Pfizer Berhasil Membuat Vaksin Covid-19, Berapa Harga Tiap Dosis-nya?
Gbr diambil dr cnbc.com
Pfizer sudah mengumumkan kesuksesan vaksin mereka dalam melalui semua tahapan uji klinis yang diperlukan, agar vaksin tersebut boleh mulai diedarkan. Kabar ini tentunya sangat menggembirakan di tengah kelesuan akibat pandemi yang berkepanjangan.
Namun, berita menggembirakan dari perusahaan farmasi besar ini, tidak serta merta bisa diartikan, vaksin itu tersedia untuk kita dalam waktu dekat ini.
Pertama-tama, harus kita ketahui Pfizer sudah terikat kontrak dengan pemerintah Amerika Serikat. Pfizer harus menyediakan paket berupa 100juta dosis vaksin covid-19 untuk pemerintah Amerika Serikat dengan harga 1.95milliar USD. Setelah vaksin sejumlah 100juta dosis itu diberikan, pemerintah Amerika Serikat masih memiliki hak untuk membeli 500 juta dosis tambahan.
Jadi untuk sementara waktu, bisa dibayangkan Pfizer akan sibuk memenuhi pesanan negara Paman Sam terlebih dahulu sebelum mulai memikirkan distribusi untuk negara lain.
Akan tetapi jangan berkecil hati.
Ada ratusan perusahaan farmasi lain yang juga sedang berlomba untuk menciptakan vaksin covid-19 yang siap dipakai. Menggunakan metode yang kurang lebih sama dengan Pfizer, keberhasilan Pfizer artinya tinggal menunggu waktu sebelum satu per satu perusahaan farmasi lain di dunia akan menyusul dengan vaksin buatan mereka.
Bahkan setidaknya sudah ada dua perusahaan farmasi (AstraZeneca dan Johnson & Johnson) yang berjanji akan menjual vaksin mereka tanpa mengambil keuntungan sedikit pun dari penjualan vaksin ini.
Gbr diambil dr cnbc.com
Jika ketersediaan vaksin tidak perlu terlalu dikhawatirkan, maka pertanyaan kedua tentunya adalah, berapa harganya?
Ada berbagai macam variasi perkiraan harga vaksin :
1. Vaksin Pfizer yang sudah lolos semua uji klinis, dihargai sekitar 20USD/dosis, dan dibutuhkan dua kali injeksi, artinya 40USD untuk tiap orang, atau sekitar 566ribu rupiah.
2. Vaksin Moderna diperkirakan akan dijual dengan harga yang lebih mahal, yaitu 32 s/d 37USD/dosisnya. Sama seperti Pfizer, butuh dua kali injeksi agar vaksin ini efektif.
Artinya sekitar 70USD/orang atau sekitar 990ribu rupiah
3. Johnson & Johnson, perusahaan ini sudah memberi janji untuk menjual vaksinnya tanpa mengambil keuntungan sedikitpun, vaksin Johnson & Johnson rencananya akan dijual seharga 10USD/dosis.
Jika butuh 2 kali injeksi, sama seperti dua vaksin sebelumnya (TS belum dapat informasinya), maka artinya 20USD/orang atau sekitar 280ribu rupiah "saja".
Melihat harga yang siap diberikan oleh perusahaan Johnson & Johnson, sepertinya harga vaksin bisa dikatakan masih cukup terjangkau untuk kantong sebagian besar masyarakat dan dengan bantuan subsidi dari pemerintah untuk mereka yang tidak mampu, harapannya tentu semua orang bisa mendapatkannya.
Namun sayangnya, ceritanya belum berhenti di situ.
Untuk vaksin buatan Moderna, butuh penyimpanan pada suhu -7 s/d 4 derajat Celcius, agar bisa bertahan selama 30 hari dan pada suhu -40 derajat Celcius agar bisa bertahan selama 6 bulan.
Sementara vaksin buatan Pfizer bahkan lebih ketat lagi, vaksin mereka harus disimpan pada suhu -70 derajat celcius untuk menjamin agar vaksin mereka tidak rusak, dan hanya bisa bertahan beberapa hari di lemari pendingin biasa.
Maka bisa dilihat dari perlakuan yang sedemikian rupa ini, betapa sulit dan mahalnya pendistribusian vaksin covid-19 ini dari tempat produksi, menuju ke konsumen yang membutuhkan.
Ini menjadi tantangan yang berat, terutama bagi negara Indonesia yang bukan saja negaranya adalah negara kepulauan dengan wilayah yang sangat luas, tapi kita juga terkendala dengan infrastruktur yang belum menjangkau seluruh wilayah di negara kita dengan baik.
Infrastruktur dalam hal penyediaan energi (butuh listrik untuk penyimpanan), juga infrastruktur dalam hal transportasi.
Pemerintah harus mulai memikirkan hal ini sejak dari sekarang.
Jangan sampai vaksin yang sudah dibeli, kemudian jadi sia-sia karena rusak saat penyimpanan, atau saat pengiriman ke daerah-daerah.
