebagai info tambahan, Indonesia sebetulnya sudah mulai mengembangkan 5G sejak tahun 2015, walaupun baru sebatas mengikuti perkembangan di International Telecommunications Union. Lalu di tahun 2017, beberapa operator di Tanah Air mulai melakukan uji coba 5G. Hingga akhirnya terbentuklah task force pada tahun 2020 dengan melibatkan perencanaan spektrum, model bisnis, infrastruktur, perangkat dan ekosistem, serta regulasi.
Kekinian, band 3.5 Ghz sedang dalam tahap uji coba di kota Bandung dengan TIP Lab untuk open Radio Access Network (RAN).
Baca juga : Anggaran Kementerian PUPR 2021 Hampir Rp 150 Triliun
Sebelumnya, pengadaan konektivitas 5G di Indonesia menemui beberapa tantangan yang terbilang rumit. Tantangan yang dihadapi berupa masalah frekuensi yang terbagi oleh banyak operator, modernisasi base transceiver station (BTS), dan kesiapan koneksi fiber optic untuk mendukung akses 5G.
Selain itu, 5G membutuhkan frekuensi middle layer. Sedangkan saat ini, frekuensi low layer pun masih harus terbagi dengan beberapa operator raksasa, seperti Telkomsel, XL, dan Indosat. Untuk bisa mengimplementasikan 5G, para operator diharapkan mau menyatukan alokasi spektrumnya, Demikian dijelaskan oleh Ketua Bidang Infrastruktur Broadband Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Nonot Harsono.
Tantangan lainnya ialah diperlukannya ketersediaan tower BTS yang berdiri dalam radius berdekatan. Di kota-kota besar, tower BTS berdiri dalam jarak 1-2 kilometer dari satu sama lain. Sedangkan, untuk menunjang akses 5G, tower BTS perlu diberi jarak hanya 200-300 meter antara satu dengan yang lainnya. Sehingga, dibutuhkan tower-tower baru untuk mengisi selisih jarak yang masih berjauhan tersebut.
Baca juga : Saluran Penghubung Jalan Mayjen Soetoyo Rampung Desember
Tantangan terakhir ialah jaringan fiber optic yang masih belum rapi dan merata. Sejalan dengan tower BTS, kabel fiber optic pun harus mampu menghubungkan satu tower BTS dengan lainnya.
Sumber : Kominfo Mulai Hadirkan 5G di Indonesia Tahun Depan






tien212700 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.8K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan