Suatu hari, saat ane sedang membakar sampah di samping tembok bangunan kosong di belakang warung ane, ane melihat ada tanaman yang buahnya mirip dengan ceremai. Tapi bukan ceremai. Tapi kuatir itu makanan ular, ane nggak berani metik.

Nah, suatu hari ada kawan lama yang mampir ke warung ane. Saat dia mau pipis di tembok (plis, jangan ditiru) ia urung pipis karena melihat pohon ini. Ia pun memanggil ane dan menanyakan apa ane yang menanam pohon ini? Ane jawab, pohon ini ada dengan sendirinya. Ane nggak merasa pernah menanamnya.

Teman ane akhirnya memberitahu ane, bahwa pohon ini banyak diburu orang karena banyak mitos yang menyertai pohon ini. Pohon ini oleh masyarakat umum dikenal dengan nama Ceremai Belanda atau Cereme Londo. Pantesan, karena memang buahnya mirip dengan ceremai. Sedangkan nama yang lainnya adalah Dewandaru. Buah Dewandaru sendiri rasanya manis. Tapi bisa dikatakan jarang orang mau menanamnya karena mitos dari pohon ini. Dari yang mengatakan pohon ini adalah pembawa pesan wahyu dari Dewa-lah, memiliki kesaktian yang luar biasalah, ane sendiri sih bodo amat lah dengan segala mitosnya. Tapi karena ane inget di kampung ane buahnya dianggap sebagai makanan ular, ane pun nggak berani memakan buahnya.

Setelah tahu bahwa tanaman ini termasuk tanaman langka, ane pun merawatnya. Setidaknya ane menyiraminya dengan air beneran ya? Bukan dengan cara mempipisinya. Emangnya ane temen ane yang tadi itu yang suka pipis sembarangan?

Dan karena tak jauh dari sini ada peternakan sapi, ane memberikan pohon ini pupuk kandang. Hal ini ane lakukan kurang lebih dua kali dalam setahun. Ane juga seminggu sekali mencabuti rumput dan gulma yang tumbuh subur di sekitar pohon ini.

Dewandaru nggak ada musimnya. Dia selalu berbuah, meski tidak kompak. Tapi malah bikin pohon ini jadi warna-warni. Dari merah, kuning, ungu, hijau dan juga kuning.

Saat ini pohon ini tingginya sekitar 2 meter lebih. Dan menurut temen ane ini, ketinggian pohon ini bisa mencapai 3 - 4 meter. Tapi biar nggak terlalu tinggi, ane rapihin ranting-rantingnya.



Beruntung pohon ini agak di belakang posisinya dari warung ane. Ane sendiri nggak menyadari sebelumnya keberadaan pohon ini. Kalau di depan mungkin udah jadi jarahan orang.