Kemenristek Sebut Vaksin Merah Putih Diproduksi Desember 2021
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN, Ali Ghufron Mukti, mengatakan vaksin Merah Putih buatan LBM Eijkman ditargetkan akan diproduksi pada Desember 2021.
Ali menjelaskan persiapan vaksin Covid-19 memerlukan proses panjang agar keamanan dan efektivitasnya bisa teruji.
"Vaksin ini kan tidak mudah, prosesnya panjang untuk keamanan dan keefektifan perlu diperhatikan, untuk vaksin merah putih ini kami harap sudah bisa diproduksi pada Desember 2021," kata Ali dalam 'Dialog Produktif: Vaksin dan Kesehatan Pembangunan Indonesia' di Youtube Kemenkominfo, Rabu (18/11).
Pernyataan serupa juga disampaikan Deputi Fundamental Riset Eijkman Institut, Herawati Sudoyo. Ia mengatakan vaksin Merah Putih penggunaannya bertujuan untuk jangka panjang, sehingga membutuhkan proses lama sampai bisa digunakan.
"Menurut saya vaksin Merah Putih sebenarnya vaksin jangka panjang, dan kemungkinan kita baru akan memberikan vaksin itu paling tidak awal 2021, perkembangan laporan lab terus kami laporkan," ucapnya.
"Kita ingin vaksin manjur dan aman, kemungkinan target kita [produksi] baru akhir 2021," imbuh Herawati.
Sementara itu, Kepala BPOM Penny Lukito pernah mengatakan bahwa emergency use authorization (EUA)
Menurutnya, EUA baru keluar setelah pelaksanaan identifikasi antigen, pembuatan seed virus, prototipe vaksin, lalu di tahapan akhir uji praklinik, dan uji klinik dilakukan
"Nanti setelah mendapatkan data, dalam 20 hari kerja bisa mendapatkan izin EUA untuk komersialisasi, ini diperkirakan pada quarter IV 2021," ucap Penny dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (17/11).
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021.
Di tempat terpisah, anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen meminta pengadaan vaksin virus corona atau Covid-19 tidak dilakukan secara terburu-buru.
Menurutnya, pengadaan vaksin Covid-19 hrus dilakukan lewat prosedur yang jelas agar mendapatkan hasil yang maksimal dan tidak membahayakan kesehatan masyarakat.
"Jangan sampai terburu-buru, tapi hasilnya tidak maksimal atau bahkan membahayakan. Maka, sebaiknya taati prosedur, kita dukung itu," kata Nabil kepada CNNIndonesia.com, Rabu (18/11).
Dia mengatakan, langkah mempercepat pengadaan vaksin Covid-19 boleh saja dilakukan. Namun, tidak boleh sampai merusak kualitas vaksin Covid-19.
"Prosedur medis harus sesuai dengan kaidahnya, dengan alurnya. Kita dukung apa yang menjadi ketetapan, untuk kebaikan bersama," tutur Nabil.
"Ikuti prosedur. Saya menghormati kebijakan dan mendukung prosedur agar sesuai dengan yang ada, dengan tujuan health and safety," imbuhnya.
Nabil juga menyatakan mendukung Kepala BPOM Penny Lukito yang menyatakan rencana vaksin Covid-19 yang ditargetkan Desember tertunda dan bakal mundur ke Januari 2021 karena EUA atau izin yang dikeluarkan untuk kepentingan mendesak tak mungkin diberikan di akhir tahun ini.
Lebih lanjut, Nabil meminta pemerintah bergerak di level diplomasi internasional dengan memperkuat kerja sama internasional dalam proses pengadaan vaksin Covid-19.
"Pandemi ini kan juga terkait diplomasi dalam pengadaan vaksin dan alat kesehatan. Di sisi lain, di kawasan Asia Tenggara kita bisa bergerak lebih jauh untuk menguatkan industri makanan dan agrikultur kita, bisa pason buah, sayur ke Singappura, juga rempah dan obat tradisional ke berbagai negara lain," tuturnya.
Sebelumnya, Jokowi menuturkan bahwa penyuntikan vaksin Covid-19 baru dapat dilakukan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan. Target ini mundur dari prediksi semula vaksinasi pada Desember 2020.
Sampai saat ini yg mendekati sempurna Pfizer dan Moderna tapi yg menjadi kendala adalah suhu yg diperlukan harus sangat dingin krn dpt mempengaruhi durability Vaksin, infrastruktur penyimpanan, jangkauan distribusi (negara kepulauan)
Ada yg bisa kasih penjelasan, target utama vaksin ini siapa? Soalnya mayoritas penyintas covid apalagi yg otg sembuh sendiri. Bahkan vaksin ini pun tdk menjamin akan kebal permanen bukan?
ealah.. udah dapet kabar baik soal vaksin yg udah hampir selese.. ternyata masalah blm kelar sampe disitu aja yaa.. masih ada tantangan buat pendistribusiannya.. kalo gini ceritanya, harapan buat menyebarkan vaksin merata ke seluruh negeri bakal jadi omong kosong belaka dong..
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.