- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
'Kerancuan' Program Pelatihan Prakerja
TS
Aboeyy
'Kerancuan' Program Pelatihan Prakerja
Apa itu Prakerja, tak perlu Ane jelaskan lagi. Sebab istilah ini sudah begitu populer di telinga para 'pengangguran' yang mengharapkan bantuan Pemerintah, seperti Ane. :-D
Ane sendiri mendaftar Program Pelatihan Prakerja sejak Gelombang I, namun baru lulus pada Gelombang V.
Dengan dana insentif pelatihan satu juta rupiah, Ane habiskan untuk membeli dan mengikuti 3 jenis pelatihan dari 3 platform yang berbeda.
Berdasarkan pengalaman mengikuti 3 pelatihan itu, Ane merasa ada hal yang 'janggal' atau 'rancu', sehingga dana pelatihan satu juta itu terasa kurang efektif. Menurut Ane, lebih baik dana tersebut diberikan langsung kepada penerima Kartu Prakerja, ketimbang beli pelatihan yang relatif mahal, namun nanfaatnya mungkin relatif hanya sedikit.
Mengapa demikian, berikut uraian 'kerancuan' Program Pelatihan Prakerja dan alasannya versi Ane:
1. Soal Ujian Pelatihan Dibocorkan
Jika GanSis mengikuti sebuah Pelatihan Prakerja, maka di akhir sesi materi pasti ada ujian, sebagai evaluasi penguasaan materi, sekaligus penentu kelulusan dan mendapatkan Sertifikat Digital sebagai salah satu syarat mendapat bantuan 600 ribu setiap bulan, selama 4 bulan.
Nah, soal ujian ini dan jawabannya, pada sebagian platform pelatihan telah dibocorkan kepada peserta. Ane nendapat Link pada sebuah Telegram yang dikirim oleh Admin Pelatihan, yang menuju sebuah video Youtube tentang soal ujian dan kunci jawabannya. Mungkin Admin juga ingin mendapat Adsense dari Youtube.
Ini berarti materi ujian telah bocor, dan semua peserta bisa dipastikan lulus, sehingga ini terasa rancu.
2. Lulus Meski Tidak Mengikuti Semua Materi
Pada dasarnya, peserta dinyatakan lulus setelah mengikuti semua materi dan lulus ujian. Namun sebagian platform tetap meluluskan peserta yang tidak mengikuti semua materi, dan tudak lulus ujian. Ini dialami oleh teman Ane yang mengambil Pelatihan Bahasa Inggris.
Dia 'frustasi' karena merasa boros kuota internet, dan tidak mampu menjawab soal materi Listening. Dia berhenti tengah jalan. Namun sekitar dua bulan kemudian, dia membuka Aplikasi OVO, ternyata ada dana masuk dari Program Prakerja. Ini berarti dia dinyatakan lulus pelatihan, sehingga bisa menerima insentif dari Pemerintah.
Ini juga terasa rancu, sehingga pelatihan itu seolah-olah hanya 'main-main', tidak serius, yang penting bayar.
3. Memberikan Rating dan Ulasan Positif
Selain Sertifikat Lulus Pelatihan, syarat mendapatkan insentif adalah telah memberikan Rating dan Ulasan pada aplikasi dan platform penyelenggara pelatihan. Mereka meminta peserta untuk memberikan rating dan ulasan yang positif.
Jika tidak, maka data peserta terkadang mereka tahan (tidak dikirim ke Penyelengara Prakerja), sehingga dianggap belum selesai ikut pelatihan, dan tak bisa mendapat insebtif.
Ini terasa rancu, sebab peserta tidak bisa objektif memberikan penilaian. Mungkin mereka berharap dengan ulasan dan rating yang baik, calon peserta selanjutnya akan memilih platform mereka.
4. Materi Mainstream
Menurut Ane materi pelatihan biasa-biasa saja, bisa dicari di Internet atau di buku-buku. Hanya saja ada sisi interaktif, sehingga peserta bisa bertanya. Dengan biaya pelatihan ratusan ribu, rasanya lebih efektif beli buku, ketimbang ikut pelatihan.
****
Itulah beverapa 'kerancuan' pelatihan Prakerja versi Ane. Intinya kurang efektif, lebih menguntungkan pihak penyelenggara pelatihan, ketimbang peserta. Lebih baik dana pelatihan diberikan langsung kepada peserta, terserah mereka menggunakannya untuk meningkatkan skill dan produktivitas kerjanya.(*)
Diolah berdasarkan pengalaman pribadi.
Diubah oleh Aboeyy 14-11-2020 07:37
isu152 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
7K
179
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan