Berbagai Tradisi ‘Kejam’ Untuk Lansia, Sampai Ada Yang Melakukan Eutanasia!
TS
rukminiirawan
Berbagai Tradisi ‘Kejam’ Untuk Lansia, Sampai Ada Yang Melakukan Eutanasia!
Menjadi tua adalah sebuah hal yang niscaya adanya dalam fase-fase berkembangnya semua hal di jagad ini, tumbuhan, hewan, alam raya, dan tentu saja manusia pun demikian, semua akan digilas oleh waktu tanpa mau tau bagaimana kerasnya usaha mempertahankan ‘umur muda’.
Biasanya manusia yang telah menjumpai umur tua akan berkurang energy dan lebih mudah lelah, tidak segesit ketika muda, panca indera bermasalah, imun mulai menurun serta mudah jatuh sakit. Nah karena kondisi tubuh yang kian melemah, maka sepatutnya para keluarga terdekatnya termasuk anak cucu, seyogyanyalah membalas budi dengan cara merawat para lansia dengan lemah lembut sebagaimana ia dahulu telah menyapi kita.
Memuliakan para orang tua yang telah sepuh adalah moral dan adab yang berlaku diseluruh dunia, karena itu merupakan insting dari hati untuk memberikan pelayanan terbaik diwaktu-waktu lemahnya, tetapi apakah semua begitu?
Berikut ini ada beberapa tradisi dalam memperlakukan para lansianya yang menurut sebagian manusia adalah tidak wajar dan cukup kejam, tetapi jika hal itu adalah lumrah dan menjadi kebiasaan di tanah mereka, maka apa boleh dikata dan tidak bisa dilarang juga. Nah apa dan dimana saja tradisi yang cukup ‘kejam’ bagi para lansianya? Simak terus gan..
Quote:
1.Tradisi yang pertama namanya Thalaikoothal, di India
Kejam, di luar nalar, tanpa belas kasih! Itu dia 3 kata pilihan saya untuk tradisi ini ketika menelisik lebih jauh tentangnya.
Jadi, tradisi ini asli terjadi di daratan India, tepatnya di India selatan. Thalaikoothal adalah tradisi yakni berisi praktik eutanasia bagi para orang tua dalam tanggungan mereka. Tidak sabar dalam mengurus penyakitnya ataupun tergesa-gesa untuk mendapat harta waris adalah alasan dari seringnya di lakukan praktik ini.
Eutanasia? Berarti membunuh secara halus dong? Iya benar sekali, maka cara-cara yang biasanya dilakukan dalam ‘mengeksekusi’ para lansia mereka adalah di awal pagi buta, para lansia akan disuruh mandi dengan kandungan minyak kental kemudian diminta minum air kelapa tua, nah efek dari kebiasaan ini akan membuat suhu tubuh seseorang menurun drastis, gagal ginjal serta demam tinggi dan akhirnya dapat berujung meninggal dalam rentan 1-2 hari saja.
Selain itu, racun untuk membunuh ular dan babi biasanya akan dicampurkan pada makanan sang lansia hingga keracunan dan mati. Ataupun juga mencekoki susu dalam jumlah yang banyak dan tanpa henti biasa diakukan, hal tersebut di maksudkan agar susu yang diminumsi lansia akan menuju ke saluran pernapasan sehingga tersedak dan menimbulkan kematian.
Dan lagi cara lainnya, biasanya si keluarga akan memijat kepala lansia dengan air dingin sehingga suhu tubuhnya akan terus menurun dan mengakibatan gagal jantung
Pria lansia yang kebanyakan menjadi korban dari keluarganya sendiri dibanding
wanita, sebab laki-laki lah yang dominan berharta dan menjadi empu bagi harta-hartanya dalam keluarga.
Tahun 2010 lalu di India pernah gempar akibat seorang kakek tua berusia 80an tahun kabur dari rumah dan meminta perlindungan aparat karena mendengar bagaimana anak-anaknya merencakanan pembunuhan dirinya dan juga pemeta-metaan hartanya ketika ia telah dibunuh.
Meski tradisi ini banyak ditentang namun masih tetap dilakukan, alasan kuatnya adalah soal ekonomi.
Sejauh ini, sebanyak 360 juta penduduk India belum bisa makan 3 kali sehari, dan yang banyak melakukan tradisi ini adalah mereka yang pekerja kasar seperti gembala ternak dan buruh, yang benar-benar tidak waktu dan banyak biaya untuk merawat lansianya.
Meskipun secara umum kita melihat ini adalah pembunuhan dan perilaku biadab, tetapi faktaya dilapangan, masih ada segelintir para lansia yang justeru meminta agar Thalaikoothal dilakukan padanya, ataupun juga si keluarga sebelum melakukan Thalaikoothal akan meminta izin kepada empunya si tubuh alias keluarganya yang sudah tua.
Quote:
2.Ubasute di Jepang pada zaman dahulu
Nah kali ini di Jepang, tetapi Jepang era dahulu kala. Ubasute sendiri memiliki arti ‘meninggalkan wanita tua’, nah sesuai dengan artinya, maka benar bahwa tradisi ini cukup membut kita mengecapnya kejam, tapi sekali lagi ini adalah tradisi mereka.
Tetapi Ubasute sendiri masih dikategorikan sebagai legenda, atau cerita rakyat, kebenarannya masih simpang siur untuk diterima.
Tempat yang biasanya dijadikan tujuan untuk membuang ibu bapaknya yang telah lansia adalah di kaki Gunung Fuji, yakni hutan Aokighara. Jadi si anak lekai harus menggendong sang ibu ke hutan tempatnya ke kelak dibuang, dengan memberikannya bekal secukupnya sebagai makanan-makanan terakhir untuknya.
Si orang tua yang di gendongnya, akan ditinggalkan sendirian dan endingnya si lansia tersebut akan mati karena bekalnya habis, dehidrasi ataupun dimakan binatang buas.
Tradisi ini muncul diyakini karena dahulu kisaran tahun 1783, Gunung Asama meletus dan memicu kelaparan yang parah, ditambah serbuan serangga pemakan tanaman membuat rakyat gagal panen. Nah untuk mengurangi jumlah mulut yang hendak diberi makan karena persediaan sangat terbatas maka para lansia lah yang dipilih untuk di buang ke kaki gunung Fuji tersebut.
Kini Jepang telah menjadi negara maju dan modern, sudah tidak ada lagi gunung meletus yang memporak-porandakan ekonomi, sudah tidak ada kesusahan makanan sampai-sampai membuang orang tua ke hutan, tetapi tahukah agan-agan sekalian kalau di era ini masih ada orang yang berusaha mempraktekan kembali Ubasute? Tetapi hanya saja Ubasute versi modern..
Tahun 2018 lalu seorang wanita kedapatan polisi saat membuang ayahnya yang sudah sangat sepuh plus terkena Alzheimer di jalan tol, alasannya? Karena ekonominya hancur disebabkan serangan serangga hingga gagal panen? Tidak, alasannya karena tidak sanggup lagi mengurus sang ayah, waah..
Quote:
3.Senisida oleh orang Eskimo
Senisida adalah istilah untuk tradisi membuang para lansia. Sama seperti dua tradisi di atas, hal serupa pun dilakukan oleh kelompok Eskimo di kutub sana. Mereka akan meninggalkan atau lebih teptnya membuang para lansianya di es yang jauh dari mereka, supaya si lansia akan mati dengan sendirinya sekaligus menghindarkan dari pembusukan tubuh karena dingin yang terlalu.
Faktor sulitnya bertahan hidup, susahnya mencari makanan di tengah es menyebabkan cara itu yang harus mereka tempuh untuk tetap eksis.
Sekali lagi, meskipun dari sudut pandang kita secara umum ini adalah pembunuhan dan tindakan kejam, tetapi bagi para lainsia di kelompok Eksimo sendiri , Senisida adalah sebuah berkah, sebab dapat dapat keluar dari kehidupan dengan cara yang terhormat dan tidak lagi menjadi beban untuk keluarganya.
Quote:
Selain ke 3 hal di atas, di zaman romawi kuno diketahui pernah melakukan upacara pembunuhan untuk warganya yang berusia 60 tahun ke atas, denagan cara diceburkan ke dalam sungai Tiber. Hanya saja kebenaran ini masih diragukan karena sangat minim artikel yang membahasnya, terkait tahun, di masa kaisar siapa, penyebabnya apa dan lain sebagainya.
Nah sekali lagi, meskipun semua tradisi di atas menurut pandangan umum adalah hal yang tidak benar, sadis dan termasuk pembunuhan, tetapi jika di tanah mereka itu adalah hal yang lumrah maka itu baik menurutnya, dan masyarakat umum hanya bisa mendengus ngeri melihatnya tanpa punya kuasa untuk melarangnya (ya kecuali si korban datang ke pihak berwajib, ataupun mengadakan upaya penghapusan tradisi itu).
Orang tua adalah hal alami terbaik yang pernah ada, gitu kali ya quote Spongebob kalau saya tidak salah dengar
Spoiler for SUMBER:
Thread by TS, referensi :
1,2,[url=https://akuraS E N S O Rnews/id-735839-read-5-tradisi-super-ekstrem-dari-berbagai-negara-ada-praktik-makan-anggota-keluarga-yang-mati]3[/url]