- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dugaan Faktor Libur Panjang Saat Rekor Kasus Corona DKI Terpecahkan


TS
loveluv
Dugaan Faktor Libur Panjang Saat Rekor Kasus Corona DKI Terpecahkan
Quote:

Jakarta - Penularan virus corona baru (COVID-19) di Ibu Kota mencapai rekor tertinggi dengan penambahan kasus harian sebanyak 1.579. Lagi-lagi urusan libur panjang atau long weekend beberapa waktu lalu disebut-sebut berkaitan dengan angka penularan yang tinggi itu.
Penambahan angka penularan itu sebelumnya disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, dalam keterangannya, pada Sabtu (21/11). Dwi menyebut akumulasi data itu didapat dari pengecekan sejumlah laboratorium.
"Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 1.579 kasus, lantaran terdapat akumulasi data sebanyak 381 kasus dari 1 laboratorium RS vertikal dan 1 laboratorium RS TNI 7 hari terakhir yang baru dilaporkan," ucap Dwi.
Sementara itu untuk data Minggu, 22 November 2020 disebutkan bila kasus positif harian di DKI Jakarta bertambah 1.342. Dengan begitu total kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta per 22 November 2020 adalah 127.164.
Bila ditarik ke belakang, begini riwayat penambahan kasus baru COVID-19 di Ibu Kota:
- Minggu (22/11/2020) tambah 1.342 kasus baru menjadi 127.164
- Sabtu (21/11/2020) tambah 1.579 kasus baru menjadi 125.822
- Jumat (20/11/2020) tambah 1.240 kasus baru menjadi 124.243
- Kamis (19/11/2020) tambah 1.185 kasus baru menjadi 123.003
- Rabu (18/11/2020) tambah 1.148 kasus baru menjadi 121.818
- Selasa (17/11/2020) tambah 1.037 kasus baru menjadi 120.670
- Senin (16/11/2020) tambah 1.006 kasus baru menjadi 119.633
- Minggu (15/11/2020) tambah 1.165 kasus baru menjadi 118.627.
Hal ini pun menjadi perhatian Satgas COVID-19. Apa kata Satgas?
Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menduga kenaikan kasus tersebut karena efek long weekend pada akhir Oktober lalu. Wiku mengatakan hal tersebut berkaca pada pengalaman pasca-libur panjang Idul Fitri, Idul Adha, dan Hari Kemerdekaan. Oleh karena itu, Wiku menilai rekor kasus Corona di Jakarta kemarin diduga karena efek libur cuti bersama.
"Efek suatu event yang menimbulkan kerumunan dan penularan, biasanya baru terlihat dampak peningkatannya (dengan asumsi testing dilakukan seperti biasanya) dalam 10-14 hari kemudian," kata Wiku.
"Jadi kalau sekarang meningkat itu kemungkinan terkait libur panjang 28 Oktober-1 November," imbuhnya.
Di sisi lain warga Ibu Kota turut menyuarakan sikap prihatinnya terkait ini. Tika (34), warga asal Jakarta Pusat, mengaku sangat prihatin atas kasus baru virus Corona di Jakarta yang mencetak rekor. Dia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI lebih fokus mengatasi masalah ini.
"Sangat memprihatinkan, seharusnya pemerintah lebih bisa fokus, sangat harus lebih fokus lagi untuk mengatasi masalah ini gitu kan," kata Tika kepada wartawan di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (22/11/2020).
Tika mengatakan pemerintah harus lebih memperkuat lagi aturan-aturan di Ibu Kota. Bahkan bila perlu, kata Tika, dibuatkan aturan baru untuk menekan laju penyebaran virus Corona.
"Seharusnya lebih ketat lagi peraturannya, kalau bisa dibuat peraturan baru agar bisa menekan angka Corona," ungkapnya.
Wanita berusia 34 tahun ini meminta Pemprov DKI lebih memperketat aturan jika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi DKI kembali diberlakukan. Selain itu, Tika berharap Pemprov DKI menindak dan meniadakan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang menimbulkan kerumunan.
"Karena kalau kita perhatikan sendiri sekarang orang-orang sudah banyak yang WFO (work from office) juga kadang-kadang masih ada demo-demo juga. Jadi hal-hal yang tidak memberikan manfaat itu sebaiknya benar-benar ditiadakan saja," imbuhnya.
Ditemui selanjutnya, Santi (42), warga Jakarta Pusat, meminta Pemprov DKI lebih tegas menangani virus Corona. Terlebih, tindakan tegas itu diperlukan untuk mencegah adanya kerumunan-kerumunan.
"Pemerintah DKI harus tegas sih, kalau tidak tegas kayak gini, kayak kerumunan-kerumunan, kurang tegas," katanya.
Santi mengatakan masyarakat juga harus sadar diri akan pentingnya menjaga protokol kesehatan. Masyarakat harus selalu memakai masker dan senantiasa menjaga jarak.
"Kalau bagi masyarakat ya harus sadar diri saja, seperti pakai masker, jaga jarak," ucapnya.
https://news.detik.com/berita/d-5265...-terpecahkan/2
Liburan d jadikan kambing congek...
Demo2 sama hajatan d lupain..







nirankara dan 26 lainnya memberi reputasi
25
5.3K
Kutip
83
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan