swiitdebbyAvatar border
TS
swiitdebby
Cinta tak sampai






Seorang siswi SMP bernama Raisa Anastasia. Raisa menyukai teman 1 satu sekolahnya saat dia masih kelas 9.
Nama cowok tersebut bernama Rizky Hamdan, meskipun raisa baru mengenal saat kelas 9, tapi entah kenapa raisa bisa suka dengan rizky yang baru sehari melihatnya.

Apakah raisa berani menyampaikan perasaannya kepada rizky?

Mau tau kelanjutan kisahnya? Yuk baca ceritanya (
Happy reading (


CHAPTER 1

*Bel berbunyi* krinngggggggggggggggg....................

Waktunya jam istirahat... aku pun keluar dan mengajak teman sebelah kelasku dan juga teman dekatku yaitu stela untuk pergi ke kantin. Sambil jalan menuju tangga untuk turun tanpa sengaja melihat segrombolan anak cowok dari ujung lorong kelas di sana.

Sesampai di kantin kita duduk dan memesan makanan. Kemudian kami melihat ada segrombolan anak cowok yang di lorong atas kelas tadi. Mereka arah menuju ke kantin lalu jalan arah kiri kantin.

“itu tuh yang namanya stela” salah satu cowok dari grombolan tadi memanggil dan menunjukkan tangannya ke arah tempat yang di duduki stela tersebut.

Aku dan stela melirik melihat sinis kebingungan “stel, siapa dah kok tau nama lu?” aku bertanya kepada stel. “gua juga gatau” jawab stel dengan wajah kebingungan juga.

“ini neng makanannya udah mateng” ibu kantin memnaggil kita untuk mengambil makanan terebut.

Aku dan stel menyantap makanan tersebut dengan santai. “shut” stela memberi kode kepadaku sambil matanya melirik ke arah kiri, aku pun menoleh ke kiri dan melihat grombolan cowok tadi sudah mengalihkan pandangannya.
“kenapa stel? Aku pun bertanya kepada stel.

“dari beberapa grombolan cowok itu ngeliatin kita berdua. Walaupun gua lagi fokus ke makanan tapi perasaan gua dari mereka ada yang ngelirik dan liatin kita berdua terus ran” jawab stel.

“emang iya tadi pas lu ngasih kode ke gua, gua langsung ngeliat tapi cowok itu langsung ngalihin pandangan gitu stel” jawab aku.

Disitu kita berdua sibuk untuk menghabiskan makanan dan segera pergi dari kantin. Aku dan stel membayar makanan yang tadi dan langsung pergi ketempat tongkrongan yaitu di depan lab komputer.

Sesampai di depan lab kita berdua duduk dan membahas yang di kantin.

“stel tadi siapa sih yang sebut-sebut nama lu dan nunjuk ke kita?” Tanya aku.

“gatau gua juga aneh banget ih.”
**Waktunya masuk kelas jam pelajaran akan segera di mulai....**
“udah bel stel yu ke kelas” ajak aku pada stela.
“oke ayo.”

CHAPTER 2

*Keesokan harinya di sekolah...*
“raisa...raisa...” aurel menghampiriku dengan tergesa-gesa.
“ada apa? Kenapa?” jawab aku kaget.
“sumpah ya sumpah ran.”
“ada apaan sih? Ngomong tuh pelan-pelan” jawab aku ngedumel.
“ternyata yang grombolan cowok kemarin itu anak kelas 98” jawab stela.
“oh anak kelas 98 toh” jawab aku.

Akhirnya kita berdua pergi ke bawah untuk duduk di depan lab. Menjelang beberapa menit aku dan stela duduk, aku dan stela melihat segrombolan anak cowok kelas 98 dari arah ujung lorong. Mereka berjalan ke arah kita berdua dan melewati aku dan stela yang sedang duduk mengarah ke lapangan.

Menjelang sholat dhuha kita berdua bergegas pergi untuk mengambil wudhu di dekat toilet. Setelah mengambil wudhu aku berdua pergi ke mushola yang tidak jauh dari tempat wudhu.

Sehabis sholat dhuha aku dan stela pergi ke kelas masing-masing. Stela 91 dan aku 92. Aku masuk kelas untuk mulai pelajaran.

*Waktu belajar telah selesai...*

Bel pulang sekolah telah berbunyi, aku pun keluar dan menunggu keluarnya stela dari kelasnya. Setelah aurel keluar kita berdua jalan menuju tangga paling ujung pas sudah mulai dekat dengan kelas paling ujung yaitu kelas 98, aku dan stela melihat grombolan anak cowok di depan kelasnya.

“raisa nanti jalan agak lebih cepat dikit ya” kata stela.
“lah emang kenapa? Biasa aja kali jalannya jangan buru buru banget” jawab aku.

Memang aku sudah melihat dari kejauhan kalau di kelas ujung 98 itu ramai. Sesampai aku berjalan melewati kelas 98 yang tidak jauh lagi dari tangga aku melihat 1 anak cowok dengan tatapan tajam.

“raisa ayo cepetan jalannya” stela menoleh kebelakang sembari menarik tanganku.
Disitu aku turun dan duduk di depan pos satpam. Sambil duduk aku dan stela memesan ojol sesuai alamat rumah masing-masing.

“stel gua mau cerita sama lu”jawab aku
“cerita apa? Yah sa ojol gua udah sampai duluan. Gua duluan ya” jawab stela
“oh yaudah hati-hati ya dijalan, kalau udah sampai rumah kabarin gua” jawab aku lagi
“ oke oke lu juga ya, bye”stela melambaikan tangan padaku
Aku pun melambaikan tangan juga kepadanya, “sebenarnya aku mau cerita ke stela tentang cowok yang di atas tadi. Ya sudahlah besok saja aku ceritanya” ujar dalam hatiku

*Malam harinya*

Aku bercerita kepada aurel via pesan di ponsel.
“stel”
“apa?” jawab stela
“gua mau cerita sama lu” jawab aku
“cerita apa?”
“jadi begini pas kita turun tangga gua liat cowok, tapi gua gak tau siapa namanya terus juga gua sama dia saling menatap”
“siapa?” jawab stela penasaran
“gua juga gak tau, tapi gua inget wajahnya”
“siapa sih? Lu ada fotonya ga?” tanya stela dengan penasaran
“gua aja gak tau namanya, apalagi fotonya. Gimana sih lu” jawab aku
“yang mana sih orangnya penasaran gua”
“ya udah deh besok gua kasih tau orangnya yang mana, pas disekolah pasti ketemu”
“ya udah oke”

CHAPTER 3

Di sekolah aku belajar sesuai waktu dan mata pelajarannya setelah berbunyi bel istirahat aku dan stela turun kebawah untuk makan bekal di depan lab komputer seperti biasa.

Di lab komputer aku berdua sibuk makan bekal, dimana kita berdua makan terdengar suara ramai cowok. Setelah aku menoleh ke kiri ternyata grombolan anak cowok 98 disitu aku pun terdiam dan memberi kode kepada temanku stela.

“shut stel stel” bisik pelanku.
“apaan?” jawab stela.
“ada grombolan cowok anak 98” jawab lagi aku dengan pelan.
“iya, terus?.”
“tapi ada cowok yang tadi malam gua kasih tau ke lu” jawabku dengan wajah geram.
“mana? Mana?” jawab stela dengan keras sambil wajahnya mengarah grombolan tersebut.
Gerombolan cowok itu melewati aku dan stela yang sedang makan, setelah mereka melewati kita. Aku pun menoleh ke arah grombolan pergi.
“itu stel yang paling belakang, yang putih”jawabku sambil mengarah cowok tersebut.

“yang mana sih? Yang itu?” Jawab stel dengan suara agak keras sambil menunjuk cowok tersebut.
“pelan-pelan bicaranya nanti kedengaran sama cowok itu, iya yang itu stel” jawab aku.
“OMG! Dia itu rizky hamdan anak kelas 98” jawab stela kaget.

“ooohh dia anak kelas 98 pantesan” jawab aku kaget dan bingung.
“kenapa? Lu suka sama dia?” tanya stela.
“hah? Hmm gak, gak apa apa kok” jawab aku malu dengan pipi memerah.
“udah gak usah bohong, jujur aja sama gua” jawab stela dengan tatapan tajam.
“hhmm gimana ya jawabnya” jawab aku ragu-ragu. “iya rel gua suka sama rizky” jawab aku.
“OMG!” jawab stela. “kenapa?” tanya aku.
“gak, oh iya sih rizky kan anak eskul rohis sa.”
“pantesan gua liat dari wajahnya, kalem gitu.” “oh iya stel lu punya nomer sih rizky gak? Lu kan anak keputrian? Jawab aku penasaran
“coba nanti gua liat di ponsel sama cari di group.”
“kenapa gak sekarang aja, lu kan bawa ponsel rel.”
“gak ah, takut ketahuan guru nanti ponsel gua di sita. Udah pas gua di rumah aja” jawab stela ketakutan.
“ya udah oke oke”

*Di rumah*

“rel gua bagi nomer sih ahmad dong(” aku mengirim pesan aurel lewat via ponsel.
“ciee...”
“ciee apa sih? Aku kan cuman minta nomernya doang, mana nomernya?” jawab aku tidak sabar.
“bentar ya, nomernya belum gua simpan. gua simpan dulu ya” jawab aurel.
“langsung kirim aja ya!”Aku menunggu kontak ahmad yang di kirim aurel.
Tidak butuh waktu lama notif pesan masuk diponselku, ternyata aurel mengirim kontak ahmad kepadaku. Disitu aku tersenyum sendiri sambil menyimpan nomernya dan tidak lupa juga aku berterima kasih kepada temanku
“ahmad 0882812345**”
“bilang jangan dari gua ya!.”
“ok terima kasih(” aku berterima kasih pada aurel lewat via ponsel.

CHAPTER 4

*Seminggu kemudian*
Sepulang sekolah aku dan teman teman biasa duduk di depan pos satpam. Aku pun berbincang bincang dengan aurel.

Setelah berbincang, aku dan aurel dari bawah melihat ahmad di lorong atas kelas.
“kiran tuh ahmad di lorong atas kelas, mau turun ke bawah.”
“oh iya” aku pun tersenyum kecil setelah melihat ahmad di atas kelasnya.
“sapa dah tuh mut.”
“gak ah gua sama dia belum saling kenal, dia juga gak kenal gua.” “nanti di kirain SKSD lagi.
“gak mau apa malu?
Aku pun tersenyum dan pipi memerah.
Siswa kelasan atas pun turun ke bawah terutama juga ahmad. Banyak siswa yang lewat di depanku dimana aku dan aurel sedang duduk, aku pun melihat ahmad dan teman temannya lewat di depan aku dan aurel.
“sapa ran cepat, sapa ahmad” jawab aurel sambil mendorong bahuku.

“gak ah rel” disitu perasaan aku mau tidak mau dengan suruhan aurel, tapi aku sangat malu dan deg degan.
Akhirnya aku melihat ahmad dan teman-temannya duduk di depan gerbang sekolah. Aku mencoba mendekat gerbang untuk memberanikan diri menyapa ahmad yang sedang duduk di sana. Walaupun perasaan ku penuh dengan malu takut dan lain-lain.

Aku pun melihat keadaan sekitar apa masih ramai dengan siswa yang pulang. Aku celingak celinguk ke kanan ke kiri ke depan dan ke belakang. Keadaan tidak terlalu ramai aku mulai memberanikan diri menyapa kepada ahmad yang sedang duduk.


Dengan bahagianya aku sambil tersenyum sendiri ketika melihat ahmad yang sedang menghabiskan jajanannya. Aku pun tersenyum kepadanya lalu dia membalas dengan senyuman. Ahmad terlihat kebingungan saat aku tersenyum kepadanya sambil melihat kanan, kiri, belakang untuk memastikan aku sedang terenyum kepada siapa.

Diapun menunjuk diri sendiri sambil celingak celinguk “KE GUA” ujar dia.
“iya lu” jawab aku sambil menunjuk arah ahmad. Aku kembali tersenyum kepadanya dia juga tersenyum kepadaku.

Setelah itu aku kembali untuk bertemu dengan aurel, tapi aku tidak melihat aurel di tempat aku tunggu tadi. “Mungkin aurel pergi dengan teman-teman kelasnya” batinku.

Aku beranjak mengambil ponsel dari dalam tasku, segera aku menghubungi aurel tapi tidak diangkat dengannya.

“Kirana” suara aurel memanggilku. Aku segera bangun dari dudukku dan mendatangi aurel
“lu darimana gua cariin juga” jawab aku kesal.
“gua tadi kekantin nganterin temen gua” jawab
“ oh ya udah gua duluan ya. Gua udah di jemput noh” jawab aku
“oke hati-hati di jalan”

CHAPTER 5

*Keesokan pagi di sekolah*

Pagi ini adalah pagi yang sangat indah bagiku. Entah kenapa dari semalam aku merasa senang. “apa kejadian kemaren aku bertemu ahmad?” batinku berkata dengan melamun.

“kirana” teman sebangku alya mengejutkanku dari belakang.
“apa?” jawab aku dengan terkejut
“ngelamun aja lu, mikirin siapa sih?” “daripada lu ngelamun ga jelas mending ke kantin yu”
“ga, ga apa-apa kok, ya udah ayu”
Alya ini teman sebangku. Dia itu baik, cantik, perhatian, selalu ada buat aku di saat aku suka maupun duka, baik hati dan tidak sombong.

Susah cari teman yang selalu ada buat kita dikala saat susah dan senang, namun ada sebaliknya ketika senang dekat dengan kita ketika kita susah dia menjauh.
*lanjut cerita*

Sesampainya di kantin aku dan alya membeli makanan dan minuman. Sambil menunggu kami berdua duduk-duduk dan berbincang-bincang. Setelah kami menghabiskan makanan dan minuman.
“kiran”
“hhmm?”
“yu ke kelas?”
“lu duluan aja, gua masih mau disini hehe”
“yeuh ya udah gua duluan ya”
“oke dah”
Disaat aku sedang duduk sendiri di kantin, dan melihat aurel berjalan menuju kantin. Aku pun memanggil aurel sambil melambaikan tanganku dengannya.
“aurel...” aurel menuju tempat yang aku duduki. “lama banget lu keluarnya, susah emang ulangannya?” tanya aku.
“lumayan lah.”

“yu makan gua udah laper nih, lu mau pesen apa rel?
“gua bawa makanan dari rumah.”
“ya udah yu, gua juga bawa makanan dari rumah” jawab aku sambil pergi membeli minuman.
Setelah menghabiskan makanan

*Malam hari*

Pukul 20.22 ponsel ku bunyi tanda ada pesan masuk, setelah aku mengambil dan melihatnya ternyata pesan dari aurel.

“BSK MAIN NAPA”
“MAIN KMN?” “GUA GA ADA KUOTA” “JADI BALESNYA LAMA” balas aku setengah jam kemudain.
Memang disaat itu kuota bulanan aku habis hehehe. Balas aku juga hanya di baca saja dengan aurel. “Ya sudahlah besok pagi saja aku hubungi lagi” batin aku.

CHAPTER 6

*keesokan harinya*
Hari ini hari sabtu, dimana sudah selesai ujian.
“RUMAH GUA MAU GAAAA???” aurel mengirim pesan kepadaku.
“TAPI SIANG GA APA-APA KAN” jawab aku pesan dari aurel.

Maaf ya teman teman pesannya dengn huruf besar, karena memang kenyataannya seperti itu hehe. *Lanjut lagi*
“GA APA-APA MAU JAM BERAPAA??”
“JAM 1 AN”
“OKEE TAPI JAN TERLALU SIANG YA”
“JAM 1 GA APA-APA”
“INSYAH ALLAH”

Maaf ya teman-teman ada beberapa adegan chattingan dengan huruf kapital, memang cerita kenyataan seperti itu hehehe. Lanjut ceritaaa...
“Oke deh””Memang knp jangan terlalu siang” “Lu mau tidur siang ya?”

“iya tergantung juga si kalo lu mian iya ga” “kan malemnya mau malming wkwkwk”
“ran jadi main?” tanya aurel
“Jadi” jawab aku
“okeee” “udah otw”
“Blm jam 1 an, blm sholat juga aku beb”
“yoda gua solat dulu”
“Beb alamat ojol apa beb?

Setelah aurel mengirim alamat rumahnya, aku segera memesan ojek online. Sesampai di rumah aku tidak lupa bersalaman dengan orang tuanya.

*** bersambung *** emoticon-Ngacir2 emoticon-Ngacir2
Diubah oleh swiitdebby 20-11-2020 02:06
bukhorigan
terbitcomyt
rieed
rieed dan 3 lainnya memberi reputasi
4
684
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan