- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Nggak Kaleng-kaleng! Penembak Jitu Dikerahkan Basmi Tikus di Klaten


TS
mr.khonthol
Nggak Kaleng-kaleng! Penembak Jitu Dikerahkan Basmi Tikus di Klaten
Quote:

ILUSTRASI SNIPER

Para penembak jitu senapan angin yang dikerahkan Kelompok Tani Bhakti Tani Desa Barepan, Kecamatan Cawas untuk memburu hama tikus
Petani di Desa Barepan, Kecamatan Cawas, Klaten mengerahkan penembak jitu (sniper) senapan angin untuk memburu hama tikus. Sebab, serangan hama tikus itu sudah membuat para petani di Desa Barepan, Klaten jengkel.
"Sudah jengkel karena dengan racun sudah tidak mempan, dipagar juga tidak takut. Maka kita undang para penembak jitu senapan angin," kata Ketua Kelompok Tani Bhakti Tani Desa Barepan, Kecamatan Cawas, Sriyanto, saat dihubungi detikcom, Rabu (18/11/2020).
Sriyanto mengatakan para pemburu itu tidak hanya berasal dari desanya saja, tapi ada yang berasal dari kecamatan lain.
"Ada yang dari kecamatan Karangdowo juga. Total penembak yang ikut ada 10 orang dengan senapan angin," jelas Sriyanto.
Kegiatan perburuan tikus ini sudah dilakukan dua kali, pada 15 November dan 17 November 2020. Sriyanto mengatakan salah seorang pemburu bahkan ada yang mendapat seratus tikus.
"Sudah dua kali, yang pertama itu cuma dapat sekitar 100 tapi yang kedua atau tadi malam (Selasa) dapat cukup banyak. Ada satu penembak dapat 100 ekor," kata Sriyanto.
Dia mengatakan perburuan tikus ini dimulai sejak pukul 19.00 WIB hingga dini hari. Para pemburu alias sniper yang mendapatkan tikus bisa menukarnya dengan uang lewat kelompok tani.
"Per ekor tikus kita beli Rp 2 ribu dan rata-rata penembak bisa dapat Rp 50 ribu-Rp 100 ribu. Uang diserahkan oleh kelompok tani sebab ini kegiatan kelompok tani dan uang itu untuk penyemangat saja," terang Sriyanto.
Terpisah, Kasi Kesra Desa Barepan, Tri Iswororini mengatakan kegiatan perburuan ini cukup efektif menekan hama tikus. Dari dua kali kegiatan, total ada 802 tikus dewasa yang mati.
"Di mulai tanggal 15 November 2020 dan tanggal 17 November 2020, ini sudah mendapatkan 802 ekor. Penembak yang terlibat ada 10 orang mulai menembak sekitar pukul 19.00 WIB," jelas Tri saat ditemui detikcom di kantornya.
Tri mengatakan per satu ekor tikus hasil buruan sniper dihargai Rp 2 ribu. Kelompok tani tidak mengharuskan tikus yang dibunuh merupakan tikus dewasa.
"Kita hargai sama Rp 2 ribu sebab tikus yang menyerang semua ukuran besar dewasa. Kendalanya yang tikus kecil tidak kena," sambung Tri.
Tri menjelaskan serangan hama tikus itu sudah membuat jengkel para petani. Sebab, hama tikus itu menyerang padi yang baru saja ditanam dan juga usia muda.
"Usia padi baru tahap awal pembenihan juga diserang, ada usia 3-7 hari juga kena. Tapi sejauh ini belum menyebabkan puso," ucap Tri.
Selain itu, pihaknya sudah mencoba mengatasi tikus dengan jaring atau pun racun. Namun, hal itu masih tidak bisa menekan jumlah hama tikus di wilayahnya.
"Racun hanya sehari dan setelah itu tidak mau makan. Akhirnya kita putuskan untuk ditembak mengerahkan penembak," ucap Tri.
Hal senada juga disampaikan Kades Barepan, Irmawan Andriyanto. Irmawan mengatakan serangan hama tikus itu sudah merebak dan membuat pusing petani.
"Berbagai cara dilakukan, ada gropyokan biasa, pakai jaring tapi kita pilih cara ditembak. Sebab dengan racun umpan tikusnya seperti tahu sehingga cuma mau makan sekali dan setelah itu tidak mau," terang Irmawan pada detikcom di kantornya.
SUMBER
"Sudah jengkel karena dengan racun sudah tidak mempan, dipagar juga tidak takut. Maka kita undang para penembak jitu senapan angin," kata Ketua Kelompok Tani Bhakti Tani Desa Barepan, Kecamatan Cawas, Sriyanto, saat dihubungi detikcom, Rabu (18/11/2020).
Sriyanto mengatakan para pemburu itu tidak hanya berasal dari desanya saja, tapi ada yang berasal dari kecamatan lain.
"Ada yang dari kecamatan Karangdowo juga. Total penembak yang ikut ada 10 orang dengan senapan angin," jelas Sriyanto.
Kegiatan perburuan tikus ini sudah dilakukan dua kali, pada 15 November dan 17 November 2020. Sriyanto mengatakan salah seorang pemburu bahkan ada yang mendapat seratus tikus.
"Sudah dua kali, yang pertama itu cuma dapat sekitar 100 tapi yang kedua atau tadi malam (Selasa) dapat cukup banyak. Ada satu penembak dapat 100 ekor," kata Sriyanto.
Dia mengatakan perburuan tikus ini dimulai sejak pukul 19.00 WIB hingga dini hari. Para pemburu alias sniper yang mendapatkan tikus bisa menukarnya dengan uang lewat kelompok tani.
"Per ekor tikus kita beli Rp 2 ribu dan rata-rata penembak bisa dapat Rp 50 ribu-Rp 100 ribu. Uang diserahkan oleh kelompok tani sebab ini kegiatan kelompok tani dan uang itu untuk penyemangat saja," terang Sriyanto.
Terpisah, Kasi Kesra Desa Barepan, Tri Iswororini mengatakan kegiatan perburuan ini cukup efektif menekan hama tikus. Dari dua kali kegiatan, total ada 802 tikus dewasa yang mati.
"Di mulai tanggal 15 November 2020 dan tanggal 17 November 2020, ini sudah mendapatkan 802 ekor. Penembak yang terlibat ada 10 orang mulai menembak sekitar pukul 19.00 WIB," jelas Tri saat ditemui detikcom di kantornya.
Tri mengatakan per satu ekor tikus hasil buruan sniper dihargai Rp 2 ribu. Kelompok tani tidak mengharuskan tikus yang dibunuh merupakan tikus dewasa.
"Kita hargai sama Rp 2 ribu sebab tikus yang menyerang semua ukuran besar dewasa. Kendalanya yang tikus kecil tidak kena," sambung Tri.
Tri menjelaskan serangan hama tikus itu sudah membuat jengkel para petani. Sebab, hama tikus itu menyerang padi yang baru saja ditanam dan juga usia muda.
"Usia padi baru tahap awal pembenihan juga diserang, ada usia 3-7 hari juga kena. Tapi sejauh ini belum menyebabkan puso," ucap Tri.
Selain itu, pihaknya sudah mencoba mengatasi tikus dengan jaring atau pun racun. Namun, hal itu masih tidak bisa menekan jumlah hama tikus di wilayahnya.
"Racun hanya sehari dan setelah itu tidak mau makan. Akhirnya kita putuskan untuk ditembak mengerahkan penembak," ucap Tri.
Hal senada juga disampaikan Kades Barepan, Irmawan Andriyanto. Irmawan mengatakan serangan hama tikus itu sudah merebak dan membuat pusing petani.
"Berbagai cara dilakukan, ada gropyokan biasa, pakai jaring tapi kita pilih cara ditembak. Sebab dengan racun umpan tikusnya seperti tahu sehingga cuma mau makan sekali dan setelah itu tidak mau," terang Irmawan pada detikcom di kantornya.
SUMBER
MANTAB BETUL BRAY





nomorelies memberi reputasi
1
1.2K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan