- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tidak Perlu Angkat Senjata untuk Jadi Pahlawan, Seperti Bapak Ini Misalnya
TS
rukminiirawan
Tidak Perlu Angkat Senjata untuk Jadi Pahlawan, Seperti Bapak Ini Misalnya

Berbicara tentang pahlawan, saya tadi sempet intip KBBI dan dapetin pengertiannya yakni “pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela keberanian atau pejuang yang gagah berani”. Jadi udah jelas sekali kalau sematan kata pahlawan bukan hanya di berikan untuk kepada beliau-beliau yang telah gugur dalam mempertahankan negara tercinta kita ini , tetapi lebih jauh dari itu, orang-orang yang kita kenal sebagai tokoh, sosok yang menginspirasi ataupun orang yang mendedikasikan waktunya untuk suatu hal yang mulia maka dia pun juga pahlawan (walaupun dalam skala yang kecil, misalnya dalam masyarakat).
Nah maka dari itu pikiran saya langsung tertuju pada salah tetangga saya di lingkungan rumah kami, beliau sendiri telah memasuki usia sepuh dan sepanjang 9 tahun saya mengenalnya, saya berani bersaksi umur-umurnya di habiskan untuk kebaikan dan mengusahakan agar para tetangganya dalam keadaan baik, baik ekonomi maupun mengusahakan baik hubungan kepada Tuhan.
Untuk selanjutnya saya lebih nyaman menyebut namanya dengan inisialnya saja yakni AP, beliau mantan lurah di salah satu kelurahan di kota Makassar dan sudah lama pensiun. Awal saya mengenal beliau (dan selalu bersyukur bisa dipertemukan dengannya) adalah pada sekitar pertengahan 2010 lalu, dia datang dengan peci hitam serta rapi berbatik dan berkain sarung dan tebakanku beliau baru pulang beribadah di Masjid, maka di samperilah saya dengan temanku yang usia kami waktu itu kelas 1 SMP. Dengan senyuman khas kebapakan ia bertutur dengan awalan ‘nak’ sembari mengingatkan untuk selalu shalat dan mengajak kami ke rumahnya untuk belajar mengaji, meskipun niatnya baik tetapi kami tanggap untuk waspada terhadap orang baru yang bisa saja berbuat bahaya pada diri kami yang masih kecil kala itu.
Akhirnya dengan berbagai pendekatan dan keramahannya pada semua usia, kami (anak-anak kecil/remaja dilingkungannya) dikumpulkan untuk belajar mengaji dan memperbaiki huruf-huruf hijaiah yang masih belepotan di lidah. Singkatnya beliau kami anggap sebagai orang tua baru yang mengajarkan ngaji, akhlak, adab dan banyak hal-hal baru tentang agama lainnya yang baru kami dapat dengannya.
Mungkin pada kebanyakan guru ngaji, mereka yang kita beri penghargaan karena dedikasinya mengajar dengan memeberikan sedikit uang sebagai ‘upah’ ngajar, tetapi beliau, bapak AP tidak pernah memungut apa-apa dari kami, tetapi justeru beliau dan isterinya yang selalu menyuguhkan kami aneka makan yang sangat lezat untuk dimakan ramai-ramai, mulai makanan berat sampai ringan, rasanya apapun yang ada di dapurnya selalu dikeluarkan untuk kami para bocah-bocah ini.
Jumlah kami waktu itu 10-15 orang, yang setiap sore selalu datang berduyun-duyun dan sangat semangat, sebab selain suguhan makanan, beliau dan isterinya pun selalu memberikan kami banyak hadiah yang mahal dan indah, sepatu, celana, pakaian kokoh, jilbab, ransel yang kesemuanya ada cap tokoh. Kadang kufikir, beliau bukan keluarga kami tetapi rasanya sudah sangat dekat, dan kami dapat merasakan bagaimana ketulusannya berbagi.
Hal yang selalu saya ingat adalah bagaimana ketika kami pulang belajar ilmu darinya, kami jabat tangannya dengan takzim dan beliau memegang kepala tiap-tiap muridnya dengan lembut sembari berdoa dengan doa kebaikan yang cakupannya meliputi sukses di dunia maupun di akhirat.
Lalu dimana letak kepahlawanannya?
Para muridnya ini (sekitar angkatan 2011-2017 (sebelum masing-masing sibuk dan jarang lagi ngaji karena kuliah dan jadwal padat SMA), ketika punya waktu luang, maka ada yang ngajar ngaji kepada anak-anak kecil umuran SD dan TK, satu murid bapak AP bisa ngajar 3- 5 anak kecil lainnya, nah bayangkan jika ada 3 muridnya bapak AP bisa ngajar kira-kira 12-15 anak kecil, jika 4, 5?
Belum lagi yang didik untuk persiapan jadi imam masjid, awalnya imam di mushollah, imam tarawih, dan semakin bapak AP gembleng untuk jadi pegiat masjid, jika muridnya ini yang sudah memadai jadi imam masjid mengajarkan hal serupa kepada 5 anak lain misalnya, kan lumayan hehe..
Beliau hanya menanam tunas 10-15 orang pada 2011 lalu, dan sekarang tumbuh berkembang kebaikannya pada puluhan anak-anak lainnya. Jika saya lihat fakta ini di lapangan, saya sangat bersyukur dan terharu sekali dengannya.
Agustus 2016 lalu, ketika saya punya banyak waktu luang (sebelum mendaftar kuliah), beliau berinisiatif mengadakan pengajian khusus ibu-ibu dan bapak-bapak di sekitar lingkungan kami, meski beliau tidak mengatakan resah, tetapi saya dapat membaca keresahannya soal ‘apakah tetangganya para kalangan ibu-ibu memahami fikih rumah tangga? Fikih perempuan? Cara parenting yang benar dan lain-lain’, ‘dan apakah bapak-bapak memahami fikih seorang kepala rumah tangga? Keilmuan dalam mengemban amanah sebagai kepala rumah tangga?’. Maka dengan segala kerendahannya beliau mewujudkan hal itu, 2 kali seminggu beliau adakan pengajian ilmu di rumahnya, konsumsinya, fasilitasnya, semuanya dalam tanggungannya.
Beliau pun menjadi pengelola zakat mal di salah satu masjid, harta zakat mal itu beliau gunakan sebaik-baiknya. Saya ingat ketika 2016 lalu beliau meminta saya memanggil warga yang sepengetahuann saya lemah ekonomi, kemudian beliau santuni dengan zakat mal dalam amplop putih yang kisaran 1 juta.
Untuk pendidikan pun beliau sangat peduli, ia sering mengisahkan bagaimana sulitnya medan yang ia hadapi ketika masa-masa kuliah di tahun 70an dulu sebagai ajaran agar kami harus rajin dalam menuntut ilmu.
Ketika itu, saya baru mendaftar kuliah, ia memanggil saya untuk memberi tahu bahwa setiap semester ia akan membayarkan uang kuliah saya sampai lulus dengan zakat mal. Saya sangat terharu dan sangat-sangat bersyukur, sebab orang tua saya sangat berat jika harus mereka yang membiayai saya sampai lulus..
Beliau lah pahlawan kami, diajarkannya kami adab dan agama, hingga beranak pinak muridnya, hingga lingkungan kami terkhusus para kanak-kanak dapat dengan fasih ngaji, beliau lah yang selalu mendorong pendidikan anak-anak di masyarakat kami. Beliau inisiasi les bahasa inggirs jika malam, belajar tajwid, dan ahh terlalu banyak kebaikannya untuk saya rangkum..



Spoiler for sumber:
tien212700 dan orgbekasi67 memberi reputasi
2
348
6
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan