- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Empat Kitab Kuno tentang Seni Bercinta. Salah Satunya Warisan Leluhur Kita.


TS
lonelylontong
Empat Kitab Kuno tentang Seni Bercinta. Salah Satunya Warisan Leluhur Kita.
Masalah percintaan antara sepasang insan manusia yang berbeda jenis akan selalu jadi bahan obrolan yang menarik.
Bukan cuma berhenti jadi bahan obrolan, hubungan seks juga menjadi obyek penelitian, eksperimen dan perenungan, bahkan jauh sebelum dunia ilmiah berkembang seperti saat ini.
Dari jaman dahulu kala pun, sudah ada semacam penelitian yang mendalam tentang masalah seks, tentunya dengan latar belakang budaya dan ilmu pengetahuan yang ada saat itu. Bedanya dengan penelitian di jaman sekarang, pemikir-pemikir di jaman dahulu bukan cuma mencari data dan melahirkan pengetahuan. Akan tetapi mereka lebih jauh lagi dari sekedar mencari pengetahuan.
Seks dan aktivitas seksual adalah sebuah fungsi biologis yang terkait reproduksi, sesuatu yang hewani secara lahiriahnya.
Namun dengan akal budi dan rasa-nya pemikir-pemikir di masa itu, mengubahnya menjadi sesuatu yang indah, berseni bahkan spiritual.
Setidaknya ada empat catatan kuno yang bisa TS temukan yang berhubungan dengan tehnik-tehnik bercinta.
1. Kamasutra

Kalau yang ini pasti sudah banyak yang tahu, karena sempat booming saat dibuat film dengan tema ini.
Berasal dari India, dalam kitab kamasutra ini kita diperkenalkan pada berbagai macam variasi tehnik dan posisi bercinta. Kalau dilengkapi dengan praktek yoga, lengkap sudah ilmunya, mulai dari jurus luar sampai dengan pengaturan tenaga dalamnya

Namun jangan diabaikan juga, sisi filosofis dan spiritual yang digali dalam Kitab Kamasutra. (Jangan tanya TS ya, sisi spiritualnya Kamasutra ada di mana, karena TS baru level bawah, cuma berhenti di tahapan meneliti dan mempelajari gambar-gambar masing-masing posisi.)

2. Taoisme

Meskipun tidak ada kitab khusus menyangkut seks, namun taoisme dari China juga ada aliran yang membahas masalah praktek seksual dan menghubungkannya masalah spiritual.
Dalam taoisme sendiri, salah satu yang mereka percayai adalah adanya dua kutub berbeda yang saling melengkapi (Yin Yang), salah satu unsur Yin adalah wanita, sementara Yang adalah pria. Keseimbangan antara Yin dan Yang yang saling melengkapi ini, menjadi salah satu yang mendasari tehnik bercinta menurut taoisme.
Keseimbangan dalam hidup secara keseluruhan sangat diperhatikan dalam taoisme, maka seks bukan hanya masalah mengejar nafsu kesenangan, tapi menjadi bagian dalam mencari keseimbangan dalam kehidupan.
3. Karezza

Kalau nomer satu dan dua berasal dari budaya timur, maka yang ketiga ini berasal dari Eropa dan sedikit banyak memiliki singgungan dengan tradisi agama Kristen Katholik.
Jadi dalam Karezza yang ditekankan adalah perasaan saling mencintai pada saat berhubungan seksual, sementara pemenuhan hasrat/nafsu seksual secara biologis, ditekan semaksimal mungkin.
Di mana dalam tehnik ini, kedua pasangan, idealnya tidak mencapai orgasme. Akan tetapi larut dalam suasana yang intim dan mesra.
4. Serat Centhini

Yang terakhir adalah warisan budaya bangsa kita sendiri. Serat Centhini ini tidak kalah dengan tiga kitab kuno yang lain.
Serat Centhini sebenarnya bukan sebuah buku yang khusus bercerita masalah seksual, melainkan berusaha mengisahkan budaya Jawa dengan lengkap, lewat kisah-kisah para tokoh di dalam kitab ini.
Salah satu aspek yang disinggung di dalam kitab ini, ada pula bagian-bagian yang menceritakan tentang hal-hal yang bersinggungan dengan topik dalam trit ini.
Karena memang tujuannya bukan melulu masalah seksual, maka dalam Serat Centhini topik yang berkaitan dengan masalah asmara, bahkan dibahas secara lebih luas, mulai dari pengenalan akan karakter seorang perempuan dengan melihat sisi fisiknya. Semacam phisiognomi ala kejawen (phisiognomi = cara membaca sifat dan kepribadian seseorang lewat bentuk wajahnya).
Kemudian masalah pemilihan tempat dan waktu. Ramuan jamu yang mendukung ketahanan fisik saat berhubungan intim.
Dan tentu saja tidak kalah penting, berbagai tehnik dan posisi dalam bercinta.
----
Kira-kira itulah empat kitab kuno dari berbagai kebudayaan, masing-masing memiliki keunikan tapi juga ada persamaannya.
Salah satunya, foreplay dan mengajarkan supaya laki-laki jangan terlalu cepat mencapai puncak.

Kali ini TS cuma bahas sekilas-sekilas saja, karena masing-masing kitab itu sendiri kalau mau dibahas secara mendalam, mungkin bisa jadi puluhan trit.
Salam buat semua agan-agan, jangan lupa hindari peltu, tegakkan kejantanan!

Merdeka!
Sumber referensi
1. https://www.nytimes.com/2015/07/23/w...hilosophy.html
2. http://en.people.cn/90782/8272163.html
3. https://www.mindbodygreen.com/articl...karezza-method
4. https://intisari.grid.id/read/033649...ini-2?page=all
Bukan cuma berhenti jadi bahan obrolan, hubungan seks juga menjadi obyek penelitian, eksperimen dan perenungan, bahkan jauh sebelum dunia ilmiah berkembang seperti saat ini.
Dari jaman dahulu kala pun, sudah ada semacam penelitian yang mendalam tentang masalah seks, tentunya dengan latar belakang budaya dan ilmu pengetahuan yang ada saat itu. Bedanya dengan penelitian di jaman sekarang, pemikir-pemikir di jaman dahulu bukan cuma mencari data dan melahirkan pengetahuan. Akan tetapi mereka lebih jauh lagi dari sekedar mencari pengetahuan.
Seks dan aktivitas seksual adalah sebuah fungsi biologis yang terkait reproduksi, sesuatu yang hewani secara lahiriahnya.
Namun dengan akal budi dan rasa-nya pemikir-pemikir di masa itu, mengubahnya menjadi sesuatu yang indah, berseni bahkan spiritual.
Setidaknya ada empat catatan kuno yang bisa TS temukan yang berhubungan dengan tehnik-tehnik bercinta.
1. Kamasutra

Kalau yang ini pasti sudah banyak yang tahu, karena sempat booming saat dibuat film dengan tema ini.
Berasal dari India, dalam kitab kamasutra ini kita diperkenalkan pada berbagai macam variasi tehnik dan posisi bercinta. Kalau dilengkapi dengan praktek yoga, lengkap sudah ilmunya, mulai dari jurus luar sampai dengan pengaturan tenaga dalamnya

Namun jangan diabaikan juga, sisi filosofis dan spiritual yang digali dalam Kitab Kamasutra. (Jangan tanya TS ya, sisi spiritualnya Kamasutra ada di mana, karena TS baru level bawah, cuma berhenti di tahapan meneliti dan mempelajari gambar-gambar masing-masing posisi.)

2. Taoisme

Meskipun tidak ada kitab khusus menyangkut seks, namun taoisme dari China juga ada aliran yang membahas masalah praktek seksual dan menghubungkannya masalah spiritual.
Dalam taoisme sendiri, salah satu yang mereka percayai adalah adanya dua kutub berbeda yang saling melengkapi (Yin Yang), salah satu unsur Yin adalah wanita, sementara Yang adalah pria. Keseimbangan antara Yin dan Yang yang saling melengkapi ini, menjadi salah satu yang mendasari tehnik bercinta menurut taoisme.
Keseimbangan dalam hidup secara keseluruhan sangat diperhatikan dalam taoisme, maka seks bukan hanya masalah mengejar nafsu kesenangan, tapi menjadi bagian dalam mencari keseimbangan dalam kehidupan.
3. Karezza

Kalau nomer satu dan dua berasal dari budaya timur, maka yang ketiga ini berasal dari Eropa dan sedikit banyak memiliki singgungan dengan tradisi agama Kristen Katholik.
Jadi dalam Karezza yang ditekankan adalah perasaan saling mencintai pada saat berhubungan seksual, sementara pemenuhan hasrat/nafsu seksual secara biologis, ditekan semaksimal mungkin.
Di mana dalam tehnik ini, kedua pasangan, idealnya tidak mencapai orgasme. Akan tetapi larut dalam suasana yang intim dan mesra.
4. Serat Centhini

Yang terakhir adalah warisan budaya bangsa kita sendiri. Serat Centhini ini tidak kalah dengan tiga kitab kuno yang lain.
Serat Centhini sebenarnya bukan sebuah buku yang khusus bercerita masalah seksual, melainkan berusaha mengisahkan budaya Jawa dengan lengkap, lewat kisah-kisah para tokoh di dalam kitab ini.
Salah satu aspek yang disinggung di dalam kitab ini, ada pula bagian-bagian yang menceritakan tentang hal-hal yang bersinggungan dengan topik dalam trit ini.
Karena memang tujuannya bukan melulu masalah seksual, maka dalam Serat Centhini topik yang berkaitan dengan masalah asmara, bahkan dibahas secara lebih luas, mulai dari pengenalan akan karakter seorang perempuan dengan melihat sisi fisiknya. Semacam phisiognomi ala kejawen (phisiognomi = cara membaca sifat dan kepribadian seseorang lewat bentuk wajahnya).
Kemudian masalah pemilihan tempat dan waktu. Ramuan jamu yang mendukung ketahanan fisik saat berhubungan intim.
Dan tentu saja tidak kalah penting, berbagai tehnik dan posisi dalam bercinta.
----
Kira-kira itulah empat kitab kuno dari berbagai kebudayaan, masing-masing memiliki keunikan tapi juga ada persamaannya.
Salah satunya, foreplay dan mengajarkan supaya laki-laki jangan terlalu cepat mencapai puncak.

Kali ini TS cuma bahas sekilas-sekilas saja, karena masing-masing kitab itu sendiri kalau mau dibahas secara mendalam, mungkin bisa jadi puluhan trit.
Salam buat semua agan-agan, jangan lupa hindari peltu, tegakkan kejantanan!

Merdeka!
Sumber referensi
1. https://www.nytimes.com/2015/07/23/w...hilosophy.html
2. http://en.people.cn/90782/8272163.html
3. https://www.mindbodygreen.com/articl...karezza-method
4. https://intisari.grid.id/read/033649...ini-2?page=all
Quote:
Diubah oleh lonelylontong 21-11-2020 23:02






missyoudie dan 11 lainnya memberi reputasi
12
4.2K
45


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan