

TS
helviafebrizal
Inilah Empat Milenial yang Sukses Bangun Kerajaan Bisnis
Pada zaman sekarang, banyak sekali milenial sukses bangun bisnis yang menjadi panutan banyak orang. Menggapai keberhasilan di usia muda merupakan suatu kelebihan karena akan lebih banyak waktu ke depannya untuk terus mengembangkan bisnis yang mereka jalankan.
Menjadi pengusaha makmur di usia belia bukan hal yang tidak mungkin. Indonesia mempunyai sosok inspiratif berusia muda dengan deretan kerajaan bisnis yang dapat memberikan panutan bagi generasi di bawahnya.
Mau tahu beberapa pengusaha milenial sukses bangun bisnis tersebut? Akan kami bahas selengkapnya di bawah ini.
1. Yasa Singgih, pendiri Men’s Republic
Sumber Foto : alamanda-indonesia.com
Penyuka mode mungkin tidak asing lagi dengan merek Men’s Republic. Ia merupakan merek pakaian yang menyasar kaum kelas menengah. Yasa Singgih adalah tokoh di balik populernya Men’s Republic. Ia membangun Men’s Republic dari bawah dan melewati terjalnya lika-liku merintis usaha.
Yasa pernah berdagang baju, lampu hias hingga membuka kafe. Kesemuanya berakhir dengan kebangkrutan. Barulah Yasa mereguk kesuksesan melalui Men’s Republic. Sosial media menjadi alat penting baginya untuk memasarkan produk Men’s Republic. Strateginya berhasil mendulang banyak konsumen hingga mendatangkan omset melampaui ratusan juta rupiah. Kisah suksesnya membuatnya masuk ke dalam daftar “30 Under 30” versi majalah Forbes pada 2016.
2. Dea Valencia, perintis Batik Kultur
Sumber Foto : sulselsatu.com
Dea Valencia adalah figur milenial sukses bangun bisnis berikutnya. Perempuan anggun kelahiran 14 Februari 1996 ini menekuni dunia batik sebab mempunyai rasa cinta mendalam terhadapnya. Ia memulai semuanya dari merancang pakaian batik kain lama kepunyaan orang tuanya.
Tak dinyana, rancangannya memperoleh sambutan hangat dari penyuka batik. Seperti Yasa, Dea memanfaatkan media sosial untuk membentangkan jangkauan target pasarnya. Lagi-lagi, cara ini bekerja dengan baik. Pada hari pertama, ia telah menjual 20 buah melalui media sosial. Per bulan, Dea bisa meraup lebih dari Rp300 juta per bulan dari menjual hingga 600 potong baju batik.
Keberhasilan Dea pernah terantuk “batu”. Salah satunya adalah masalah hak cipta dari merek yang dia pilih. Tadinya, Dea ingin memakai merek Batik Sinok yang sayangnya sudah dipakai orang lain. Batik Kultur akhirnya menjadi merek yang ia gunakan.
Hal menarik lainnya dari Dea adalah dia mempekerjakan mayoritas karyawan penyandang disabilitas. Ia berpendapat kaum penyandang disabilitas mempunyai kesempatan bekerja yang sama.
3. Reza Nurhilman, pembuat keripik Maicih
Sumber Foto : bisnismuda.id
Anda penyuka keripik singkong? Jika iya, pasti sudah kenal dengan Maicih. Ini adalah merek keripik singkong kekinian yang populer di kalangan anak muda. Reza Nurhilman adalah sosok pengusaha pembuat merek keripik singkong Maicih.
Sebelum sukses dengan Maicih, Reza pernah mencoba peruntungan pada berbagai jenis usaha, seperti barang elektronik hingga pupuk. Ia telah berdagang sejak lulus dari bangku SMA.
Ide Maicih muncul pada 2010. Reza membuat produk keripik pedas dengan ragam level kepedasan, mulai dari 1 hingga 10. Ide ini terbukti jitu. Varian tingkat kepedasan tersebut membuat Maicih viral di media sosial, seperti Twitter. Banyak orang ingin menjajal Maicih. Awalnya, Reza per hari memproduksi 50 bungkus tetapi angka tersebut membengkak menjadi 75 ribu bungkus per minggunya. Walhasil, omzet penjualannya bisa menembus Rp7 miliar pe bulan.
Baca juga : Wanita Ini Tunjukkan Bisnis Bisa Sukses Tanpa Modal
4. Nicholas Kurniawan, pemuda di balik Venus Aquatics
Sumber Foto : blog-media.lifepal.co.id
Nicholas Kurniawan mendirikan Venus Aquatics, merek ternama dalam ekspor ikan hias dan eksotik. Pria asal Jakarta ini menjajal usaha ini dari menjual ikan Garra Rufa terlebih dahulu. Ikan tersebut berasal dari teman akrab Nicholas. Melihat pangsa pasar yang besar, Nicholas menekuni bisnis ini.
Awal mula, Nicholas menjual ikan Garra Rufa melalui pasar daring. Ia memperoleh keuntungan antara Rp2 dan Rp3 juta per bulan. Kemudian, Nicholas mengembangkan bisnis tersebut dengan menawarkan lebih banyak jenis ikan hias. Strategi tersebut berhasil hingga sosoknya memperoleh reputasi sebagai pebisnis terdepan di bidang tersebut.
Perjalanan Nicholas sukses melewati kegagalan sebelumnya melalui berjualan kaos jersey sepakbola dan mengikuti bisnis multilevel marketing atau MLM. Usaha tersebut tidak berjalan awet. Selain cerita pilu tersebut, Nicholas mempunyai motivasi kuat untuk berhasil sebab ingin membantu keuangan keluarga. Ia ingin menolong sang ibu paska meninggal dunianya sang ayah.
Semoga kisah empat milenial sukses bangun usaha tersebut dapat memacu semangat mitra sukses KITADIGI dalam berbisnis.
Menjadi pengusaha makmur di usia belia bukan hal yang tidak mungkin. Indonesia mempunyai sosok inspiratif berusia muda dengan deretan kerajaan bisnis yang dapat memberikan panutan bagi generasi di bawahnya.
Mau tahu beberapa pengusaha milenial sukses bangun bisnis tersebut? Akan kami bahas selengkapnya di bawah ini.
1. Yasa Singgih, pendiri Men’s Republic

Penyuka mode mungkin tidak asing lagi dengan merek Men’s Republic. Ia merupakan merek pakaian yang menyasar kaum kelas menengah. Yasa Singgih adalah tokoh di balik populernya Men’s Republic. Ia membangun Men’s Republic dari bawah dan melewati terjalnya lika-liku merintis usaha.
Yasa pernah berdagang baju, lampu hias hingga membuka kafe. Kesemuanya berakhir dengan kebangkrutan. Barulah Yasa mereguk kesuksesan melalui Men’s Republic. Sosial media menjadi alat penting baginya untuk memasarkan produk Men’s Republic. Strateginya berhasil mendulang banyak konsumen hingga mendatangkan omset melampaui ratusan juta rupiah. Kisah suksesnya membuatnya masuk ke dalam daftar “30 Under 30” versi majalah Forbes pada 2016.
2. Dea Valencia, perintis Batik Kultur

Dea Valencia adalah figur milenial sukses bangun bisnis berikutnya. Perempuan anggun kelahiran 14 Februari 1996 ini menekuni dunia batik sebab mempunyai rasa cinta mendalam terhadapnya. Ia memulai semuanya dari merancang pakaian batik kain lama kepunyaan orang tuanya.
Tak dinyana, rancangannya memperoleh sambutan hangat dari penyuka batik. Seperti Yasa, Dea memanfaatkan media sosial untuk membentangkan jangkauan target pasarnya. Lagi-lagi, cara ini bekerja dengan baik. Pada hari pertama, ia telah menjual 20 buah melalui media sosial. Per bulan, Dea bisa meraup lebih dari Rp300 juta per bulan dari menjual hingga 600 potong baju batik.
Keberhasilan Dea pernah terantuk “batu”. Salah satunya adalah masalah hak cipta dari merek yang dia pilih. Tadinya, Dea ingin memakai merek Batik Sinok yang sayangnya sudah dipakai orang lain. Batik Kultur akhirnya menjadi merek yang ia gunakan.
Hal menarik lainnya dari Dea adalah dia mempekerjakan mayoritas karyawan penyandang disabilitas. Ia berpendapat kaum penyandang disabilitas mempunyai kesempatan bekerja yang sama.
3. Reza Nurhilman, pembuat keripik Maicih

Anda penyuka keripik singkong? Jika iya, pasti sudah kenal dengan Maicih. Ini adalah merek keripik singkong kekinian yang populer di kalangan anak muda. Reza Nurhilman adalah sosok pengusaha pembuat merek keripik singkong Maicih.
Sebelum sukses dengan Maicih, Reza pernah mencoba peruntungan pada berbagai jenis usaha, seperti barang elektronik hingga pupuk. Ia telah berdagang sejak lulus dari bangku SMA.
Ide Maicih muncul pada 2010. Reza membuat produk keripik pedas dengan ragam level kepedasan, mulai dari 1 hingga 10. Ide ini terbukti jitu. Varian tingkat kepedasan tersebut membuat Maicih viral di media sosial, seperti Twitter. Banyak orang ingin menjajal Maicih. Awalnya, Reza per hari memproduksi 50 bungkus tetapi angka tersebut membengkak menjadi 75 ribu bungkus per minggunya. Walhasil, omzet penjualannya bisa menembus Rp7 miliar pe bulan.
Baca juga : Wanita Ini Tunjukkan Bisnis Bisa Sukses Tanpa Modal
4. Nicholas Kurniawan, pemuda di balik Venus Aquatics

Nicholas Kurniawan mendirikan Venus Aquatics, merek ternama dalam ekspor ikan hias dan eksotik. Pria asal Jakarta ini menjajal usaha ini dari menjual ikan Garra Rufa terlebih dahulu. Ikan tersebut berasal dari teman akrab Nicholas. Melihat pangsa pasar yang besar, Nicholas menekuni bisnis ini.
Awal mula, Nicholas menjual ikan Garra Rufa melalui pasar daring. Ia memperoleh keuntungan antara Rp2 dan Rp3 juta per bulan. Kemudian, Nicholas mengembangkan bisnis tersebut dengan menawarkan lebih banyak jenis ikan hias. Strategi tersebut berhasil hingga sosoknya memperoleh reputasi sebagai pebisnis terdepan di bidang tersebut.
Perjalanan Nicholas sukses melewati kegagalan sebelumnya melalui berjualan kaos jersey sepakbola dan mengikuti bisnis multilevel marketing atau MLM. Usaha tersebut tidak berjalan awet. Selain cerita pilu tersebut, Nicholas mempunyai motivasi kuat untuk berhasil sebab ingin membantu keuangan keluarga. Ia ingin menolong sang ibu paska meninggal dunianya sang ayah.
Semoga kisah empat milenial sukses bangun usaha tersebut dapat memacu semangat mitra sukses KITADIGI dalam berbisnis.
0
362
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan